Tak terasa waktu liburan hampir usai, Haniyah mulai mengepak barang yang akan ia bawa ke pondok. Sesekali ia memainkan ponselnya, membalas chat dari Zein. Rasanya ia masih betah di rumah, ingin tetap tinggal namun apalah daya ia harus berangkat lagi untuk berjihad di penjara suci.
"udah selesai?" tanya Zein
"udah" Niyah membalas pesan Zein
"aku mau ngomong"
"fadhol"
"entah ana harus mulai dari mana dulu, namun sekarang udah gak ada waktu lagi. sejujurnya ana mengagumi antum Haniyah bahkan mungkin cinta tapi ana sadar, kita sama-sama anak Ummi sama Buya di pondok dalam kata lain kita adik kaka ya meskipun bukan kandung tapi kita harus menghargai semua itu. ana bukan tengah menyatakan cinta ku kepada mu apalagi melamar mu hanya sekedar mengutarakan apa yg ana rasa selama ini. ana hanya ingin menitipkan hati ini pada hati mu, tolong jaga! jika berjodoh hati itu akan menyatu jika tidak ana terpaksa membawanya kembali. cukuplah untuk saat ini sebagai adik dan kaka" tegasnya
Niyah pun terdiam, mata nya mulai berkaca-kaca. Ia tak menyangka lelaki itu ternyata menyimpan rasa untuk nya. Namun ia tak ingin mengambil resiko dengan di keluarkan dari pondok gara-gara pacaran. Memang bukan hanya dia dan Zein yg mempunyai rasa namun tak ada status, sering Niyah dengar dari temannya mereka memiliki perasaan dengan penghuni asrama sebelah namun mereka tak ingin mengambil resiko. Jadi biarlah mereka menyimpan semua itu.
Niyah lantas menyimpan ponsel nya tanpa membalas pesan dari Zein. Ia bingung harus menjawab nya seperti apa.
***
Matahari mulai menampakan sinarnya dari ufuk timur. Menyeruak masuk ke celah-celah kamar, menyinari orang yang berada di dalamnya. Tubuh itu menggeliat bangun dari tidurnya.
Selesai sholat subuh ia mulai bersiap-siap tak lupa mengecek kembali barang yg akan ia bawa kembali ke pondok.
Tepat pukul 9 ia berpamitan pada Ibunya di ikutin Irfan yg so kecakepan dengan gaya logay nya. Langkah kaki nya begitu terasa berat meninggalkan rumahnya.
Abahnya mulai menjalankan mobilnya, pelan namun pasti meninggalkan, menjauh dari rumah itu. Sepanjang perjalanan Niyah banyak diam, tak seperti Irfan yang asyik berchat.an riya detik-detik terakhir sungut nya.
"Han, titip salam ya buat Husna!" berbisik di telinga Haniyah sontak membuatnya kaget. Haniyah menoleh membulatkan matanya melihat Irfan "serius?" tanya Niyah meminta kepastian
"iya serius lah" masih sambil berbisik-bisik takut Abahnya Niyah mendengar, bisa-bisa ia gak di kasih jajan sebulan, fikirnya
Mobil pun mulai memasuki gerbang utama pondok hingga tiba di parkiran. Irfan turun di ikuti Haniyah, saat Haniyah turun ada mobil yg berhenti di samping mobilnya. Saat membukakan pintunya ternyata yang keluar dari mobil itu adalah Zein. Hanyah terdiam sejenak, hati nya berdebar melihat lelaki yg ia suka ada di depannnya. Zein hanya tersenyum manis sambil menaikan alisnya, ia tak berani menyapanya takut ada cctv berjalan.
"hemm hemm" Irfan memecah kegugupan di antara ke dua nya saat itu.
"buruan woy mana barang gue" sargah Irfan.
Haniyah pun cepat-cepat turun dan mengambil barangnya dan juga milik Irfan lalu bergegas masuk ke dalam pondok setelah berpamitan pada Abah nya.
Ke dua remaja itu berjalan ke tempatnya masing-masing dengan membawa perasaan yg sama. Mereka begitu dekat dalam satu tempat hanya dinding tebal yg memisahkan mereka.
***
maaf kalo banyak typo dan bahasanya kaku, masih belajar
minta saran, jangan lupa like dan komen yaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Siti Alfiah
ya Allah kenapa hampir mirip dengan saya dulu 🤣
2021-02-28
2
Ria Indritya
gak ada fotonya kah autor☺
2021-02-18
1
Abdul Ghofur
jadi kgn waktu di pondok 😂
2020-12-14
1