Danu berlari keluar menuju taman dan duduk di sebuah bangku, mengusap wajah nya dengan kasar, menyesali perbuatannya tadi kepada Alisa, meski itu adalah hak nya.
"Ya tuhan, apa yang aku lakukan tadi, walaupun Alisa istri ku, tidak semestinya aku memaksa nya seperti itu, aahhh, pasti sekarang Alisa semakin membenci ku", Danu mengacak rambut nya, kesal.
...*******...
Ma, ini kunci dan sertifikasi rumah yang akan kita berikan kepada Alisa, sebagai hadiah pernikahan nya, tolong mama simpan dulu, nanti malam saat makan malam baru kita berikan kepada Alisa" ucap pak Herman, kepada istrinya.
"Tapi pa, apa tidak terlalu cepat kalau Alisa dan Danu harus pindah rumah, lebih baik biar lah mereka tinggal dulu di sini bersama kita ya pa" ucap mama Alisa.
"Tidak ma, biarkan lah mereka mandiri, nanti lama-lama juga akan terbiasa sendiri, mudah-mudahan dengan mereka hanya tinggal berdua saja, bisa membuat mereka lebih dekat untuk memahami satu sama lainnya, karena yang papa lihat selama tiga bulan ini, mereka masih saja merasa canggung" ujar pak Herman.
"Baik lah, kalau itu demi kebaikan anak kita, mama setuju-setuju saja pa". ucap mama Alisa, pasrah.
.
.
.
.
.
Setelah selesai makan malam, Alisa beranjak dari duduknya hendak menuju kamar nya, lalu pak Herman mencegah nya, Karena ada yang ingin di bicarakan nya.
"tunggu dulu Alisa, ayo duduk lagi, ada yang ingin papa bicara kan", ucap pak Herman.
Alisa pun kembali duduk, mendengar kan apa yang akan di bicarakan papa nya.
Pak Herman menyodorkan kan kunci rumah serta sertifikat rumah kepada Alisa, membuatnya tercengang tidak mengerti maksud papa nya.
"Pa, apa ini, maksudnya apa, memberiku kunci dan sertifikat? tanya Alisa.
pak Herman tersenyum, lalu menjawab.
"itu untuk mu nak".
"Untuk ku pa"
"Apa kau masih belum mengerti nak"
"untuk apa papa memberikan ini kepada ku"?.
"Anggap saja ini sebagai hadiah pernikahan untuk kamu dan suami mu, dari papa dan mama".
"Tapi pa, aku rasa, aku belum membutuhkan kan nya".
"Tidak nak, Minggu depan kau dan suami mu, pindah lah ke rumah mu, di sana nanti kau bisa banyak belajar sendiri untuk menjadi istri yang lebih baik lagi.
"Pa, tapi aku masih ingin tinggal di sini bersama papa dan mama".
"Kau bisa berkunjung ke sini kapan pun kau mau, ingat nak sekarang kau sudah menjadi seorang istri, sudah sepantasnya kau hidup mandiri bersama suami mu, dan tidak tinggal dan bergantung lagi kepada orang tua mu, jadi lah istri yang berbakti kepada suami, turuti apa kata suami mu selagi itu dalam hal kebaikan, jangan sesekali membantah suami mu, ingat nak, surga istri itu ada kepada suami, maka berbakti lah kepada suami mu agar mendapatkan keridhaan nya". ucap pak Herman, menasehati.
...*******...
Di tempat lain, Danu duduk di bangku taman, tersenyum sendiri, mengingat nasehat mertua nya yang menasehati istri nya, Danu berharap, semoga Alisa bisa mengerti nasehat papa nya, dan bisa menerima diri nya selayaknya suami sesungguhnya.
Tapi ada hal lain yang mengganjal di pikiran Danu,
apa kah Alisa mau tinggal berdua dengan ku?
apa kah Alisa bisa menerima diri ku?
Bagaimana kalau sudah tinggal bersama berdua saja tapi Alisa masih belum bisa menerima ku dan masih bersikap dingin padaku?
bagaimana kalau nasehat papa nya hanya lah angin lalu bagi nya?
ahhhhh... apa yang aku pikirkan, mesti nya aku sendiri yang harus berusaha lebih keras lagi, Alisa sudah menjadi istri ku, perlahan aku pasti akan bisa meluluhkan kan hati nya, yaa.. aku aku harus berusaha "gumam Danu".
*
*
*
like,komen,dan vote ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Jejak SND
mampir lagi kak
2022-01-09
1
Usmi Adrian
kok bukan Danu yg beli 🏠 rumah
2022-01-09
2
auliasiamatir
tinggal cari baru aja kok repot sih Danu, kalau istri gak bisa di ajarin yah kamu berhak melepaskannya.
2021-12-30
2