Setelah penghulu selesai membaca kan doa dan wasilah pernikahan, kemudian di lanjutkan dengan saling menyemat kan cincin di jari masing-masing kedua mempela. lalu kemudian Alisa mencium punggung tangan lelaki yang sekarang telah berstatus sebagai suami nya, dan sebaliknya Danu pun mencium kening wanita yang sekarang telah berstatus sebagai istri nya. sungguh, pertunjukan kedua mempelai itu benar-benar menipu mata.
Sepasang pengantin baru yang akan memulai kehidupan baru, tidak! bukan kehidupan baru. tapi drama baru yang akan dipertontonkan nya setetah ini dan entah sampai kapan mereka bisa memainkan perannya sebagai suami istri yang bahagia.
Di hari pernikahannya, yang seharusnya menjadi moment yang sakral bagi keduanya. malah mereka jadikan panggung sandiwara, dimana tidak ada satupun yang tau dengan drama yang mereka buat Setelah ini.
Bukan pernikahan yang seperti ini yang diharapkan Alisa, begitu juga dengan Danu. mereka berharap suatu hari nanti bisa menikah dengan orang yang mereka cintai dan hidup bahagia tentunya, namun yang sudah terjadi sekarang sangat berbanding terbalik dengan apa yang sudah mereka harapkan.
Malam pertama, malam yang selalu di nanti-nantikan oleh setiap pasangan yang baru menikah, di mana malam yang indah nan romantis, saling melebur rasa yang bergejolak dua sejoli tenggelam dalam alur kenikmatan yang sejati.
Tetapi tidak dengan Alisa dan Danu, di malam pertama pernikahan nya yang ada hanya lah kebisuan, tanpa ada nya sapaan dari masing-masing kedua nya.
Di dalam kamar pengantin, di sudut ranjang Alisa duduk terdiam dengan masih mengenakan gaun pengantinnya. dia tidak menyangka sekarang sudah menjadi seorang istri, seketika lamunan nya di buyar kan oleh Danu yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan melangkah kearahnya, membuat nya salah tingkah dan sedikit gugup.
"Semoga dia tidak meminta yang aneh-aneh" batinnya gelisah.
Danu memberanikan diri menyapa Alisa mencoba memecahkan keheningan, tidak ada salahnya mencoba. pernikahannya sudah terjadi, bagaimana Dia bisa lari dari kenyataan bahwa dirinya sudah menjadi seorang suami sekarang. didepan penghulu dan saksi, serta disaksikan oleh kedua orang tuanya dan para tamu dia telah menjadikan seorang wanita sebagai istrinya. istri yang harus dia jaga, istri yang harus dia bimbing menuju Jannah nya bersama. itulah yang ada dipikiran Danu sekarang.
"Alisa, kenapa kamu melamun, ganti lah pakaian mu semua sudah menunggu kita dimeja makan" ucap Danu.
"Aku akan mengganti pakaian ku, tapi sebaiknya kamu keluar dulu" jawab Alisa. dan hanya melirik sekilas pada lawan bicaranya.
"Kita sudah suami istri sekarang, jadi tidak perlu merasa malu lagi, kemari lah aku akan membantu mu melepas gaun mu". ucap Danu berusaha berbicara formal.
"Tidak, itu tidak perlu aku bisa sendiri, nanti aku juga bisa meminta mama untuk membantu ku, kamu keluar lah". nada suaranya meninggi.
"Tapi Alisa aku...."
"Sudah, sudah, kalau kau tidak mau keluar, biar aku yang keluar". Alisa tersulut emosi sekarang, entah apa yang membuatnya begitu.
"Oke, baik lah, aku akan keluar". ucap Danu mengalah, "tapi jangan lama-lama ya, gak enak sama yang lain sudah menunggu dari tadi" ucap Danu seraya melangkah keluar dari kamar pengantinnya.
Alisa merasa sedikit lega, karena suaminya hanya meminta nya untuk mengganti pakaiannya saja. bukan meminta Kiss atau sebagainya, Alisa tidak bisa membayangkan jika itu benar terjadi. hufss Alisa menghembuskan nafasnya lega.
Danu memilih untuk mengalah sekarang, daripada harus berdebat di hari bahagianya. itu sangatlah tidak lucu, dia juga sudah tau hal ini akan terjadi.
"Danu, kamu kok sendiri. dimana Alisa?" tanya Pak Herman.
"Alisa masih belum selesai ganti pakaiannya pa". jawab Danu.
"Kenapa kamu tidak membantunya biar cepat" ucap pak Herman lagi.
Dan Danu menjawabnya dengan hanya tersenyum.
"Eh ternyata menantu kita masih malu-malu Ma" ucap Pak Herman melirik Istrinya.
Dan itu mengundang gelak tawa pada semuanya.
.
.
.
Setelah di meja makan, semua keluarga mengembangkan senyum bahagia melihat kedua pasangan pengantin baru duduk berdampingan.
"Setelah ini, apa rencana kalian" ucap pak Adi.
"maksudnya nya, rencana apa pa"? tanya Danu bingung.
Pak Adi tersenyum, mendengar jawaban dari anak nya. mungkin memang harus dia jelaskan dengan jelas pada putranya itu.
"Ya, barang kali kalian ada rencana mau pergi berbulan madu gitu, apa kalian sudah menentukan akan kemana"? Tanya pak Herman bola matanya melirik keduanya bergantian.
"Maaf pa, kalau untuk itu kami belum memikirkan nya, iya kan mas" Alisa dengan cepat menyela perbincangan yang membuatnya gerah.
Danu tersenyum lalu mengangguk kan kepala nya, mungkin anggukan Danu itu pun dengan terpaksa.
"kalian ini, kenapa harus menunda nya, kapan kalian akan memberikan kita cucu, kalau pergi berbulan madu saja masih menunda nya". ucap mama Alisa menyindir keduanya.
"iya nak, di hari tua kami ini. yang kami inginkan hanya lah bisa melihat kalian bahagia hidup rukun dalam berumah tangga, dan tentu nya segera memberikan kami cucu, apalagi memangnya" ucap mama Danu.
Alisa dan Danu saling menatap lalu serentak menjawab
"iya pa, ma". mereka mengiyakan dari pada orang tuanya tau drama yang sedang mereka mainkan.
setelah selesai makan, Alisa langsung berpamitan ke kamar hendak beristirahat. kemudian Danu pun juga berpamitan menyusul Alisa ke kamar, yang membuat semuanya menggeleng kepala dan tersenyum mengejek.
"Pa, liat pa, seperti nya anak kita sudah tidak sabar" ucap mama Danu kepada suami nya sambil cekikikan.
"Ah Mama ini, biasalah ma pengantin baru" ucap Pak Adi sedikit menoyor kening istrinya.
............
"Mengapa aku harus terjebak dalam situasi seperti ini, aku menerima ini semua hanya karena terpaksa hanya karena tak ingin membuat orang tua ku malu dan kecewa jika aku menolak. apa kah aku harus pasrah dengan ini semua dan harus belajar menerima kenyataan, oh tidak, aku tidak bisa. aku benar-benar tidak bisa, karena hati ku masih bersama Andra meskipun entah dimana dia sekarang" Batin Alisa.
Alisa menitihkan air mata nya, Danu yang melihat pemandangan itu merasa pilu. merasa bersalah, karena sudah berani tetap melanjutkan pernikahan meski diri nya tahu Alisa sama sekali tak menginginkan nya, tidak! ini bukan sepenuhnya salahnya. dia juga korban perjodohan. tapi apa lah daya, setelah Danu tahu kebenaran nya dan hendak memberitahu kan kepada orang tua nya malah mengurungkan niatnya setelah tahu keadaan mama nya. sekarang Danu benar-benar dirundung kepiluan.
"Ya tuhan, apa kah keputusan ku ini salah. apa yang harus aku lakukan, lihat lah Alisa sekarang dia menangis" Batin Danu merasa bersalah melihat Air mata itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
Readers jangan lupa ya untuk like komen dan vote, terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Junita Junita
buat Alisa nya bucin akut thor
2023-06-14
1
Ella Achmat
semangaat thor
2022-05-22
1
auliasiamatir
udah aku vote yah Thor
2021-12-30
2