Pada malam harinya Rukha baru saja pulang, dari perusahaan Shi'ing Grup. Dia segera bersiap-siap, untuk melaksanakan pesta. Tidak lupa menyuruh Cheyka bersiap, karena teman-temannya mulai hadir.
"Itu pelayanmu?" Jay melihat Cheyka, yang membawa minuman.
"Iya." jawab Rukha.
"Cepat suruh dia untuk mengenakan rok mini, dan juga baju sedikit terbuka." ujar Jay.
"Aku tidak mau." jawab Rukha.
"Tidak masalah, biar aku yang menyuruhnya." sahut Rhoky.
"Bagus, cepatlah sedikit." jawab Jey.
Cheyka sudah datang menghampiri, meletakkan air minum. Jey dan Jay memandang Cheyka, yang terlihat lucu bila jadi teman akrab.
"Kak Rukha, kamu tidak boleh pelit. Dia itu pelayan barumu, segera suruh dia berganti pakaian. Jangan-jangan, kamu berusaha melindungi pelayan." ujar Jay menggodanya.
"Cepat ganti baju, buat aku ada muka di depan teman-temanku." bisik Rukha.
"Ayo Kakak, biar aku beritahu baju yang pas." Rhoky tersenyum mengejek.
"Baiklah, siapa takut." jawab Cheyka.
”Tidak akan aku biarkan, aku terlihat kalah dengan kalian. Akan aku buktikan, aku bisa apa saja.” batin Cheyka.
Cheyka sudah sampai ke kamarnya, Rhoky melemparkan paper bag. Sungguh terkejut Cheyka, ketika melihat baju tanpa lengan. Ditambah rok mini yang berada di atas lutut. Rhoky senang, melihat Cheyka merasa malu.
"Cepat segera kenakan, tamuku tidak suka menunggu lama." titah Rhoky.
"Baiklah adik ipar." Tersenyum paksa.
Cheyka keluar dari kamarnya, setelah mengenakan baju tersebut. Mengambil makanan di dapur, lalu membawanya ke halaman. Bibi Wilda memperhatikan dari balkon kamar, bersama dengan Serfa.
"Murahan sekali ponakan menantu." ejek Wilda.
"Sepertinya, cucu menantu mau menggoda teman Rukha." jawab Serfa.
"Wajar saja, gadis tidak berpendidikan." Wilda terus menghinanya.
"Tidak habis pikir dengan cucuku, kenapa menolak kencan buta demi dia." jawab Serfa.
Cheyka meletakkan makanan di atas meja, dengan berhati-hati. Sebenarnya hati Cheyka, merasa tidak ada harga diri. Dia mengganti pakaian baju panjang dan rok panjang, dengan pakaian semini itu.
"Hai, cantik juga bila seperti ini." puji Jay.
"Terimakasih." Cheyka menjawab, sambil tersenyum.
Rukha memijat pelipisnya sendiri, ntah kenapa merasa kesal. Padahal dirinya yang memberi titah, menantang gadis pemberani tersebut.
Rukha menarik tangan Cheyka. "Kau benar-benar tidak tahu malu iya? Mau saja disuruh seperti ini."
Hati Cheyka bagaikan tertusuk tombak besar, sakit tidak terkira karena menghujam dadanya. Berusaha menahan cairan di matanya agar tidak terjatuh, sudah cukup berkaca-kaca saja.
"Bukankah ini perintah tuan, yang tidak boleh ada pelanggaran." jawab Cheyka menantang.
Cheyka segera menghempaskan tangan Rhuka, melangkahkan kakinya menuju ke toilet. Cheyka kembali ke halaman, saat pesta sudah usai. Cheyka membereskan gelas-gelas itu, sambil berniat menangis tersedu-sedu.
"Salahku apa? Gak Omanya, gak bibinya, gak saudaranya, gak temannya, semuanya menindas ku. Bahkan dirinya juga menjadikan aku boneka pajangan. Tuan muda, kau benar-benar pria brengsek. Aku membencimu sepentuh hati Rukha Angjaswila." Cairan bening di kelopak matanya, akhirnya lolos berjatuhan.
Sejak tadi, Cheyka bersandiwara berlagak kuat. Terlihat baik-baik saja, biar tidak dianggap lemah. Namun ada rasa sesak yang tertoreh, tanpa bisa dijelaskan.
Rukha melihat dari atas balkon, Cheyka memaki-maki dirinya. Tiba-tiba saja hatinya merasa sedikit iba, namun segera menepis perasaan itu.
"Biarkan saja dia bersedih, memang dia sudah aku beli. Aku ini ketua tim CXGS Gaming, harus fokus pada prinsip untuk jomblo." Bergumam-gumam sendiri.
Cheyka masuk ke dalam rumah, setelah raut wajahnya pulih. Tidak ingin terlihat sedih, ketika masuk ke dalam kamar. Cheyka segera merebahkan tubuhnya, di atas kursi sofa. Memilih untuk tidur, tanpa mencuci muka lagi. Rukha menutup pintu yang menghadap balkon, dia melihat Cheyka yang telah tertidur pulas.
”Lucu juga kalau sedang tidur, tapi lebih lucu kalau bangun. Wajah pura-pura bahagianya itu, yang membuat aku ketagihan untuk melihatnya.” batin Rukha bergumam, tanpa terasa sedikit menarik sudut bibirnya.
Rhuka melangkahkan kakinya, segera mematikan lampu. Dia juga ingin segera istirahat, memejamkan matanya yang sudah lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments