Pagi-pagi sekali Haniyah sudah bangun dan kemudian membereskan rumah setelah sholat subuh. Seperti yg telah di sepakati tadi malam teman-temannya akan berkumpul di rumahnya.
"pagi-pagi udah beres aja nak" seraya menghampiri Haniyah yang tengah menyapu
"he iya bu hari in teman-teman mau main ke sini"
"oh ya sudah ibu tnggal dulu ya" Lina tersenyum dan meninggalkan Niyah
Jam menunjukan pukul 9 berarti teman-temanya sebentar lagi datang.
Tok tok tok
Dina pun masuk tanpa di persilahkan, memang kebiasaannya sudah tak sungkan keluar masuk rumah Haniyah.
"loh yg lainnya mana?" tanya Haniyah
"nanti mereka nyusul beb" duduk di sofa dan meletakan tas di samping nya
Tak lama teman yang lainnya pun datang, jadilah rumah ramai dengan candaan mereka, sesekali melontarkan cibiran yang bernotasi candaan.
Haniyah memang selalu dekat dengan teman-temanya di rumah mau itu perempuan maupun laki-laki, dulu sering ia bersandar ke punduk laki-laki kadang pula pahanya di pake bantal oleh temen lelaki nya. Tapi sekarang ia merasa sungkan, hanya pukulan di punggung yang bisa ia lakukan. Entahlah, setelah orang tua memasukan ia ke pondok rasa nya untuk bersikap berlebihan dengan lawab jenis jadi canggung.
Hari mulai sore, teman-temanya mulai pamit untuk pulang. Haniyah pun mengantarkan mereka ke depan gerbang dan terakhir dia berpelukan dengan Dina, cipika cipiki saling peluk. Memang dina selalu bertingkah konyol dan manja pada semua temannya.
Haniyah pun beranjak ke kamarnya, merebahkan tubuhnya di atas kasur, meraih ponsel yang sedari pagi tak ia sentuh. Haniyah terkejut banyak sekali notifikasi pesan yg masuk ke ponselnya yang kesemua nya dari Zein.
Zein meminta nomor Haniyah, spontan Niyah bingung untuk memberinya atau tidak. Akhirnya Niyah pun memeberikan nomornya setelah Zein berjanji takkan bilang pada siapapun kalo Zein suka chat sama Niyah.
"Assalamu'alaikum"
"wa'alaikum salam" jawab Niyah
"kef hal?" tanya Zein
"alhamdulillah bekher, antum?" tanya Niyah kembali
"alhamdulillah bekher juga"
"lagi apa nih, ganggu gak?" tanya Zein
"biasa aja, lagi siap-siap nih bentar lagi adzan magrib" jawab nya ketus
"oh iya ya, ya udah aku tutup dulu ya nanti di sambung lagi, assalamu'alaikum" mematikan telponnya
"hemm bener juga kata anak-anak dia cantik tapi ketus hahaa" Zein tertawa sendiri di kamarnya
"wa- hmm belum juga di jawab udah di matiin, dasar rejal aneh" Haniyah menggerutu kesal
Adzab magrib pun berkumandang, Haniyah yang sebelumnya sudah berwudhu langsung memakai mukenanya kebetulan hari ini ia akan sholat berjamaah dengan Abah dan ibu nya, tak lupa juga Irfan.
Selesai sholat magrib Haniyah belum beranjak pergi meninggalkan tempat sholat, Abah Niyah memulai percakapan.
"gimana Ni di pondok?" tanya Abah.
"alhamdulillah aman terkendali Abah, setoran lancar nilai bagus" pedenya
"kamu Irfan?" menoleh bertanya pada Irfan
"mmm.. ohh ya aman juga Ami (panggilan untuk adik/kaka dari ayah) lancar selancar jalan tol" jawabnya sambil ngekek
"bagus kalo begitu, awas ya jangan main-main, ngaji yg bener jangan dulu pacaran"
Degg..
Haniyah terperanjat dengan ucapan Abahnya, lalu memberikan senyuman pada Abahnya. Haniyah pun pamit pada Abahnya untuk kembali ke kamar
Masuk ke kamar dan melepaskan mukenanya, ia melihat ada panggilan masuk ke ponselnya, ternyata dari Zein lagi.
Malam itu, Zein kembali bertanya sekedar basa basi lalu bercerita kesana kemari bertukar cerita tentang santri putra dan putri di pondoknya. Sesekali Haniyah tertawa mendengar cerita Zein.
"Lama-lama jadi deket gini ya, ga canggung lagi padahal baru kenal" gumamnya dalam hati
^^^
maaf kalo banyak typo dan bahasanya kaku, masih pemula🙏
jangan lupa like dan komenya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
AYHIZ_811
adzan KK BKN adzab
2021-12-22
0
Afnita
jd ingat masa muda 😅
2021-02-20
2
Hirmawati Al Lukman
adzan maghrib thor.. bukan azdab maghrib😂
2020-11-29
9