" Mas...!! "
Tasya kaget saat melihat Dika berada di Apotek yang sama, dan Dika membayar semua obat yang Tasya beli.
" Kenapa nggak minta sama Mas hem.. "
" Maaf Mas, Aku nggak mau merepotkan mas."
" Kita pulang, kasihan ibu." Dika menarik pelan tangan Tasya menuju ke arah motor nya.
" Mas, nanti Saya ganti uang nya ini separonya dulu." Ucap Tasya sebelum menaiki motor Dika sambil menyerahkan uang receh milik Tasya.
" Simpan saja uang nya, Mas ikhlas."
" Tapi Mas."
" Simpan lah."
" Terima kasih mas."
" Sama - sama."
***
" Ibu minum dulu obat nya." Ucap Tasya sembari memberikan obat pada Ibu Wati.
Ibu Wati pun lalu meminum obat nya, dan rasa sakit nya sedikit hilang.
" Kamu pinjam uang sama siapa?" Tanya Ibu Wati.
" Ini di belikan sama Mas Dika bu." Jawab Tasya sambil melirik ke arah Dika.
" Terima kasih nak, Ibu jadi punya hutang sama kamu."
" Nggak bu, Saya ikhlas membelikan obat untuk Ibu, dan Ibu Wati sudah Saya anggap Ibu Saya sendiri." Ucap Dika sembari memegang tangan Ibu Wati.
" Terima kasih nak, Ibu Senang kalau nanti kamu jadi pendamping hidup Tasya karena Ibu yakin kamu lelaki yang bertanggung jawab."
" Saya akan jaga Tasya Bu, Insya Allah suatu saat nanti Saya menjadi imam dunia akhirat."
****
" Mas tadi ngapain di Apotek?" Tanya Tasya sembari menyandarkan Kepala nya di bahu kiri Dika.
" Tadi Mas beli multivitamin saja buat daya tahan tubuh, eh pas banget Mas lihat calon istri Mas di Apotek." Jawab Dika sembari memainkan jemari Tasya yang berada di pahanya.
" Dek, Ibu sakit nya parah ya?"
" Iya mas, kata Dokter harus di operasi dan pasang ring, tapi biayanya Mahal Mas nggak cukup untuk biaya operasi Ibu."
" kalau boleh mas yang tanggung, besok kita konsultasi sama Dokter."
" Nggak usah mas, biaya operasi itu mahal."
" Mas ikhlas sayang, mau ya."
" Jangan mas."
" Demi Ibu."
******
" Kamu mau bawa Ibu nya Tasya ke rumah sakit milik Om Hendro? " Tanya Reza.
" Iya Om Hendro kan Dokter Jantung, Aku kasihan sama Ibu Wati." Jawab Dika.
" Sudah kabari Om Hendro?"
" Belum, takut nya kabari sekarang takut nya Akh.. kamu paham lah bagaimana mulut istrinya kalau sampai Om Hendro cerita mending Saya bawa sekalian sama Tasya sekalian kenalan dengan Mama Papah."
" Kamu yakin? "
" Yakin memang kenapa? "
" Jangan sampai terjadi seperti Asri, hubungan kalian kandas gara - gara kedua orang tua kamu menolak." Ucap Reza mengingat kan.
" Aku tak akan pernah lepaskan Tasya seperti Asri karena ancaman Mamah Papah, Karena Aku sekarang bukan lah yang dulu."
" Jangan sakiti Tasya seperti Asri , dan ingat Mantan kamu Sintia kedua orang tua kamu lebih setuju kamu dengan nya."
*****
Tasya pun telah selesai ujian nasional dan kini dia masa bebas, dan datang ke sekolah hanya mengisi absen kehadiran saja.
" Kamu mau lanjut kuliah kemana? " Tanya Kinan.
" Aku nggak lanjut pengen cari kerja, tapi rencana lain setelah lulus Mas Dika mau melamar Aku, terus mata nya setelah menikah Aku boleh lanjutin kuliah."
" Serius wah Aku jadi iri."
" Kamu kuliah ambil jurusan apa nanti?"
" Aku mau ambil pendidikan, mau jadi guru seperti Bunda ."
*******
" Gimana jadi ambil cuti?" Tanya Reza.
" Jadi, Aku ambil cuti 2 minggu sekalian Operasi Ibu Wati. " Jawab Dika.
" Om Hendro sudah di kabari? "
" Aku langsung saja ke rumah sakit janjian, sama ponakan kesayangan kan nggak bakalan nolak."
" Ya semoga sukses Bro, Semangat."
" Terima kasih."
******
" Ibu nggak mau nak, biaya nya mahal." Ucap Ibu Wati.
" Tenang saja Bu, biar Dika yang tanggung Dokter nya om nya Dika bahkan rumah sakit nya milik Om nya Dika."
Ibu Wati melirik ke arah Tasya, dan Tasya tersenyum ke arah Ibu Wati.
" Bu kalau Tasya memilih yang terbaik saja."
" Tapi nak.. " Ucap Ibu Wati nampak ragu.
" Bu.. Aku ikhlas, demi Allah tak ada kata keberatan untuk mengobati Ibu."
" Ya sudah Ibu mau, terima kasih ya nak Dika."
" Sama - sama bu."
*******
" Reza bagus nggak cincin nya? "
" Bagus Dik, itu cocok di jari Tasya."
" Aku sudah nggak sabar kasih cincin ini saat Aku bawa pulang kampung."
" Tasya pasti menjadi wanita yang sangat bahagia bisa menjadi pendamping hidup kamu."
" Kenapa Aku mantap memilih dia, karena dia wanita yang berbeda walau usia kami terpaut 10 tahun, dia lebih dewasa dari umurnya. Entah hubungan lama dengan Asri begitu mudah untuk melupakan, dan getaran hati pun sangat berbeda apa yang di rasakan dulu."
" Jangan pernah melihat masa lalu, lihat lah masa depan, karena masa depan lah yang menentukan jalan hidup kita bukan masa lalu, karena masa lalu hanya menghambat sebuah proses hidup."
******
" Mas kita berangkat lusa besok?"
" Iya sayang kita pinjam mobil pribadi punya Wadanyon."
" Mas, beneran mau operasi Ibu? "
" Iya beneran memang Mas main - main sama ucapan Mas."
" Tapi mas punya uang sebanyak itu? "
Dika tersenyum ke arah Tasya, dan memegang kedua tangan nya.
" Sayang, bagi Mas uang berapa pun tidak masalah karena Ibu Wati adalah Ibu Mas juga, nggak ada seorang anak yang perhitungan pada orang tua nya. "
" Makasih Mas, Aku bahagia bisa memiliki Mas. Hati ini benar - benar sudah mantap dan memilih Mas."
Cup
Dika mencium bibir Tasya sekilas, dan Tasya tersenyum ke arah Dika yang menatap nya dengan lekat.
" Walau apa pun yang terjadi, kamu harus tetap berada di samping mas. Walau ada badai di antara kita, jangan pernah lepaskan genggaman tangan kita, selama nya jangan pernah di lepaskan."
" Mas adalah Cinta pertama Tasya, saat Mas mengungkapkan nya hati Tasya sangat bahagia dan asal Mas tahu setiap di samping Mas rasanya begitu sangat nyaman, mas tempat bersandar di kala sedih, mas tempat bersandar di kala tubuh ini rapuh."
Dika memeluk erat tubuh Tasya, dekapan penuh arti tak ingin terpisahkan.
" Mas ingin kamu menjadi satu - satu nya bidadari surga, jadi pendamping hidup mas selama nya dan Ibu dari anak - anak kita, Ibu persit yang mas pilih untuk pendamping hidup Abdi Negara. "
" Hati ini sudah memilih."
Dika menangkup kedua pipi Tasya, di cium nya bibir tipis warna pink, dan saling menempelkan kening serta hembusan nafas mereka saling menerpa.
" Selama nya seperti ini sayang."
Dika kembali mencium bibir Tasya, dia ***** dan saling membalas ciuman. Tasya mengalungkan kedua tangan nya di leher Dika, dan Dika menarik tengkuk leher Tasya hingga ciuman yang saling menuntut di malam yang indah berhias bintang - bintang di langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
romantis,,,, seperti saya ma pacar saya seorang Brimob di Batam di tepi pantai tapi synk kami tak jodoh krna saya pindah ikut ortu tugas😭
2024-06-15
0
ANAA K
Boomlike hadir kak. Jangan lupa mampir yah
2021-11-14
1
Bunga Lili
bagus jl ceritax bahkan sangat menarik
2021-10-20
2