3 hari sudah kepulangan Zein, itu tanda nya 3 hari pula Haniyah tak pernah melihat Zein. Meski hanya sekilas dan dari kejauhan itu cukup membuat hati ke 2 nya puas karena telah melihat satu sama lain.
Kabar nya, Zein sementara harus di rawat di rumah karena akibat ia terjatuh dari tangga kemarin, luka nya amat serius dan ada bagian tubuh nya yang patah dan harus di urut rutin untuk penyembuhan nya.
Hari-hari Haniyah ia isi dengan kesibukan, dari mulai ia membantu mempersiapkan menu makan untuk semua santri hingga mencuci dandang yang ukuran nya begitu besar. Semua itu ia lakukan akan tidak terlalu terus memikirkan Zein.
"Jujur saja, hati ini Rindu padanya" lirih Haniyah
Hingga suatu hari saat dirinya tengah duduk sendiri di ayunan, ada yg mengagetkan nya dari arah belakang.
"Hayoooo.. ngelamunin apa?" mengagetkan Haniyah yang sedang menatap langit kosong, hanya ada beberapa bintang yang menghiasi langit malam itu.
"Isshhh ngagetin ajah" jawab Haniyah dengan memegang dada nya karena kaget.
"Kamu mikirin apa?" tanya Lala
"Ngga mikirin apa-apa" jawab Haniyah
"Harat, muka mu melas begitu"
"Cuma kanget beyt (rumah) ajah" jawab Haniyah tak ingin membuat Lala curiga. Haniyah pun beranjak pergi masuk asrama meninggalkan Lala.
Lala menatap kepergian Haniyah, ia merasa ada yang tidak beres dengen teman nya yang satu itu. Ia tak pernah murung atau sedih hingga berlarut-larut meski pun saat ia mendapat masalah dan kena hukum sekaligus.
Di dalam asrama Haniyah langsung menuju tempat tidur nya setelah membersihkan diri dari kamar mandi. Di raihnya selimut yang ada di ujung ranjang nya. Ia membaringkan tubuh nya, terasa sangat hampa beberapa hari ini tanpa mendengar suara Zein, meski itu hanya mengumandangkan adzan. Di tambah ia tidak mengetahui kabar bagaimana keadaan nya sekarang. Ingin rasa nya ia menghubungi Zein, lewat hp pondok? Ah sudah gila fikir nya, menunggu besukan diri nya agar bisa sembunyi-sembunyi menghubungi Zein? Tapi bistelan untuk diri nya jadwal nya masih lama. Akhirnya ia tertidur dengan raut wajah yang menggambarkan kerinduan.
*****
Adzan subuh telah berkumandang Haniyah dan anak-anak yang lainnya bergegas menuju mesjid. Ia duduk di tempat biasa nya. Sedikit melirik dengan ujung mata nya setiap ada santri putra masuk, ia berharap di antara nya ada Zein. Namun hingga sholat subuh akan di mulai masih tidak terlihat Zein.
"Kamu belum balik ke pondok juga Zein" lirih nya dalam hati.
Haniyah beraktivitas seperti biasa nya, saat berbaur dengan teman-temanya ia tertawa namun saat sendiri baru lah ia merasakan sepi dan rindu itu nyata ada nya.
Malam itu malam Jum'at, harusnya Zein yang memimpin sholawat malam itu. Haniyah bisa mendengar puas suara merdu Zein, tapi kali ini ia harus gigit jari karena pujaan hati nya belum kembali.
*****
Jam sekolah baru selesai saat ia melihat sebuah mobil memasuki gerbang pesantren tempat Haniyah menimba ilmu. Mobil itu berhenti tepat di depan mini market yang ada di pondok itu.
Haniyah yang berada di dalam mini market tengah membeli cemilan melihat dengan seksama siapa yg turun dari mobil tersebut. Awal nya seorang wanita turun dari mobil tersebut di ikuti seorang laki-laki tampan yg sangat familiar untuk Haniyah, ya dia Zein.
"Zein" sontak Haniyah kaget tak percaya dengan apa yg ia lihat, lalaki pujaan hatinya sudah kembali ke pondok.
Senyum tampak mengembang di bibir Haniyah, matanya nanar menahan tangis, tangisan haru karena pujaan hatinya telah kembali, dahaga rindu di hati nya terasa terobati tatkala melihat Zein. ia masih tak percaya Zein sudah kembali, bukan kah itu hal yang baik untuk nya. Ia tak akan merasakan kesepian karena rindu menyiksanya setiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Risa Istifa
jd nostalgia ..😁😁😁😁😁
2022-01-29
1
Henisusanti
,ceritanya hampir sm dg ku..huhu
2021-08-18
1
Haniatul Assfa
yg komen di sini kebanyakan pada nostalgia. huaaa bagus thor.jadi inget dulu. tpi pas q mondok masih kecil itu pun sebentar jadi blum tau cinta" an dech
2021-01-10
2