Setelah selesai membuat boneka jiwa, Zhang Yuan memerintahkan tetua Ning untuk mengantar pengawas Huang menuju markas Tembok Pertama. Tak lama setelah mereka pergi, tetua Xia kembali dari perjalanannya dan segera menemui Zhang Yuan di Aula utama. Tetua Xia terlihat bersama dua orang, itu adalah sepasang pria tua dan wanita.
Pria tua itu memiliki perawakan tubuh yang besar dan kekar, terlihat ia seperti merawat tubuhnya tapi kepalanya botak. Sedangkan wanita itu terlihat seperti wanita paruh baya berumur 40 tahun.
Kemudian tetua Xia segera mengepalkan kedua tangannya dan berkata “Salam tuan Zhang, saya telah kembali membawa kawan lama saya. Mereka adalah sepasang suami istri, pria itu bernama Daisan dan wanita ini bernama Wumei.”
Tetua Xia segera memberi kode pada kedua orang itu untuk memberi hormat.
“Hahaha, jadi kamu yang namanya Zhang Yuan? Padahal aku berharap patriak keluarga ini adalah orang tua yang sudah bau tanah. Tapi aku tidak menyangka bahwa anak muda 20 tahunan yang akan menjadi patriak.” Kata Daisan dengan berterus terang.
Tetua Xia yang melihat tingkah Daisan merasa terkejut dan sekaligus ada rasa kekhawatiran di dalam hatinya. Wumei yang melihat suaminya tidak beretika tersebut langsung memukul kepala Daisan dengan keras.
Tampak wajah Wumei memerah karena emosi.
“Dasar pak tua, berani sekali kau tidak hormat pada patriak baru kita.” Kata Wumei yang terlihat seperti sedang memarahi anak kecil.
Zhang Yuan yang melihat hal tersebut tertawa dan melambaikan tangannya “Tidak masalah, memang wajar apabila para senior meragukan diriku. Aku memang masih berumur 20 tahunan, bahkan keluarga ini pun baru tumbuh.”
“Kau lihat kan sayang, bahkan dia saja tidak mempermasalahkannya.” Kata Daisan ke Wumei sambil menunjuk Zhang Yuan.
Wumei kembali memukul kepala Daisan dan berkata “Dasar pak tua bodoh”
Kemudian Wumei mengepalkan kedua tangannya dan memberi hormat pada Zhang Yuan.
“Salam tuan Zhang, maafkan atas sikap suamiku yang seperti ini.” Kata Wumei dengan menunduk.
“Lupakanlah saja, jadi senior Wumei dan senior Daisan apakah kalian bersedia untuk bergabung dan menjadi tetua di keluarga kecilku ini?” kata Zhang Yuan sambil meminum teh.
“Sebelumnya Xia telah mengatakan pada kami bahwa anda akan menjamin semua sumberdaya untuk kami. apakah hal itu merupakan kebenaran?” tanya Wumei.
“Tentu saja benar, aku akan menjaminnya dan aku akan membuatkan Elixir khusus kecantikan untuk senior Wumei.”
Wajah Wumei tampak senang setelah mendengar apa yang dikatakan Zhang Yuan. Daisan yang mendengar hal tersebut segera berkata “Kami tidak butuh Elixir semacam itu, yang kami butuhkan adalah Elixir untuk kekuatan.” Daisan memamerkan otot-ototnya.
Wumei segera memukul kepala Daisan lagi dan berkata “Pak tua, bisakah kau diam saja!”
Zhang Yuan tertawa dan menghela napas “Senior Daisan tidak perlu khawatir, aku akan membuatkan anda Elixir yang dapat membantu anda untuk menerobos lapisan 3 Spiritual.”
Daisan tampak terkejut dengan pernyataan Zhang Yuan.
“Bagaimana bisa kau melihat tingkat kultivasiku? Bukankah kau masih di ranah Pemurnian Jiwa.” Kata Daisan dengan wajah penasaran.
“Hahaha.. aku memiliki trik tersendiri untuk mengetahuinya” jawab Zhang Yuan.
“Karena tuan Zhang telah menunjukkan ketulusannya, maka kami bersedia untuk mengabdikan diri pada keluarga ini.” Kata Wumei sambil memberi hormat.
Daisan tampak ragu tapi Wumei memelototi dirinya dan ketakutan terlihat di wajah Daisan. Dia segera memberi hormat juga pada Zhang Yuan.
“Terimakasih atas sumpah setia kalian berdua, aku Zhang Yuan selaku patriak keluarga ini memberikan posisi tetua pada kalian berdua. Kedepannya mohon bantuannya.” Kata Zhang Yuan sambil mengepalkan kedua tangannya.
“Baik patriak” kata kedua orang itu.
“Tetua Xia tolong tunjukkan ruangan pribadi untuk mereka berdua dan beritahukan segala hal tentang keluarga ini.” Kata Zhang Yuan sambil menatap tetua Xia.
“Baik tuan”
Tetua Xia segera mengantar kedua orang itu menuju ruangan pribadinya. Saat diperjalanan dia juga menunjukkan setiap sudut kediaman.
“Xia.. eh maksudku tetua Xia, apakah yang kamu katan adalan kebenaran? Bagaimana mungkin pemuda berumur 20 tahunan bisa membangun semua ini? Bukankah itu berarti tuan Zhang adalah orang yang sangat luar biasa.” Kata tetua Wumei.
“Tentu saja, apa yang aku katakan adalah kebenaran dan dia adalah orang yang sangat luar biasa.” Jawab tetua Xia.
“Apakah ini yang dinamakan jenius?” kata tetua Dai.
“Tuan Zhang Yuan merintis keluarga ini dari nol. Dia merekrut orang-orang dari perkampungan kumuh. Kami berpikir hingga napas terakhir akan menjadi gelandangan, tapi siapa sangka bahwa masih ada orang baik seperti tuan Zhang yang mau merawat kami.” kata tetua Xia.
Wumei dan Daisan mendengarkan semua cerita tetua Xia sambil berjalan menuju ruangan mereka. Dia juga menceritakan yang menjadi pasukan penjaga bahkan petinggi keluarga ini merupakan orang-orang dari perkampungan kumuh.
Pada dasarnya orang yang tinggal di perkampungan kumuh tidak akan bisa merubah status sosialnya. Mereka mulai dari lahir hingga mati akan tetap menjadi gelandangan kecuali ada keluarga yang mau menerimanya. Umumnya tiap keluarga akan sangat enggan untuk menerima orang dari tempat buruk tersebut. Tapi Zhang Yuan berbeda, dia mau menerima dan bahkan merawat mereka.
Kedua tetua baru itu mendengarkan tetua Xia bercerita dari awal hingga akhir. Mereka sungguh kagum dengan kebajikan yang dimiliki oleh Zhang Yuan. Rasa kagum mulai terukir dihati mereka.
Tak lama kemudian mereka sampai di ruangan pribadi para tetua.
“Ini adalah ruangan kalian, silahkan periksa dan bila kalian membutuhkan sesuatu panggilah pelayan. Umumnya sebagian besar waktu dihabiskan di Aula Utama dengan tuan Zhang. Jadi mulai besok mendekatkan dirilah pada tuan Zhang dan kalian akan mendapatkan manfaat yang begitu besar.” Kata tetua Xia yang kemudian pergi meninggalkan mereka.
“Untuk keluarga yang baru terbentuk, kediaman ini sangat besar ya” kata tetua Dai.
“Aku juga heran bagaimana mungkin keluarga baru bisa memiliki kediaman yang luasnya beberapa hektar menyamai keluarga terpandang.” Kata tetua Wumei sambil mengerutkan dahinya.
Kemudian mereka masuk ke ruangan itu dan merasa sangat terkejut.
“Waw indah sekali.. apakah ini ruangan pribadi untuk kita” tetua Wumei tampak terpana.
“Aku sudah dikejutkan dengan luasnya kediaman ini, tapi aku tidak menyangka bahwa ruangan pribadi untuk kita akan sangat megah.” Tetua Dai menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya.
“Aku akan mencoba ranjang ini” Wumei segera merebahkan tubuhnya di ranjang.
“Astagoy, ini empuk sekali” lanjut Wumei.
Memang saat kediaman ini direnovasi, Zhang Yuan turut ikut mengatur cetak biru pembuatan kediaman. Dia memadukan interior di dunia lamanya dengan suasana di dunia ini. Kemegahan akan tampak terlihat lebih menakjubkan jika dilihat dengan terbang ke atas kediaman.
Kediaman Istana Zhang akan kelihatan seperti membentuk oktagon atau segi delapan. Dimana Aula utama berada ditengah-tengah kediaman. Jika dibandingkan dengan kediaman Raja Kota, maka tempat ini 3 kali lipat lebih megah dan indah.
Hanya saja sampai saat ini belum ada orang yang menyadarinya, Zhang Yuan juga tidak memberitahukan hal ini pada siapa pun. Dia berpikir untuk tetap diam dan membiarkan orang menyadarinya dengan perlahan, agar orang itu tidak kena serangan jantung akibat terkejut. Terlebih apabila yang menyadari hal ini adalah kalangan keluarga terpandang, itu bisa menyebabkan mereka kena mental.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rizal Protokol
mulai menarik
2022-02-20
0
Dayat
lanjutkan semoga bisa sampai ending gak Hiatus di tengah jalan
2021-11-05
2
hehehheheheheheh
Selamat siang
2021-10-13
2