#Hai reader kesayangan othor.. Insha Allah cerita ini akan update 1/2 hari sekali ya. Smoga aja othor bisa terus menulis dengan lancar.
Jangan lupa bagi bunga 🌹atau kopi ☕ nya biar semakin semangat buat nulis.. #
Selamat Membaca 📖
...***...
Sudah beberapa hari sejak kejadian patah hati itu. Setiap pulang sekolah Caca langsung mengurung diri di kamarnya.
Caca menjadi pendiam dan baru keluar saat Rara atau Yesa mengajaknya makan.
"Dek, kamu kenapa sih kok ngurung diri di kamar terus ?" tanya Rara.
"Gak apa - apa Kak. Cuma lagi pengen sendiri aja." jawab Caca.
Rara hanya menghela nafasnya. Sangat tidak mungkin seorang Caca yang periang dan cerewet jadi pendiam tanpa sebab.
"Ikut Kakak yuk." Rara menarik tangan Caca keluar kamar.
"Mau kemana Kak ?" tanya Caca.
"Udah ikut aja." Rara menyuruh Caca diam.
"Ma, Aku pinjam mobilnya bentar ya." kata Rara pada Mamanya.
"Iya hati - hati." kata Yesa yang sedang sibuk mencuci buah di dapur.
Rara membuka pintu gerbang dan menyuruh Caca untuk masuk ke mobil.
"Mau kemana sih Kak ? Aku pake baju gini lagi" Caca menatap pada kaos oblong dan celana pendeknya.
"Gak apa - apa. Kita santai - santai aja." kata Rara.
Rara melajukan mobilnya menuju ke sebuah resto cepat saji asal Amerika yang cukup terkenal.
"Kita beli makan dulu ya." kata Rara.
"Iya Kak." jawab Caca.
"Kamu mau makan apa ?" tanya Rara.
"Terserah Kakak aja." jawab Caca.
Rara pun akhirnya memesan burger, ayam, nasi dan gak lupa es krim juga.
"Banyak bener Kak." tanya Caca melihat pesanan Rara.
"Gak apa - apa. Kita kan mau ke taman." jawab Rara.
"Ngapain ?" tanya Caca lagi.
"Ya refreshing aja, Cari suasana baru." jawab Rara sambil tersenyum pada sang adik.
Tak lama mereka sampai di taman kota. Rara turun dan membawa semua makanan yang dibelinya tadi. Caca pun ikut membantu kakaknya membawa sebagian makanan itu.
"kita mau piknik Kak ?" tanya Caca sambil memandang sekeliling.
"Gak. Kita duduk - duduk di kursi aja sambil ngobrol santai." jawab Rara yang langsung menuju ke sebuah kursi yang tersembunyi.
Caca hanya diam dan mengikuti kakaknya.
"Nih.. dimakan dulu.." Rara memberikan sebuah burger pada adiknya.
"Kakak juga makan ya." Caca menerima burger dari kakaknya.
Setelah menghabiskan burger mereka. Rara pun mencoba mengajak adiknya bicara serius.
"Dek, kamu sedih kenapa ? Apa gara - gara Kakak mau kuliah ke luar kota ?" tanya Rara.
"Salah satunya itu Kak." jawab Caca.
"Kakak janji akan selalu hubungi kamu. Kamu juga bisa main ke kosan Kakak saat libur." kata Rara sambil mengelus rambut Caca dengan sayang.
"Iya Kak. Aku juga kalo sudah lulus SMA mau kuliah di luar kota." lanjut Caca.
"Iya. Gak apa - apa kalo itu lebih baik buat mental kamu. Suasana di rumah memang udah kurang sehat." kata Rara.
"Iya Kak. Aku gak suka kalo Mama Papa berpura - pura mesra padahal sering berantem." Caca bercerita sambil menahan tangisnya.
"Iya. Kamu sibukin diri aja di luar. Ikut ekskul atau apa. Jadi gak kesepian di rumah." kata Rara.
"Kalian jahat sih. Semuanya pada ninggalin rumah. Tinggal aku yang masih terjebak disana." gerutu Caca.
"Sabar ya Dek. Nanti juga kamu bisa pergi dari rumah itu." kata Rara coba menenangkan adiknya.
"Heem." Caca menundukkan kepalanya.
"Kamu masih ada masalah ? Cerita dong sama Kakak." tanya Rara.
Caca menatap kakaknya sejenak lalu menceritakan kejadian kemarin yang membuatnya patah hati. Selama Caca bercerita , Rara dengan setia mendengarkan sambil sesekali mengusap punggung sang adik.
"Hahaha.. Baru aja jatuh cinta udah patah hati." ledek Rara.
"Iih.. Kakak malah ngeledekin." Caca mulai merajuk.
"Tenang Dek. Kamu masih muda. Buka hati, jadi akan banyak cowok yang deketin kamu." kata Rara.
"Ntar aja deh." tolak Caca.
"Unur kayak kita tuh suka cowok bukan cinta tapi suka aja. Cinta monyet." kata Rara.
"Emang iya Kak ?" tanya Caca.
"Iya. Kita hanya suka seseorang karena dia ganteng, pintar, populer. Masih anak muda banget lah." jawab Rara.
"Trus Kakak pernah pacaran ?" tanya Caca lagi.
"Pernah lah. Tapi ya gitu aja. Cuma buat bikin seneng aja." jawab Rara.
"Hhmm.. Maksudnya ?" Caca gak ngerti dengan ucapan kakaknya.
"Ya itu. Pacaran buat have fun aja bukan serius. Kalo serius pasti akan aku ajak ke rumah." Rara menjelaskan.
"Ooh.. Gitu ya. Jadi gak apa - apa pacaran buat have fun ?" Caca bertanya lagi.
"Ya gak apa - apa. Kalo memang jodohnya juga akan ada jalan buat akhirnya serius." Kata Rara.
"Cie... Dewasa sekali kakakku ini. Udah nemu belum yang serius di hati ?" Caca malah balik meledek kakaknya.
"Belum lah. Sekarang fokus buat kelulusan dulu." jawab Rara dengan santai.
"Makasih ya Kak. Udah mau jadi tempat curhat aku." Caca memeluk Rara dengan erat.
"Sama - sama Dek. Kapan lagi kita bisa bersantai di taman kayak gini." Rara membalas pelukan adiknya.
"Sering - sering aja ajak ke taman ya Kak." kata Caca sambil tersenyum lebar.
"Yah.. Ngelunjak dia. Ini aja aku harus pake tabungan aku buat jajanin kamu." Rara mengacak rambut Caca gemas.
"Tinggal minta ganti aja ke Mama." kata Caca.
"Gak ah. Kasian Mama, kan kemarin udah beliin kita segala macam." kata Rara.
"Iya juga ya." kata Caca.
"Makanya kamu juga harus nabung buat keperluan kayak gini. Jangan minta terus sama Mama atau Papa." Rara menasehari adiknya.
"Gak janji ya Kak." kata Caca sambil tersenyum lebar.
"Kamu mah jajan mulu sih. Jadi uangnya selalu habis." ledek Rara.
"Iya. Karena jajan itu wajib." jawab Caca santai.
"Udah yuk kita pulang." ajak Rara.
"Ayo. Ini kita bawa pulang aja ya." Caca membawa makanan yang masih utuh.
"Iya. Nanti kita makan lagi di rumah." Rara berjalan mendahului Caca.
...***...
Bagi vote atau Bunga 🌹 atau secangkir kopi☕ 😁😁
Jangan lupa juga baca karya Author lainnya "Kisah Cinta Sang Perawan Tua" yang menceritakan kisah cinta Sissy dan Rio.
Baca juga "Mengejar Cinta Shavira" yang menceritakan kisah cinta Ical, anak dari Sissy dan Rio. "Geng Pelangi" juga seru loh, menceritakan kisah persahabatan 4 orang gadis. Kalian juga bisa buka di bio saya ya..
Like 👍 Komen dan Vote ✌✌
ajak juga teman lain buat ikut membaca ya..
Makasih 🙏🙏🙏
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments