EPs. 4

"Kamu?" suara seorang laki laki yang terkejut tidak lain adalah Hera

Sedangkan Sofia masing mematung dengan segala pemikiran nya hingga suara bu Sonia membuyarkan aktivitas Sofia

"Kalian sudah saling kenal?" tanya bu Sonia

"Emm saya karyawan pak Hera, saya lagi magang di perusahaan pak Hera" jelas Sofia

"Syukur kalau kalian sudah salin kenal, semoga dengan pertemuan kali ini kalian tambah akrab!"

"akrab?" jawab Hera dan Sofia bersamaan

"Iya sesuai dengan wasiat kakek kamu Hera, bahwa kamu akan di jodohkan dengan cucu teman nya yaitu Sofia"

"tapi mah!" ucap Hera

" Pokoknya nggak ada penolakan, titik" suara tegas Bu Sonia

Hera hanya bisa pasrah begitupun dengan Sofia, kemudian setelah kenal mengenal dua keluarga itu mereka makan dan diselingi dengan senda gurau.

Hari semakin gelap, magrib telah datang suara adzan berkumandang dimana mana, pertemuan singkat dua keluarga itu mereka akhiri.

"Om, tante saya duluan mau ke mushola. Sekalian mamah, papah sama kakak kalau mau pulang duluan gak papa. Fi mau belanja keperluan Fia dulu"

"kalau gitu di antar sama Hera ya, biar ada yang jagain" ucap Bu Sonia dan melirik tajam kepada Hera

"Gak usah tante, Fi jalan sendiri aja"

"Fia bawa mobil?" tanya Bapak nya

Hanya dibalas dengan cengiran

"Kebiasaan kamu Fi" ucap kakaknya

"Ini kesempatan aku untuk bicara dengan anak ini" batin Hera

"Kalau gitu Hera antar aja" suara bariton seorang pria yang hanya diam dari tadi

"Gak usah pak" tolak Fia

"nggak baik anak perempuan jalan sendiri pakai angkutan umum lagi" ucap Bu Sonia

Dengan berat hati Sofia bersedia di antar oleh Hera.

 

Setelah menunaikan sholat magrib di mushola dekat restoran, Sofia dan Hera berangkat ke sebuah mall

"pak kenapa bapak mau dijodohin dengan saya?" Sofia memulai pembicaraan, kini mereka sedang berjalan ke sebuah toko kerudung

"Jangan senang dulu kamu"

"siapa yang senang coba, bapak kali yang senang dijodohin sama saya"

mereka jalan beriringan dan Sofia tampak memilih kerudung yang pas buatnya

"nggak ada senang senang nya, lagian aku nggak tertarik sama kamu gaya pakaian kamu aja ngolot" ledek Hera sambil menunjuk kerudung yang sedang dipilih Sofia

"ngolot apanya, ini itu buat tutup aurat"

"iya kan mamah ku juga pakai kerudung, jadi kayak ibu ibu"

"terserah ya, capek beri penjelasan sama bapak, kalau gitu kenapa bapak mau dijodohin?"

"aku terus di paksa bahkan mamah sampai mengancam untuk memblack list nama ku dari keluarga" jawab Hera

Seketika Sofia tertawa, merasa lucu dengan jawaban Hera

"Terus bapak percaya aja gitu?"

Hera mengangguk "mereka tidak pernah main main Fi"

setelah mendapatkan kerudung incaran nya mereka menghampiri kasir

"Mbak saya mau beli yang ini" ucap Sofia seraya mengeluarkan dompetnya

"Biar aku yang bayar" ucap Hera

" Nggak usah pak, saya masih sanggup bayar kok"

"gak papa, itung itung ganti rugi tadi makan siang" jelas Hera, kemudian dia mengeluarkan black card nya

"Setelah ini langsung pulang atau masih ada yang mau di beli lagi?"

kruk kruk kruk

Suara perut Sofia nyaring ditelinga mereka berdua

"Kamu lapar?"

Sofia mengangguk dengan menahan malu, pasalnya tadi sore dia makan bersama dengan keluarga Hera tapi dikarenakan syok dengan kenyataan membuat Sofia tidak berselera makan.

"Tadi saya makan sedikit, nggak mood. Eh sekarang minta jatah lagi ni perut" Ucap Sofia

"Ya sudah cari makan yuk" ajak Hera

Setelah mendapatkan tempat yang nyaman untuk makan Sofia dan Hera berbincang bincang lagi

"Pak nggak lagi sibuk kan?"

"nggak, lagian ada yang mau saya bicarakan dengan kamu"

"apa, bicara saja" ucap Sofia sambil menyendok makanan ke mulut nya

"Bagaimana kedepan nya kamu akan lanjutin nikah sama saya?"

"ya gimana lagi pak, saya bingung seolah saya di paksa karena nggak bisa bayar hutang. Kenapa kakek bapak segitu nya padahal kalau di bayar dengan uang sudah beres kan?"

"nah itu juga, nggak mungkin aku batalin ini. Jadi bagaimana kalau kita buat perjanjian?"

"perjanjian?"

"iya, jadi kita nikah selama setahun aja atau berapa bulan aja setelah itu kita pisah dengan alasan kita nggak ada kecocokan. Kamu bisa kan?"

Sofia nampak berfikir

"Tenang saja selama masa itu kita akan melakukan kegiatan masing masing tanpa mencampuri urusan satu sama lain, bagaimana?"

"OK, tapi dengan syarat nikah kita jangan sampai terpublish ke luar keluarga"

" iya, kita bisa melakukan akad nya tertutup hanya keluarga yang tahu" jawab Hera

"Jadi berapa bulan?" tanya Sofia

"Satu tahun"

"lama, 3 bulan"

"apa mereka nggak akan curiga?" tanya Hera

"Nggak akan pak, saya jamin. satu lagi pak syarat nya bapak jangan Cinta sama saya"

"ih siapa juga yang bakal cinta sama kamu, yang ada kebalik kamu yang akan cinta kepada saya" kemudian mereka tertawa

"Nggak lah pak, bapak bukan tipe saya. Tipe saya itu yang soleh dan baik akhlaknya"

"Emang saya nggak soleh?"

"kalau menurut saya enggak" jawab Sofia dengan nada bercanda

"dan kamu juga bukan tipe saya, kamu harus tahu bahwa saya sudah punya ....."

"Iya saya tahu bu Grace kan?"

dan diangguki oleh Hera

"Apa sih bagus nya bu Grace, ih aku liatnya il feel tahu pak"

"jangan gitu kamu, dia itu paling ngertiin saya banget"

"ah terserah bapak. Oh iya pak kok bapak tahu kalau yang bayarin makan siang bapak saya?"

"saya lihat di CCTV" Jawabnya

"Bapak itu buta apa gimana sih, perempuan kayak gitu masih aja dipertahanin"

"kamu nggak akan mengerti perasaan saya. Loh kok jadi curhat curhat gini"

"bapak yang mulai"

"jadi bagaimana sepakat kan dengan perjanjian tadi?" tanya Hera seraya mengulurkan tangan nya

"OK" jawab Sofia dan menyambut uluran tangan Hera tanda setuju

"Besok saya bawa surat perjanjian yang harus kamu tanda tangani"

Setelah bicara panjang lebar mereka memutuskan untuk pulang.

"oh iya saya minta nomor ponsel kamu" ucap Hera ketika sampai di depan rumah Sofia

kemudian Sofia memberikan nomor ponsel nya kepada Hera. Setelah nya Hera memutuskan untuk pulang ke rumah nya.

***

Di dalam kamar Sofia langsung merebahkan tubuh nya setelah mandi dan menunaikan kewajiban nya sebagai seorang muslim

"huh lega nya, akhirnya aku tak akan terjerat pada kehidupan yang tak pernah ada kata cinta di dalam nya, walau pun harus ada akting beberapa bulan tapi nggak papa lah asal nggak se umur hidup harus terus terusan bersandiwara" monolog Sofia

tak terasa Sofia tidur ketika pikiran nya berkelana dengan kejadian sore tadi

 

-----------------

selamat membaca teman teman, jangan lupa like and vote nya ya guys

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat 💪💪 jangan lupa mampir Dibalik Kesetiaan Nayla ya

2022-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!