#Hai reader kesayangan othor.. Insha Allah cerita ini akan update 1/2 hari sekali ya. Smoga aja othor bisa terus menulis dengan lancar.
Jangan lupa bagi bunga 🌹atau kopi ☕ nya biar semakin semangat buat nulis.. #
Selamat Membaca 📖
...***...
Hari ini di sekolah Caca sedang serius mendengarkan penjelasan gurunya. Pelajaran hari ini adalah pelajaran sejarah, salah satu pelajaran yang kurang disukainya. Caca tidak suka karena membuatnya ngantuk. Tanpa sengaja Caca mengalihkan pandangannya keluar jendela. Kebetulan posisi duduknya di dekat jendela yang mengarah langsung ke lapangan basket.
Dilihatnya ada Irfan, Bintang basket yang jadi idolanya.
(anggap aja salah satunya Irfan 😁 ~ google)
Caca mencari posisi yang pas agar bisa mengamati Irfan dengan leluasa tanpa ketahuan oleh gurunya.
Sejak masuk sekolah dan melihat tim basket bertanding, Caca jadi mengidolakan lelaki kakak kelasnya itu.
"Sst.. Sst..." Endah menyenggol lengan Caca.
"Apaan sih ?" bisik Caca.
"Bu Lina tadi lihat kesini." Endah ikut berbisik.
Caca pun kembali fokus memperhatikan kedepan. Sepanjang sisa pelajaran sejarah, Bu Lina terus saja memperhatikan ke arahnya.
"Sial.. Jadi gak bisa lihatin Kak Irfan." gerutu Caca dalam hati.
"Baiklah. Sekarang kalian kerjain dulu tugasnya. Berkelompok 2 orang. Setelah selesai jam ini kumpulkan di meja saya." kata Bu Lina.
Semuanya pun menghela nafas panjang.
"Ndah, kamu aja yang kerjain ya." kata Caca.
"Emang kamu mau ngapain ?" tanya Endah.
"Mau lihatin idola aku dulu." Caca melirik ke arah lapangan basket.
"Sialan kamu. Masa aku yang ngerjain kamunya malah asik ngecengin cowok sih." protes Endah.
"Iya deh iya. Aku bantuin." Caca akhirnya membuka buku dan membantu Endah merangkum.
"Pantesan langsung bantuin. Ternyata yang main basket udahan." sindir Endah.
"Hehehe. Tau aja kamu." Caca mencolek pipi sang sahabat.
Saat pulang sekolah, Caca sedang menunggu ojek online nya bersama Endah.
"Ca.. Ca.. Lihat tuh." Endah menunjuk ke arah pintu gerbang sekolah.
"Wah.. Ada Babang Irfan. Rejeki anak sholehah nih." gumam Caca.
"Iya Rejeki anak sholehah. Liat idolanya boncengan sama cewek." ledek Endah.
"Ah sialan. Aku pikir dia sendirian." gerutu Caca.
"Syukurin. Patah hati deh." ledek Endah lagi.
"Itu siapa ya Ndah yang dibonceng ?" tanya Caca tak bersemangat.
"Gak jelas. Tapi kayaknya itu pacarnya deh." kata Endah.
Caca hanya terdiam sambil memandangi Irfan yang masih di depan gerbang sekolah.
Irfan tengah mengobrol dengan teman cowoknya dengan tetap membiarkan seorang cewek di boncengan sepeda motornya.
"Ca, kamu kok diam aja ? Kamu beneran patah hati ya ?" Endah mengguncang lengan Caca yang hanya diam terpaku menatap ke arah Irfan.
"Ca... ngomong dong, jangan bengong gitu." Endah coba membuyarkan lamunan Caca.
"Aku gak apa - apa kok Ndah." jawab Caca singkat.
"Yakin ?" Endah kurang yakin dengan jawaban sahabatnya.
"Entahlah." Caca hanya menjawab singkat.
Tak lama Irfan dan ceweknya lewat di depan mereka. Caca dan Endah menatap keduanya dengan lekat.
"Ca, itu kan Debby, anak kelas X - 1." kata Endah.
"Iya Ndah. Aku tau. Aku pernah bareng dia waktu MOS kemarin." kata Caca yang belum melepaskan pandangan dari kedua orang itu.
"Mereka pacaran ya ?" tanya Endah.
"Aku gak tau Ndah. Aku kan gak deket sama mereka." jawab Caca.
"Yamg sabar ya Ca." Endah mengelus lembut bahu sahabatnya itu.
Caca hanya terdiam hingga ojol yang dipesannya tiba. Endah sungguh khawatir melihatnya.
Sampai di rumah, Caca langsung masuk ke kamarnya. Kebetulan rumah masih kosong.
Caca menangis mengingat kejadian tadi. Caca sungguh - sungguh menyukai dan mengagumi Irfan, sang kakak kenal bintang basket.
Baru kali ini dia merasakan patah hati karena cintanya tak kesampaian. Padahal mungkin yang dirasakan Caca saat ini hanyalah cinta monyet, bukan cinta yang sesungguhnya.
Caca terus menangis hingga ketiduran. Bahkan kejadian tadi terbawa hingga ke mimpinya.
"Ca, Kamu udah pulang ? Makan dulu yuk." panggil Yesa.
"Bentar Ma. Aku belum lapar." jawab Caca dari dalam kamarnya.
"Kok bisa belum lapar ? Tadi udah makan ?" Yesa sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Gak. Tadi pulang sekolah sempet jajan dulu. Jadi masih kenyang. Nanti kalo lapar Caca keluar deh." Caca terpaksa berbohong agar Yesa tidak khawatir.
"Ya udah. Nanti makanannya Mama taruh di meja makan. Mama makan duluan ya." Yesa menutup pintu kamarnya setelah Caca mengangguk.
Caca kembali memejamkan matanya dan teringat akan kejadian tadi.
"Apa aku terlalu lebay ya. Kan Kak Irfan belum jadi pacar aku. Kenapa harus cemburu seperti ini." gumam Caca lirih.
"Entahlah. Apa ini yang namanya patah hati ya ?" gumam Caca.
"Tumben Dek, kamu diam di kamar aja." kata Rara yang baru pulang dari sekolah.
"Gak apa - apa. Cuma lagi baca novel aja." kata Caca sambil menunjukkan ponsel pintarnya. Caca berpura - pura sednag membaca novel dari ponselnya agar sang kakak tidak terlalu khawatir.
"Ooh.. Kirain kamu kenapa. Ya udah Kakak ke kamar dulu ya." kata Rara.
"Iya Kak." jawab Caca.
"Abis ini kita makan bareng ya." kata Rara lagi.
"Iya." jawab Caca singkat.
...***...
Bagi vote atau Bunga 🌹 atau secangkir kopi☕ 😁😁
Jangan lupa juga baca karya Author lainnya "Kisah Cinta Sang Perawan Tua" yang menceritakan kisah cinta Sissy dan Rio.
Baca juga "Mengejar Cinta Shavira" yang menceritakan kisah cinta Ical, anak dari Sissy dan Rio. "Geng Pelangi" juga seru loh, menceritakan kisah persahabatan 4 orang gadis. Kalian juga bisa buka di bio saya ya..
Like 👍 Komen dan Vote ✌✌
ajak juga teman lain buat ikut membaca ya..
Makasih 🙏🙏🙏
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments