Cheyka sudah pulang pada sore harinya, namun sebuah pemandangan berbeda terlihat di basecamp. Wajah para anggota tim terlihat masam semua.
"Kalian kenapa?" tanya Cheyka bingung.
"Aduh Chey gawat, Kak Rhuka ketahuan dengan Omanya. Omanya curiga dia tidak pergi ke luar kota. Harap maklum Kak Rhuka 'kan diam-diam, ketika menjadi pemain profesional." jawab Bombom.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Cheyka.
"Kakak, kamu 'kan pelayan baru Kak Rhuka. Sebaiknya nanti malam, harus meyakinkan Oma. Apalagi Kak Rhuka beralasan, pergi untuk urusan perusahaan." jawab Rhoky.
"Bagaimana cara aku meyakinkan Oma, dia galak susah dirayu." ucap Cheyka spontan.
"Tenang, Rhoky selalu punya solusi." Rhoky tersenyum, sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Pada malam harinya, Rhoky mengetuk pintu kamar Cheyka. Dia memberikan sebuah plastik, yang tidak diketahui isinya.
"Ini apa Rhoky." Cheyka tampak membolak-balik plastik.
"Pakailah baju ini, sebagai bukti pada Oma." jawab Rhoky.
"Maksudnya bagaimana sih, Kakak gak ngerti." Cheyka semakin bingung.
"Sudahlah pakai saja, jangan lupa baca buku sepesial nikah." Rhoky mengedipkan matanya.
Cheyka membuka plastik, dan melihat isi dalamnya. Kedua matanya membulat, dan bergidik ngeri. Ternyata sebuah baju tidur yang sangat terbuka.
"Apaan sih dia, kenapa harus memberikan ini." Cheyka berbicara sendiri.
”Tapi betul juga si rencananya, ini akan membuat Oma tidak curiga.” batin Cheyka.
Rhoky cekikikan tidak jelas, berada di depan pintu kamar Rhuka. Mengetuk pintu perlahan, seolah ingin menjadi penyelamat. Tak berselang lama, pintu sudah terbuka.
"Ada apa?" tanya Rhuka.
"Ini Kak, aku bawakan minuman jus segar." jawab Rhoky.
"Kok tumben perhatian?" Menatap curiga.
"Karena Kakak sangat lelah, anggap saja sebagai bentuk menghargai ketua tim." tersenyum tulus.
Rhuka segera mengambil gelas minuman, namun Rhoky membuntutinya. Rhoky ingin melihat reaksi si Rhuka.
"Kamu ngapain ikut?" tanya Rhuka.
"Kakak harus ke kamar Kakak ipar." jawab Rhoky.
"Tidak mau, bagaimana bila anggota tim memergoki." ujar Rhuka.
"Kakak, Oma pasti melakukan panggilan video lagi." jawab Rhoky.
Rhuka duduk di atas ranjang tidur, malas meladeni sang adik. Mulutnya mulai meneguk air jus pemberian Rhoky. Bersamaan dengan itu, Oma Serfa melakukan panggilan.
"Rhoky, kamu saja yang bicara." ujar Rhuka malas.
"Siap Kakak." Rhoky mengambil ponsel Rhuka.
"Halo Oma." sapa Rhoky, dengan ceria.
"Kenapa kamu yang angkat, mana Kakakmu?" Mengintrogasi dengan cerewet.
"Oma, mereka sedang menghabiskan waktu berdua." Rhoky memberikan kode, agar Rhuka segera keluar.
Rhuka menurut saja, pada rencana tidak masuk akalnya. Rhoky mengetuk pintu kamar Cheyka, namun layar ponsel masih menghadap wajahnya. Sepertinya Cheyka sudah tertidur, namun pintunya tidak terkunci.
"Dengar iya Rhoky, Oma tidak percaya. Sebelum ada bukti, Oma masih akan terus mendesak." ancam Serfa.
"Waduh Oma parah, tidak mungkin aku merekam mereka dalam kamar." jawab Rhoky.
"Bagikan saja lokasinya, dengan begitu tidak menjadi ribet." ucap Serfa.
"Oma tenang saja, aku akan mengirimkan foto mereka." jawab Rhoky.
Rhoky mendorong paksa Rhuka yang terlihat gelisah, tubuhnya tiba-tiba berkeringat dingin. Detak jantungnya lebih cepat dari biasanya, seperti ada yang tidak beres pikirnya. Rhoky segera mendorong Rhuka, hingga sekarang berada di sebelah Cheyka.
"Oma lihat saja, mereka berduaan 'kan." Rhoky mengarahkan layar ponsel, ke arah Rhuka dan Cheyka.
"Iya sudah matikan saja, membuat Oma semakin sebal." jawab Serfa.
Rhoky segera keluar kamar, lalu dengan seenaknya menguncinya dari luar. Rhuka sukses dalam akting pura-pura tidurnya, namun tidak bisa menenangkan diri.
"Aduh, ada apa ini? Jangan-jangan bocah tengil itu, memasukkan sesuatu ke dalam minuman." monolog Rhuka.
Rhuka melihat wajah Cheyka yang tidur dengan cantik. Tubuhnya tertutup selimut, dengan tangannya memegang buku sepesial nikah.
"Ternyata Cheyka suka padaku, sampai mengikuti cara-cara yang ada dalam buku. Tapi aku tidak boleh melakukan itu, aku harus menyingkirkan Cheyka agar jauh dari pandangan mata." Masih berbicara sendiri.
Rhuka menarik selimut Cheyka, dan merasa benar-benar digoda. Rhuka baru menyadari, bahwa Cheyka mengenakan baju yang begitu terbuka. Tangannya menerkam pundak Cheyka, dan mencium bibirnya. Meraba setiap inci bagian tubuh Cheyka yang menggoda hati. Menarik selimut hingga menutupi mereka berdua.
Rhoky masih berdiri di depan pintu. "Aku harus berjaga-jaga, jangan sampai anggota tim lain menggagalkan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
rocky km jail banget...
2022-11-19
1