"Benarkah?!" tanya Naira dengan mata berbinar.
Rafa mengangguk "Iya"
"Aku juga akan berhenti dari perusahaan dan akan mengajar di sekolah tempat kamu mengajar" lanjut Rafa .
"Kenapa? bukankah jabatan kakak sudah bagus?" tanya nya heran. Pasalnya kakaknya yang satu ini menjabat status manager di perusahaannya.
"Ingin saja. Aku hanya ingin lebih dekat dengan adikku" ucap Rafa santai. Naira melongo. Hey jabatan Rafa yang seorang manager, yang sangat sulit di dapat.
"Kakak bercanda kan? kita bisa bertemu di rumah sepulang kerja atau di hari libur"
"Kakakmu ini tidak bercanda, adikku. Aku ingin menjagamu dari dekat" kata Rafa serius. Melepas pelukan Naira lalu duduk di samping ranjang menghadap Naira.
Tangan nya terangkat mengelus pipi Naira lembut. "Kakak akan melepaskan apa pun asal kamu baik baik saja, Naira" gumam nya yang masih di dengar Naira.
"Aku akan baik baik saja kak" Naira bingung dengan yang di katakan kakaknya itu.
"Kakak tahu kamu akan baik baik saja. Tapi tidak tahu dengan masa yang akan datang. Itu sebabnya kakak melepas jabatan itu dan memilih bekerja di tempat yang sama dengan mu agar kakak bisa menjaga mu dan tidak merasa khawatir saat kakak tidak ada di dekat mu" sahut Rafa panjang lebar.
"Maksud kakak apa? Aku tidak mengerti kenapa tiba tiba kakak berkata seperti itu. Seakan nanti ada orang yang akan menyakiti ku"
"Tidak akan ada orang yang menyakiti kamu. Bila ada kakak yang melindungi mu" ujar Rafa dengan senyum yang di paksakan.
"Ya sudah terserah kakak, aku mengantuk mau tidur. Selamat malam kak" putus Naira kembali berbaring.
Naira menatap kakaknya dengan senyum bahagia karena kakak yang paling ia sayangi telah pulang. Orang yang paling perhatian padanya tapi Kean juga sama perhatian sama dia.
Meskipun begitu Rafa lah kakak yang paling ia sayangi. Seolah ia memiliki ikatan batin dengan kakaknya.
"Tapi aku senang kakak akan bekerja di sekolah tempat aku mengajar. Aku jadi punya teman untuk ngobrol" ucap Naira dengan semangat dan senyum manis.
"Maksudnya teman ngobrol yang tidak terlalu formal" Jelas Naira saat melihat kerutan samar di wajah kakaknya.
Rafa tersenyum "Tidurlah. Besok kamu harus ngajar kan?" tanya Rafa sambil mengusap rambut Naira.
"Hmm...ya.." gumam Naira yang kemudian mimpi membawanya pergi hanya dengan Rafa mengelus kepalanya.
"Aku janji kali ini akan menjaga mu dengan baik. Tak akan ku biarkan dia menyakitimu bahkan menyentuhmu walau hanya seujung rambut" gumamnya lalu mengecup kening Naira setelah itu ia pergi ke kamarnya.
»---♡---«
Di lain tempat dengan waktu yang sama
Seorang prajurit memasuki ruang singgasana dengan tergesa-gesa.
"Salam untuk Yang Mulia." ujarnya dengan satu lutut yang menyentuh lantai dan tangan kanan berada di depan dada sambil kepalanya menunduk hormat.
"Informasi apa yang kau bawa?" tanyanya dingin dengan pandangan tajam yang menusuk.
"Ampun Yang Mulia, mereka berencana untuk mencari anda dan membunuh anda" ujar prajurit itu dengan napas yang sudah stabil.
"hmm....begitu?!" Gumamnya dengan seringai dibibir nya.
"Mereka sudah mulai bergerak" lanjutnya di ikuti tawa mengerikan yang membuat bulu kuduk siapapun berdiri.
"Siapa saja yang mencari ku" tanya nya dingin setelah tawanya mereda.
"Lord sendiri yang mencari anda yang mulia" jawab prajurit itu masih menunduk.
"Begitu kah?" tanya Elvian dingin.
"Apa dia juga ikut mencari ku?"
"Ya, yang mulia"
"Pergilah" suruh Elvano yang langsung di laksanakan oleh pengawal tersebut.
"Keputusan mu masih sama seperti dulu! Kau lebih memilih mate mu dari pada adik mu sendiri, kakak" gumamnya dengan pandangan sendu mengingat kejadian mate nya mati di tangan orang yang ia percaya dan kakak nya yang berpihak pada orang itu, pembunuh mate nya.
Ia berjanji siapa pun yang sudah membunuh mate nya maka ia akan membunuh mate dari orang yang telah membunuh pujaan hatinya. Termasuk sang Lord yang lebih kuat darinya. Tapi ia tidak peduli! Ia akan membuat Lord itu menderita dengan kehilangan mate nya. Nyawa dibalas dengan nyawa!.
»---♡---«
Saat Naira turun dari mobil yang sama dengan Rafael, ia menjadi sorotan. Entah itu para siswa dan guru guru yang baru datang atau yang sudah datang sejak pagi. Hari ini adalah hari pertama kakaknya bekerja di sekolah yang sama dengannya.
Naira tahu kenapa ia menjadi sorotan mereka. Karena setelah turun dari mobil, Rafael menggenggam tangan Naira. Naira yang tidak enak hanya melempar tersenyum canggung pada mereka. Sedangkan Rafael? Dia hanya menunjukkan wajah datarnya dan juga tatapan dingin dan menusuk bagi siapa saja yang bertatap muka dengannya. Tapi anehnya mereka masih terus mengamati pria dengan wajah tampan seperti malaikat yang turun ke bumi.
Sekarang disinilah ia berada, Naira duduk di tempat pemilik sekolah saat rapat diadakan dengan Rafael yang berdiri di samping nya dengan tatapan yang masih sama datar dingin dan menusuk.
Para guru yang di kumpulkan di ruang rapat itu menatap Naira dan Rafael dengan berbagai tatapan.
Beberapa guru berbisik penasaran dan menusuk karena telah berani duduk di tempat pemilik sekolahan.
"Ehem!" Rafa berdehem pelan dengan tatapannya yang dingin.
Ruang rapat yang tadinya sedikit ramai menjadi hening. Semua guru menatap pada Rafael.
"Perkenalkan nama saya Rafael B.D, saya adalah pemilik asli sekolah ini" ujar Rafa dingin.
Para guru yang mendengar langsung saling pandang. Pasalnya mereka hanya mengenal Alvian.H sebagai pemilik sekolah tersebut meski bukan pemilik asli karena pemilik asli dari sekolah itu tidak pernah menampakkan wajahnya walau hanya sekilas. Dan sekarang si pemilik sekolah yang asli tiba tiba muncul dengan Naira di sampingnya.
Mereka bertanya-tanya kenapa si pemilik sekolah mewah itu tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan sama sekali. Yang mereka tahu kalau pemilik sekolah yang asli akan menunjukkan wajahnya di sekolah mewah itu bila terjadi masalah serius atau Mr. Alvian yang memang tidak bisa lagi memegang kendali sekolah karena alasan tertentu.
Sedangkan Naira langsung menatap kakaknya tidak percaya. Ya iyalah nggak percaya, Naira dan bundanya saja yang tahu kalau Rafael bekerja di sebuah perusahaan dan Rafael menduduki tempat manager. Pernyataan Rafael yang mengaku sebagai pemilik asli dari sekolah luas nan mewah ini membuat Naira terkejut.
"Apa saya terlihat sedang berbohong?" tanya Rafael dingin.
"Untuk sementara ini Mr. Alvian tidak bisa memegang sekolah ini karena ada urusan mendadak yang harus ia kerjakan dan saya sekalian di sini untuk memantau keadaan sekolah yang saya serahkan pada Mr. Alvian"
"Dan ya. Biar tidak ada kesalahpahaman di sini, saya juga memperkenalkan adik tercinta saya yang cantik ini. Sebenarnya dia tidak tahu kalau pemilik asli sekolah ini adalah kakak nya sendiri karena yang ia tahu saya hanya bekerja sebagai manajer saja di sebuah perusahaan" lanjutnya sambil menatap Naira yang tengah menatapnya minta di jelaskan sejelas jelasnya!
Rafael tersenyum manis pada Naira "Nanti di rumah, oke!" tangannya mengelus surai cokelat milik Naira lembut.
Para guru wanita yang belum menikah maupun yang sudah menikah, yang melihat senyum manis menawan milik Rafael tidak ada yang berkedip seolah mereka akan kehilangan kesempatan melihat senyum pria berwajah malaikat itu.
Rafael yang merasa di perhatikan langsung menoleh dengan wajah datar, dingin dan tajam menusuk.
"Satu lagi!"
Glek. Para guru menelan saliva mereka susah.
"Kalau ada yang sampai berani menyakiti adikku bahkan hanya menyakiti seujung rambut pun akan saya pastikan hidup kalian akan menderita!" ancam Rafael. Rafael tahu kalau ada beberapa guru yang tidak menyukai Naira karena ia Cantik dan jenius serta masih sangat muda. Itulah yang membuat beberapa orang merasa iri pada Naira.
"Baiklah! Sekian dari saya! Saya harap, keberadaan saya di sekolah ini kalian sembunyikan dengan sangat rapi! Kalau sampai ada yang tahu... kalian akan kena akibatnya!"
"Saya disini juga akan mengajar sama seperti guru biasa seperti kalian karena para siswa hanya akan mengenal Mr. Alvian sebagai pemegang sekolah ini sementara!"
"Sekian dari saya! Terimakasih kalian boleh pergi dan mengerjakan tugas kalian masing-masing" Rafael mengakhiri rapat dadakan yang ia lakukan.
Para guru pun keluar dari ruang rapat dengan banyak pertanyaan di benak mereka tanpa tahu jawabannya.
»---♡---«
To Be Continued
Jangan lupa Vote and Comment!
Terimakasih:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments