Jam masih menunjukan pukul 06.30 tapi Haniyah sudah bersiap dengan baju seragam untuk sekolah, sebuah gamis hitam dengan kerudung menutupi dada. Haniyah menenteng beberapa buku dan kitab untuk pelajaran hari ini, berjalan menuju dapur untuk mengambil sarapan. Ia sengaja membawa langsung kitabnya agar selesai sarapan ia langsung bisa berangkat sekolah.
Kegiatan belajar di lakukan di aula, setiap kelas membuat kelompok di masing-masing tempat yg sudah terbagi. Haniyah saat ini duduk di kelas 2 bergabung dengan Lala dan Citra. Ia duduk di samping Lala.
"Bagian Shiroh kan?" tanya Lala
"hmm.."
"Ko ustadzah Qonita belum dateng ya?" tanya Lala lagi
"hmm"
"Ente Haniyah apa Nisa Sabyan sih? ana tanya jawab nya hmm hmm mulu" kesal Lala
"Ana lagi makan permen cong, ya ampun gitu ajah hawas (marah)" jelas Haniyah
"hmm" balas Lala kesal
"Nah lo, giliran ente yg jadi Nisa sabyan" Haniyah tertawa melihat temannya kesal
Amelia datang dan duduk di samping Haniyah.
"Hari ini ustadzah Qonita gak masuk"
"Horeeee.." serentek semua siswi kelas 2 bersorak ria
"Tapi di badalin sama ustadz Zein" lanjut Amelia
"yaahhh" nampak kecewa berbeda dengan Haniyah ia bukan kecewa hanya tiba-tiba jantung nya berdegup lebih kencang, pipi nya memerah mengetahui guru yg mengajar kali ini adalah Zein, yg tak lain ialah pujaan hatinya.
Flashback on
Beberapa bulan yg lalu Zein di angkat menjadi asatidz di pondok tersebut, karena sudah lulus sekolah dan juga tahasus.
Biasanya Zein hanya mengajar santri putra, pernah sekali mengajar santri putri menjadi badal (pengganti) ustadz Hilman di kelas I'dad, kelas nya Inten cs.
Inten yang memang menyukai Zein memanfaatkan situasi itu untuk menarik perhatian Zein dengan tingkah konyol nya. Namun Zein tak bergeming sedikit pun.
Flashback off
"Cit gantian, gue duduk di belakang" pinta Haniyah
"Gak mau nanti rahmat nya Allah buat gue nyasar ke lo" Citra gaya berbicara nya memang seperti itu karena ia berasal dari Jakarta.
"Ishh lu mah gitu"
"Hey semuanya diam! Ustadz Zein datang" seru Amelia sebagai ketua kelas
Nampak Zein datang dengan memakai jubah putih, kopiah putih dan kacamata menambah aura ketampanan nya terpancar.
Zein duduk di depan semua siswi kelas 2 hanya berjarak 1 meter setengah, tepatnya duduk di depan Haniyah. Haniyah menundukan wajahnya, malu, gugup, deg-degan bercampur menjadi 1.
Haniyah menyerahkan buku kepada Zein untuk di tanda tangani, menyatakan bahwa guru tersebut hadir. Setelah di tanda tangani buku tersebut di kembalikan lagi kepada Haniyah.
Setelah membaca do'a dan hadoroh Zein memulai pelajaran. Sepanjang pelajaran Haniyah terus menunduk hanya sesekali ia mengangkat wajah nya. Sesekali mata mereka bertemu dan Haniyah langsung menundukkan kembali wajahnya yg memerah karena tersipu malu.
Sementara di kelompok lain yang tak lain kelas 1 terlihat Inten yang terus mencuri pandang pada Zein. Kadang bicara di naikin volume nya supaya Zein melihat nya, tapi nihil Zein tak menggubris nya sama sekali.
Pelajaran pun selesai dan Zein kembali ke asrama putra. Dari aula ke asrama putra terdapat lorong yg menghubungkan ke 2 nya. Haniyah pun bernafas lega setelah Zein mengakhiri pelajaran tersebut.
"Kenapa lo buang nafas kaya gitu? Kaya yg lega abis ngelewati apaan" tanya Citra
"Gue nahan kantuk" jawab Haniyah asal "Gue balik dulu ke pondok mau regud (tidur) dulu bentar" Haniyah meninggalkan Citra.
"Waktu istirahat 30 menit lumayan lah buat idur bentar" gumam Haniyah
Ketika Haniyah memasukan buku nya ke lemari ada kertas terjatuh dari salah satu buku yg ia bawa. Ia pun memungut kertas tersebut dan membaca nya
Kenapa baju yg dari Mamah belum di pakai?
"Zein.." lirih Haniyah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Alana
baca cerita ini jadi tau alumni ponpes banyak juga di lapak ini,,, 😂
2021-07-20
1
Nyinyit
shiroh itu pa ya Thor ??g pernah mondok soalnya . beberapa istilah bahasa Arabnya mohon diterjemahkan . Yang atas atas td ada artinya yg sini kog g ada
2021-02-21
6
Daden Yuliyanti
jdi ingt masa muda saat d pondok
2020-12-06
1