Budayakan vote terlebih dahulu:)
Warning!!!
Terdapat adegan kekerasan berdarah!
****
Saat Naira berada di taman sendirian, seseorang duduk di sebelah nya.
"Apa ada seseorang yang membuat mu seperti ini?" Tanya nya.
Naira hanya diam dengan kepala menunduk.
"Hei...Apa di bawah sana lebih menarik dari pada wajah ku yang tampan ini" goda nya dengan percaya diri.
Naira hanya mendengus saat orang yang di sebelah nya dengan percaya diri mengatakan bahwa dirinya tampan. Memang benar sih.
"Kalau ada masalah katakan pada ku. Mungkin aku bisa membantu mu" tanya nya yang sebenarnya sudah mengetahui apa yang terjadi pada gadis itu.
"Karena aku perhatikan akhir akhir ini kamu diam saja. Biasa nya kalau kamu disapa orang lain kamu akan tersenyum tapi akhir akhir ini kamu acuh tak acuh" lanjutnya.
"Aku hanya memikirkan kenapa kalau aku terlambat Mr Al tidak pernah memarahi ku dan malah seperti memaklumi nya dan itu hanya terjadi pada ku saja. Sedangkan ke guru yang lain akan di marahi tapi kenapa aku tidak?" tanya nya heran.
Naira bingung bagaimana caranya agar ia bisa bangun tepat waktu agar tidak terlambat terus menerus. Tapi sepertinya ia tidak akan bisa jika seseorang berhenti mengunjunginya yang bisa membuatnya terus bermimpi indah.
"Ehem..." Saat mereka berdua diam ada seseorang yang berdehem di belakang nya yang sudah pasti di kenali oleh Naira.
"Oh...jadi setelah menggoda Pemilik sekolah, sekarang godain muridnya juga?!"
Kenzie yang berada di sebelah Naira lantas menoleh kearah orang yang telah berani menghina ratu nya dengan tatapan sangat mematikan.
Orang yang dari tadi duduk bersama Naira itu Kenzie.
Liora yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah.
"Bicara apa anda?! Seharusnya anda menjaga mulut anda!" ucap Kenzie dingin setelah berdiri di hadapan Liora.
Bulu kuduk Liora meremang saat merasakan hawa negatif yang menguar dari tubuh Kenzie.
"Sudahlah jangan dengarkan dia. Kita pergi saja" cegah Naira sebelum Kenzie berbuat yang tidak tidak.
Kenzie melirik Naira sebentar "Aku belum memberinya pelaj...-" sebelum Kenzie menyelesaikan kalimat nya Naira sudah menarik tangannya. Mau tidak mau Kenzie pun mengikuti Naira.
"Aku tidak ingin kamu berbuat yang tidak tidak seperti yang sudah kamu lakukan pada para preman waktu itu" ujar Naira setelah menjauh dari Liora.
Naira merinding jika mengingat kejadian waktu itu.
Bagaimana tidak merinding kalau dia berdekatan dengan seseorang yang bukan manusia melainkan makhluk yang dianggap mitos oleh manusia.
Tapi entah mengapa Naira tidak takut jika berdekatan dengan Kenzie. Naira justru merasa aman jika di dekatnya.
"Aku tidak akan melakukan hal buruk jika orang lain tidak menyakitimu! Cukup sekali aku kehilanganmu, sayang" balas Kenzie yang kemudian melirih agar tidak didengar Naira.
*Flashback on*
Naira yang berjalan sendirian setelah belanja dari supermarket membeli beberapa barang pribadi nya.
Jalan pintas yang dia lewati begitu sepi karena Naira ingin cepat sampai rumah, jadi Naira memutuskan untuk lewat sana.
Saat Naira melintasi gedung tua tiba tiba tangannya di cekal seseorang dari belakang dan yang paling membuat nya merinding Naira mendengar suara berat dari orang yang telah mencekal nya.
"Mau kemana heh. Siapa pun orang yang lewat sini harus bayar dulu"
Naira menoleh ke belakang dengan berusaha untuk tenang.
Seorang pria tampan dan tubuh atletis nya yang sedang menghentikan jalannya. Itu kesimpulan Naira saat ini.
Tapi masih lebih tampan Kenzie. Pikirnya.
Bodoh! Kenapa malah memikirkan dia dalam keadaan seperti ini. Rutuk nya.
"Heh..malah bengong lagi" ujar pria tadi yang membawa nya masuk kedalam gedung tua.
Naira merutuki diri nya sendiri karena kebodohan nya yang selalu bengong saat otaknya masih memproses. Mungkin otaknya bisa bekerja dengan cepat jika berurusan dengan berhitung.
"Wah sepertinya kita akan bersenang senang nih" ujar pria lain yang muncul dari lorong.
"Dapat dari mana kau membawa gadis cantik seperti ini?" Tanya pria yang lain.
Sekarang di hadapan Naira terdapat tiga orang pria yang umurnya kira kira 25 tahun an ke atas.
"Tolong lepaskan aku. Aku akan berikan uang berapa pun yang kalian mau asal kalian melepaskan aku" mohon Naira dengan air mata yang mulai mengalir dari pelupuk matanya.
"Wah suara mu sangat merdu ternyata" ujar pria kedua.
"Sudah! Nikmati saja dulu!" ujar pria ketiga tidak sabaran.
Dia berjalan mendekati Naira yang mulai mundur.
Oh tidak Naira sudah tidak bisa mundur lagi karena di belakang nya terdapat tembok.
"Tidak. Tolong jangan lakukan itu.Aku mohon" teriak Naira karena panik saat pakaiannya mulai di robek oleh pria ketiga.
"TIDAKKK. TOLONG SIAPA PUN DI LUAR SANA TOLONG AKU" teriak Naira. Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena tubuhnya dipegang erat oleh pria kedua dan pria pertama yang mencegatnya tadi.
"Hahaha teriak saja yang keras. Jalanan yang kau lewati tadi itu sepi. Tidak ada orang yang berani melewati jalan itu"
"TOLONG. KENZIE TOLONG AKU" teriak Naira lagi.
"Heh siapa pun orang yang kau panggil itu tidak akan bisa meno...-" ucapan pria yang berani mengoyak pakaian Naira terhenti saat suara dobrakan pintu yang di paksa untuk terbuka.
Brakkk
Terlihat seorang pria berpakaian serba hitam dengan memakai jubah hitamnya tengah berdiri di ambang pintu dengan raut wajah yang tak terbaca dan manik matanya yang berwarna semerah darah menyala terang. Terlihat juga sulur yang tercetak jelas dikulitnya yang putih menambah kesan yang menyeramkan.
Tubuh Naira menegang saat melihat mata merah itu. Ia teringat dengan mimpi nya. Seseorang dengan tubuh yang di ikat dengan rantai. Yang membuat nya semakin menegang saat ia melihat Kenzie dengan mata merah nya yang membuat Naira berpikir keras siapa Kenzie sebenarnya.
Saat Naira tengah melamun dalam sekejap orang yang telah berani mengoyak pakaian Naira terpelanting membentur tembok dengan sangat keras hingga membuat tembok itu hancur kemudian darah segar keluar dari tubuhnya dan dan tulang nya patah semua, pria itu mati seketika.
Kedua pria lain nya yang melihat temannya tergeletak dengan bersimbah darah bergidik ngeri.
Bagaimana tidak ngeri temannya terpelanting dengan keras nya membanting tembok hingga tembok itu hancur tanpa menyentuh musuh nya sedikit pun.
"Beraninya manusia seperti mu menyentuh milik ku" desis Kenzie marah sambil menatap dingin tubuh tak bernyawa yang telah berani menyentuh milik nya.
"Sekarang giliran kalian" tukas Kenzie dengan nada mengerikan.
Sambil melirik tajam ke arah kedua preman yang masih tersisa.
Kedua pria yang tadinya melihat tubuh tak bernyawa temannya kini menatap Kenzie dengan ketakutan yang tak bisa mereka kendalikan.
Tangan kanan nya terangkat bersamaan dengan kedua tubuh di depannya ikut melayang di udara.
Mereka berdua teriak bukan karena senang mereka bisa terbang. Melainkan rasa takut yang mendera mereka yang akan kapan saja Kenzie jatuhkan ke tanah dengan sangat keras.
Apa yang Kenzie lakukan membuktikan bahwa dirinya bukanlah manusia biasa.
Naira yang melihat mereka melayang dengan teriakan ketakutan pun membulatkan mata nya. Ia tidak percaya kalau orang yang dekat dengan nya beberapa hari ini bukan lah manusia.
Naira kasihan melihat mereka yang masih melayang dengan berteriak minta di turun kan pun berdiri dan berlari ke arah Kenzie dengan mata merah menyala terang lalu memeluk pria itu dari belakang membuat tubuh Kenzie menegang.
"Hentikan. Aku mohon hentikan. Kamu bisa membunuh mereka nanti" mohon Naira menghiraukan rasa takut nya. Tapi nyatanya, Kenzie tidak pernah memaafkan musuhnya yang sudah menyentuh miliknya!.
"Ku mohon turun kan mereka. Aku tidak mau kamu membunuh mereka juga" mohon nya lagi.
Dan ya... Kenzie langsung menurunkan mereka berdua dan tubuh mereka langsung menghantam tanah dengan keras yang membuat mereka pun menjerit kesakitan.
Naira membulat tidak percaya. Bukannya menurunkan mereka secara perlahan tapi justru menurunkan mereka dengan keras tapi tidak sekeras pria ketiga yang telah menjadi korbannya.
"Aku sudah menurunkan mereka seperti keinginan mu. Mereka tidak akan mati, mereka hanya akan patah tulang saja di beberapa bagian tubuh mereka" ucap Kenzie enteng tanpa rasa bersalah sedikit pun yang membuat Naira melongo tidak percaya.
Hanya patah tulang di beberapa bagian? Yang benar saja. Batin Naira tidak percaya dengan yang di ucapkan Kenzie.
Kenzie yang membaca pikiran Naira pun berkata "Orang seperti mereka harus di beri pelajaran agar tidak memperlakukan perempuan seperti yang akan mereka lakukan pada mu"
Setelah berkata seperti itu Kenzie menelfon seseorang "Ke gedung tua sekarang! Dan segera bereskan" perintah Kenzie pada orang yang ia telfon. Yang di telfon pun mengiyakan perintah tuan.
"Ayo...Aku antar kamu pulang" ujar Kenzie datar ke Naira. Kenzie sebenarnya masih belum puas sebelum orang yang telah berani menyentuh milik nya mati!. Biarkan orang itu yang menyelesaikan sampai tuntas!.
Naira hanya mengangguk takut.
Kenzie yang menyadari gadis nya ketakutan merubah raut mukanya menjadi lembut.
"Jangan takut. Aku tidak akan menyakiti mu. Justru aku akan selalu melindungi mu" ucap Kenzie dengan senyum manis membuat Naira tidak ketakutan lagi pada nya.
...»---♡---«...
...T.B.C...
...Jangan lupa Vote and Comment!....
...Terimakasih :)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments