#Hai reader kesayangan othor.. Insha Allah cerita ini akan update 3 hari sekali ya. Smoga aja othor bisa terus menulis dengan lancar.
Jangan lupa bagi bunga 🌹atau kopi ☕ nya biar semakin semangat buat nulis.. #
Selamat Membaca 📖
...***...
Pagi itu suasana di rumah keluarga Arman sibuk seperti biasanya. Hari Jumat itu Wiwid berangkat ke penutupan KKN di sebuah desa di pinggir kota. Caca sedang sarapan sambil menunggu sang Mama dan kakak sulungnya.
"Kalian sudah siap ?" tanya Mama Yesa sambil menghampiri meja makan.
"Udah Ma. Kan tinggal nunggu Mama aja." kata Caca sambil menghabiskan susu coklatnya.
"Kamu beneran cuma diantar ke kampus aja Kak ?" tanya Yesa.
"Iya Ma. Kan kumpulnya memang di kampus." jawab Wiwid.
"Kakak nginep ?" tanya Caca.
"Enggak. Siang udah selesai, sore udah balik ke Malang lagi." jawab Wiwid.
Mereka beetiga pun naik ke mobil dan berangkat ke sekolah dan kampus masing - masing. Caca diantar terlebih dahulu baru kemudian menuju ke kampus Wiwid.
"Nanti Mama jemput jam berapa Kak ?" tanya Yesa saat mereka sudah sampai di depan kampus Wiwid.
"Gak usah Ma. Aku pulang bareng temen atau naik taksi online aja." jawab Wiwid.
"Kenapa gitu ?" Yesa kurang puas dengan jawaban sang anak.
"Kan belum tau nanti nyampe kampus jam berapa. Jadi biar lebih leluasa aku pulang sendiri." Wiwid menyampaikan maksudnya.
"Oh iya deh. Kamu hati - hati di jalan ya Kak." Yesa mengingatkan.
"Iya Ma." Wiwid lalu turun dari mobil dan masuk ke area kampus.
Dia segera menghampiri teman KKN nya yang sudah berkumpul di depan gedung B.
"Hai gaes.." sapa Wiwid.
"Baru datang Wid ?" tanya Niken, teman KKN dari jurusan yang berbeda.
"Iya. Belum mulai ya ?" Wiwid balik bertanya.
"Belum. Jam 7 mulai briefing." jawab Niken.
"Bis nya juga belum datang ya ?" tanya Wiwid lagi.
"Udah. Tapi lagi isi bbm dulu." jawab Niken lagi.
Wiwid pun membuka ponselnya dan mengirim pesan pada Akbar, kekasihnya.
Wiwid asik bertukar pesan hingga tak menghiraukan sekitarnya. Wiwid senyam senyum sendiri sambil melihat ke ponselnya. Tampak ada seorang lelaki yang memperhatikannya. Lelaki itu adalah Indra, teman KKN Wiwid yang berasal dari jurusan Hukum. Indra mulai jatuh cinta dengan Wiwid sejak KKN bareng. Indra juga tidak tahu kalo Wiwid sudah punya pacar, Akbar, Anak Sastra.
"Hai Wid. Kok senyam senyum sendiri sih ?" Indra menyapa dan duduk di samping Wiwid.
"Eh.. Indra. Ini lagi kirim pesan sama temen." jawab Wiwid.
"Temen apa temen ?" Indra mencoba akrab dengan Wiwid.
"Temen lah. Kamu ngapain disini ? Gak punya temen yang lain apa ?" Wiwid mengusir Indra secara terang - terangan. Sebenarnya Wiwid sudah merasa kalo Indra suka padanya. Setiap kali Indra mencoba akrab, Wiwid selalu menghindarinya. Wiwid kurang suka dengan sikap Indra yang agak urakan, apalagi Wiwid sudah punya kekasih Akbar.
"Kamu kok ngusir aku sih Wid ?" Indra tetap duduk di samping Wiwid.
"Kalo kamu gak mau pergi ya biar aku aja yang pergi." kata Wiwid lalu meninggalkan Indra.
Indra masih berusaha mengejarnya tapi Wiwid tak menghiraukannya dan memilih bergabung dengan teman perempuannya.
Sampai briefing selesai Wiwid tetap menjaga jarak dengan Indra.
(source : google )
Mereka segera menaiki bis yang berkapasitas 30 orang. Di bis Wiwid memilih duduk di barisan ketiga tepat di belakang dekan dan dosen. Sedangkan Indra memilih duduk di barisan belakang bergabung dengan teman - teman cowok yang lain.
"Anak - anak, kita sudah sampai di lokasi, kalian langsung berbaris sesuai arahan tadi." Pak Munir, sang dosen koordinator memberikan pengumuman.
"Siap Pak." jawab sebagian mahasiswa.
Tim dibagi 3. Tim pertama menuju puskesmas untuk memberikan pengibaran gratis bagi warga. Tim kedua menuju sekolah untuk membagikan beasiswa bagi siswa - siswi berprestasi. Tim ketiga menuju balai desa untuk pembagian sembako.
Beruntung Wiwid tidak satu tim dengan Indra. Wiwid di tim 1 menuju ke puskesmas sedangkan Indra bergabung di tim 3 menuju ke balai desa untuk membagikan sembako untuk warga.
Wiwid bertugas mencatat nama - nama warga yang akan melakukan pengobatan gratis.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Hari sudah siang, semua tim berkumpul di balai desa untuk menikmati makan siang yang sudah disiapkan oleh perangkat desa.
"Nih puding buat kamu Wid." Indra memberikan puding untuk Wiwid lalu pergi.
"Kok tumben tuh anak gak caper sama kamu." bisik Niken di telinga Wiwid.
"Entahlah. Mungkin bosan aku cuekin terus." Wiwid tak mau ambil pusing dengan tingkah Indra.
Setelah selesai makan, rombongan mahasiswa dan dosen bertolak meninggalkan desa tersebut dan kembali ke kampus mereka.
Wiwid merasakan tubuhnya lelah dan kepalanya pusing. Akhirnya sepanjang perjalanan Wiwid memilih untuk tidur.
Tiba - tiba Wiwid terbangun saat merasakan tubuhnya terguncang dengan hebat. Dia juga mendengar teman - temannya berteriak.
"Allahu akbar." salah seorang dosen berteriak saat bis terguling menuju ke sungai.
"Semuanya pegangan ya." teriak Pak Munir.
Beruntung bis tidak masuk ke sungai dan terhenti saat menabrak sebuah pohon besar.
Pak Munir memecahkan kaca jendela dan menyuruh semuanta untuk keluar. Wiwid hendak keluar tapi kakinya terjepit oleh kursi di depannya.
"Wid, ayo keluar." ajak Niken.
"Kaki ku kejepit Ken. Kamu keluar duluan aja." kata Wiwid sambil berusaha menarik kakinya.
"Aku bantuin Wid." kata Niken sambil menarik kaki Wiwid.
"Aaw.. Sakit Ken." teriak Wiwid.
"Kamu keluar duluan aja Ken. Biar aku bantu Wiwid." Indra mendekat dan membantu Wiwid mengeluarkan kakinya yang terjepit.
Indra lalu mencoba menarik kursi yang menjepit kaki Wiwid.
"Tarik kaki kamu Wid. Aku akan tarik kursinya." kata Indra.
Wiwid menggangguk lalu menarik kakinya perlahan. Cukup lama mereka berdua mencoba mengeluarkan kaki Wiwid dari himpitan kursi. Tak terkira rasa sakit yang dirasakannya hingga akhirnya Wiwid pingsan tepat saat kakinya berhasil keluar.
"Wid..." teriak Indra yang didengar Wiwid sebelum semuanya menjadi gelap.
Indra akhirnya membopong Wiwid keluar dari bis. Dia ikut tersungkur setelah berhasil keluar dari bis yang mulai berasap.
"Wiwid... Indra..." teriak Bu Indira, Dosen yang ikut mendampingi mereka.
"Mereka pingsan Bu. Kita amankan dulu." kata Pak Munir.
Beberapa mahasiswa pun membantu mengangkat tubuh Wiwid dan Indra ke tepi.
...***...
Bagi vote atau Bunga 🌹 atau secangkir kopi☕ 😁😁
Jangan lupa juga baca karya Author lainnya "Kisah Cinta Sang Perawan Tua" yang menceritakan kisah cinta Sissy dan Rio.
Baca juga "Mengejar Cinta Shavira" yang menceritakan kisah cinta Ical, anak dari Sissy dan Rio. "Geng Pelangi" juga seru loh, menceritakan kisah persahabatan 4 orang gadis. Kalian juga bisa buka di bio saya ya..
Like 👍 Komen dan Vote ✌✌
ajak juga teman lain buat ikut membaca ya..
Makasih 🙏🙏🙏
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments