Cheyka fokus kembali pada layar ponselnya, karena Rhuka juga sudah fokus pada laptopnya. Monster keluar dari batu, lalu Rhuka menyerangnya. Monster Cheyka mengelak, lalu balik menyerang. Monster milik Rhuka kehilangan darah, hingga menyerang balik.
"Ayo Chey semangat!!!" Berteriak tiba-tiba.
"Hei kamu, jangan melampaui batas. Ini bukan di hutan, yang sebebasnya bersuara." Rhuka masih fokus bermain.
Cheyka diam saja hingga menyelesaikan permainan, tetap saja Rhuka yang menang. Cheyka merasa heran Rhuka meletakkan laptop, bersamaan dengan dirinya yang meletakkan ponsel.
”Keberaniannya dalam bermain game, bisa diacungi jempol. Aku memutuskan untuk memilih kamu.” batin Rhuka tersenyum, memiliki sebuah rencana.
Keesokan paginya Cheyka sudah bangun, sebelum Rhuka membuka mata terlebih dulu. Cheyka keluar dari kamar mandi, lalu menuju ke ruang ganti.
"Kau tidak akan menghina penampilanku lagi. Aku sekarang memakai baju warna biru dongker." Berputar-putar sendiri, di depan cermin.
Cheyka keluar dari ruang ganti, terlihat Rhuka yang berdiri depan pintu.
"Penampilan seperti ini tidak terlihat lebih baik, rasanya membuat ingin muntah saja." ujar Rhuka.
"Bukankah tuan yang menyuruhku, untuk berganti penampilan." jawab Cheyka.
"Maksudmu, aku yang salah?" Mulai melotot.
Cheyka tersenyum paksa. "Tidak, tuan selalu benar."
”Kenapa tidak kau saja, yang mengenakan rok. Kenapa tidak kau saja, yang mengganti penampilan membosankan itu.” batin Cheyka.
"Pasti batinnya sekarang sedang gempa, hatinya dongkol sampai mau longsor.” batin Rhuka, ingin tertawa.
Pukul 07.00. mereka sarapan bersama, di ruang makan. Oma Serfa dan Bibi Wilda terus melihat penampilan Cheyka.
"Sekali kampungan tetap tidak akan menjadi emas. Biar dipoles bagaimanapun, tetap seperti tupai masuk got." sindir Wilda.
"Benar, ada banyak sekali perempuan mengincar Shi'ing Grup. Sampai bela-belain, dekatin Rhuka terus." jawab Serfa.
Melodi dan Rhoky diam saja, teringat fasilitas yang ditarik. Tidak ingin Kakaknya marah lebih besar lagi.
"Kalau waktunya makan, lebih baik diam. Oh iya, hari ini aku akan pergi." ucap Rhuka.
"Kemana kamu?" tanya Serfa penasaran.
"Mau bulan madu, kami 'kan pengantin baru." jawab Rhuka.
Wilda menepuk jidatnya sendiri. "OMG Rhuka, kamu serius ingin membuang uang untuk bersamanya."
"Tidak masalah Bibi, bahkan kehilangan ratusan juta tidak apa-apa. Istriku tercinta ini, tidak bisa diganti dengan apapun." Rhuka mengambil tisu, sengaja mengelap bibir Cheyka.
”Apa ponakanku ini, sengaja membuat hatiku panas. Benar-benar keterlaluan.” batin Wilda.
Sebelum pergi, Cheyka mengambil kurungan Welang. Dia akan membawanya, untuk ikut bersama. Rhuka juga memasukkan Blunt, ke dalam mobilnya.
"Rhoky, kau supir mobil sampai basecamp." ujar Rhuka, sambil melemparkan kunci.
Rhoky berhasil menangkapnya. "Iya Kak."
"Rhoky, apa kau mau jadi obat nyamuk?" tanya Melodi, yang tiba-tiba muncul.
"Aku disuruh Kak Rhuka ikut. Nanti, aku akan bermain bersama temanku. Aku di luar kota tidak sendirian." jawab Rhoky.
Mereka masuk ke dalam mobil, lalu menuju ke basecamp CXGS Gaming. Bombom terlihat sedang olahraga di luar, biar tubuhnya tidak banyak menimbun kalori.
"Siapa yang kalian bawa?" tanya Bombom.
Jay dan Jey tampak mengingat sesuatu. "Bukankah dia pelayan baru Kak Rhuka?" tanya Jay dan Jey bersaman.
"Benar, tapi sekarang tidak lagi. Dia akan bergabung bersama kita, untuk menjadi anggota tim CXGS Gaming." jawab Rhuka.
"Apa? Bukankah basecamp ini, aku pernah menginap di sini." Cheyka sedikit berteriak.
"Iya, kau saja yang tidak menyadari. Ini tempat tongkrongan, tapi juga tempat latihan. Kami sering berkumpul di sini, begitupula dengan Rhoky." jelas Rhuka.
"Ingat Kakak ipar, jangan berani-berani mengadu ke Oma. Bisa-bisa, Kakak disembelih sampai putus lehernya." bisik Rhoky mengancam.
"Iya, iya, aku tidak ember." jawab Cheyka.
Tiba-tiba, banyak anak-anak kecil lewat. Seseorang menendang bola, dan hampir mengenai kepala Cheyka. Rukha menarik Cheyka dalam pelukannya, hingga bola lolos ke arah lain.
"Maaf Kak, kami tidak sengaja." ujar anak kecil itu.
"Memangnya kalau lecet, kalian bisa ganti berapa." jawab Rhuka dengan arogan.
"Rhuka sudahlah, aku tidak apa-apa." ucap Cheyka.
"Pergi sana." Rhuka mengusir anak-anak itu.
”Pasti dia hanya sandiwara di depan Rhoky.” batin Cheyka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments