Cheyka membersihkan ruangan dapur, usai latihan bermain game. Mengepel lantai dengan perlahan, lalu mengelap kompor gas.
"Tuan muda sombong, merasa paling tampan. Padahal juga kalau botak, pasti jelek banget." Bergumam-gumam lirih.
"Siapa yang Kakak bilang jelek?" Rhoky tiba-tiba muncul.
"Tidak ada, hanya tikus lewat." alibi Cheyka.
"Oh iya, Kakak masak untuk makan malam iya." Rhoky tersenyum.
"Memangnya kamu siapa, bisa-bisanya memerintah aku." jawab Cheyka.
"Kakak, ini permintaan Kak Rhuka." ujar Rhoky.
"Oh baiklah, segera ku sajikan." jawab Cheyka.
Pada malam harinya, mereka makan bersama. Rhuka merasa heran karena daging ayam yang Cheyka masak, masih terasa keras.
"Apa daging ini tidak direbus, kenapa sangat keras? Apa sengaja, ingin membuat gigiku rontok?" Rhuka protes.
"Direbus kok." Cheyka menusuk daging dengan santainya.
”Apa dia sengaja, pilih kasih padaku.” batin Rhuka.
Rhuka membanting sendok dan garpu, lalu segera meninggalkan ruang makan. Bombom merasa iba, melihat Cheyka yang cemberut.
"Sabar iya, Kak Rhuka memang seperti itu." ujar Bombom.
"Iya tidak apa-apa, aku sudah paham." jawab Cheyka.
"Kak, segera bujuk dia sana. Aku punya buku spesial nikah, yaitu tentang merayu suami." bisik Rhoky.
Cheyka membulatkan kedua matanya. "Kamu pasti mau mengambil keuntungan. Bila aku merayunya, kamu mau titip pesan. Meminta aku memohon, supaya dia membalikkan fasilitas mu."
Rhoky menggelengkan kepalanya, lalu segera berlari. Tidak ingin terkena hantaman amarah, dari sang kakak ipar.
Keesokan harinya Rhuka bangun kesiangan, karena alarmnya tidak berbunyi. Merasa kesal karena sudah menghidupkannya. Dia segera menuju ke kamar mandi, untuk membersihkan diri. Saat sudah selesai, alangkah terkejutnya karena lupa membawa handuk.
Sementara Cheyka dan Rhoky sibuk di depan pintu kamar Rhuka. Mereka menjalankan rencana, untuk merayu Rhuka.
"Cepat masuk kamarnya, rayu dia. Aku akan mengajarkan Kakak bermain sepuasnya."
"Dari tadi sudah diketuk, tapi tidak dibuka." jawab Cheyka.
Rhoky membuka pintunya, yang kebetulan tidak dikunci. Mendorong paksa kakak iparnya, supaya masuk ke dalam.
"Tuan muda, kau dimana?" panggil Cheyka.
"Kamu, cepat ambilkan handuk. Aku lupa membawanya." terdengar sahutan, dari kamar mandi.
"Doa seorang istri, dikabulkan Tuhan. Umpatan serapah ku di dalam hati, telah dilaksanakan untuk menyerbunya." Cheyka tersenyum ceria.
"Hei cepat sedikit, kenapa lama sekali." Rhuka berteriak.
"Iya, tunggu sebentar." jawabnya.
Cheyka segera mengambil handuk, lalu membuka sedikit pintu kamar mandi. Cheyka menyodorkan handuk, lalu Rhuka menariknya dengan kasar. Cheyka tidak sengaja mendorong pintu, hingga terbuka lebar dan gelangnya tersangkut pada handuk.
"Aaa!" Cheyka dan Rhuka berteriak bersamaan.
Cheyka hendak menutup matanya, namun harus repot melepas gelangnya. Rhuka segera melilitkan handuk, pada tubuhnya yang polos.
"Kau pasti sengaja, ingin mengintip." Rhuka menjewer telinga Cheyka.
"Ampun tuan, bukan seperti itu." jawab Cheyka.
"Apanya yang bukan seperti itu? Mau alasan apa lagi." Rhuka semakin maju, seiring langkah kaki Cheyka mundur.
Kakinya sudah menabrak kaki sofa, Cheyka tidak berani menatapnya. "Bukankah aku hanya mengambil handuk."
"Kenapa masuk ke kamarku?" Rhuka menarik tangan Cheyka.
Cheyka berusaha memberontak, hingga Rhuka tidak sengaja mendorong Cheyka. Mereka akhirnya berada di atas kursi sofa, dengan tubuh Rhuka di atas istrinya.
"Tadi, aku hanya mau mengantar teh. Setelah itu, aku berniat keluar kok." jawab Cheyka gugup.
Rhuka tidak sengaja memegang saku rok Cheyka. Ada sebuah buku kecil di dalamnya. Rhuka merogoh saku, dan terkejut mendapati judul pada sampul.
"Buku spesial nikah, cara merayu suami." Rhuka membacanya, dengan tatapan tajam.
”Haduh, dia akan salah paham padaku. Huaa... pasti Rhoky yang diam-diam menyelipkan buku kecil itu.” batin Cheyka.
Rhuka membukanya, dan mulai sedikit membaca tahap permulaan. Sama persis dengan yang Cheyka lakukan, membuatkan air minum di pagi hari.
"Wah luar biasa, ada peningkatan. Selain berani, ternyata kau mau menambah kekuatan. Apa aku terlalu lembut padamu, hingga kau menjadi super berani?" Bertanya dengan menatap tajam.
"Tuan, ini benar-benar salah paham." jawab Cheyka jujur.
"Lalu, kau kira ada yang mendengar penjelasan darimu? Bayangkan bila ada darah tikus, lalu di tanganmu memegang bangkainya. Saat itu juga kau berkata pada semua orang, bahwa bukan kau pelakunya. Apa itu masuk akal?"
"Tuan, bisakah kau menyingkir sebentar. Aku tidak bisa bernafas, tubuhmu benar-benar berat." pinta Cheyka.
"Aku tidak mau, bukankah ini yang kau inginkan." jawab Rhuka.
Rhoky menunggu di luar, sambil cekikikan tidak jelas. Pasti mereka berdua sedang melakukan ini dan itu pikir Rhoky.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments