Eps. 2

Author POV

"Kamu" suara Grace sekretaris pak Ceo ples pacarnya.

"Maaf mengganggu" Ucap Fia penuh rasa bersalah, karena ketika masuk ruangan Grace dan Pak CEO sedang makan dan Grace yang akan menyuapkan makanan ke mulut pak CEO terkejut dengan pintu terbuka hingga makanan itu tumpah ke baju nya.

"Lain kali ketuk pintu dulu" suara Pak CEO yang dingin keluar kemudian dia berdiri dan berjalan menuju kursi kebesarannya

Sedangkan Grace merasa terganggu dengan kedatangan Sofia, pasalnya Grace memaksa pak CEO untuk makan di suapi olehnya dan baru suapan pertama sudah gagal.

"Duduk!" intruksi pak CEO

Sofia berjalan ke kursi depan meja pak CEO, di meja tersebut tertulis nama 'Hera Putra Utama' "oh jadi namanya HERA " batin Sofia, kemudian dia duduk

"Maaf pak soal tadi" Sofia membuka suara

"Hmm" hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya

"Maaf, soal apa Bapak memanggil saya kemari?"

"kamu anak magang di perancangan kan?" tanya nya

"Iya pak"

"Coba kamu pelajari berkas ini, dan presentasikan besok di rapat perusahaan" Hera memberikan berkas berkasnya

"mampus kamu" batin Grace, karena ketika Hera jengkel dengan karyawannya dia selalu memberi tugas yang banyak atau yang sulit

"Loh pak, bukanya lebih baik sama karyawan yang senior. Kan saya baru disini lagian saya hanya magang"

"justru itu kamu magang biar dapat pengalaman, bukan hanya diam saja. Ini tugas pertama magang kamu dan itu resiko buat yang magang disini" tuturnya

"Baik pak!"

setelah urusan dengan pak CEO selesai Sofia kembali ke ruangan divisinya dan mempelajari berkas berkas dari pak CEO.

 

Hari ini Sofi pulang dari kantor Utama jam 05.00 sore, dia langsung pulang ke rumahnya karena ada acara kumpul keluarga, kakak Sofia satu satunya pulang dari Singapur setelah lulus s2 nya.

"Assalamu'alaikum" saut Sofia seraya membuka pintu

"Wa'alaikumussalam" jawab kompak semua orang yang ada di ruang tamu, di sana ada kak Danil, pak Ramli, Bu Dewi dan seorang perempuan yang usianya sebaya dengan Bu Dewi

Sofia menghampiri mereka dan menyalimi mereka dan terakhir berhambur memeluk kakaknya

"Apa kabar kakak?"

"baik, kamu gimana? kayak lemes gini"

"iya kak, aku cape banget baru masuk kerja sudah dapat tugas sulit terus banyak lagi" adunya tampa mempedulikan orangtua dan tamunya.

"Fia?" interupsi Pak Ramli

"Eh iya ayah, maaf" sambil nyengir

"Sayang ini kenalkan temen mamah waktu SMA, namanya tante Sonia"

"Hallo tante, namaku Sofia"

" wah cantik ya anakmu Dew" pujinya

"Tapi bar bar" tambah Danil, semua orang tertawa tapi tidak dengan Sofia dia mengkerucutkan bibirnya

"Oh iya maaf Dew aku ngak bisa lama, sudah sore jangan lupa besok ya kita makan malam di luar bareng keluarga" pamit bu Sonia

setelah kepergian Bu Sonia, Pak Danil memberitahu Sofia untuk ikut makan malam besok di restoran xx.

 

Malam hari nya keluarga Sonia mengadakan barbeque an sebagai penyambutn buat kak Danil yang baru pulang dari Singapur

"Fia besok ibu mau ngenalin anaknya tante Sonia sama kamu, semoga kamu cocok sama dia" kata Bu Dewi

"Ya Allah ibu Sofia belum mikir buat cari pasangan, Fia mau fokus dulu kerja Bu. Lagian kak Danil juga belum nikah masa Fia mendului kakak"

"ets jangan salah de, gini gini juga kakak dua bulan lagi mau lamaran, tapi kalau kamu dahului juga nggak papa biar cepet terlaksana wasiat kakek" jawab Danil

"maksudnya?" tanya Fia

"Sebenarnya Fia kalau kakekmu sudah menjodohkan kamu sama anaknya Sonia, waktu itu perusahaan kakekmu lagi diambang kebangkrutan dan ayahnya Sonia memberikan bantuan untuk memulihkan perusahaan kakek dengan syarat anak ibu harus ada yang menikah dengan anak Sonia" jelas Bu Dewi

"terus kenapa harus Sofia?"

"karena kamu perempuan" jawaban enteng kak Danil

"Fia,i anaknya pak Dahlan itu laki laki dan satu satunya, masa dijodohin sama Danil bisa kiamat dunia ini" jawab pak Ramli

"Kenapa harus dibayar dengan perjodohan?"

"entahlah bapak juga nggak tahu, hanya saja keluarga mereka menolak untuk dibayar dengan uang" jelas Bapak

" tapi Bu , Bapak, kak apakah Sofia akan bahagia hidup dengan laki laki yang nggak Fia cintai" Tak terasa buliran bening menetes tanpa permisi

"Maka dari itu Fia besok kenalan dulu, lama kelamaan in syaa Allah kalian bisa menerima satu sama lain dan saling cinta" nasihat Bapak

"Uh jadi melow pak" sela kak Danil

Kring kring kring

Suara telepon Sofia mengganggu ke asyikan obrolan mereka

"aku jawab telpon dulu" kata Sofia diangguki semua orang

Dilihat handphone nya masuk nomor baru, tampa menunggu lama dia menggeser tombol hijau dengan penasaran siapa yang menelpon

"Assalamu'alaikum" Sofia mengawali

"Hallo, apa kamu sudah mempelajari berkas yang saya berikan" to the poin orang di sebrang telpon sana tanpa menjawab salam. Sofia bisa menebak orang tersebut, dia atasannya di kantor.

"khem... maaf pak kalau orang salam itu dijawab" Tegur Sofia karena dia sudah terbiasa dengan adab salam dalam kesehariannya

"Nggak penting, bagaimana berkasnya?"

"Astagfirullah" batin Sofia

"Iya pak sudah siap" Sofia memilih ngalah

"sayang, lagi nelpon siapa sih" suara seorang wanita dari sebrang telpon sana

Tanpa aba aba penutup, telpon itu mati begitu saja membuat Sofia jengkel sendiri.

"siapa dek?" tanya Danil

"orang geblek, masa aku salam nggak di jawab"

"jangan gitu dek, mungkin itu kebiasaan nya. kalau itu temen kamu kamu harus bisa ubah kebiasaan nya"

"temen apa nya, aku nggak punya temen yang nggak ada sopan santun nya"

"laki apa perempuan?"

"kepo.."

---------

Pagi ini Sofia datang ke kantor terlambat 5 menit karena macetnya perjalanan ditambah mobil umum yang dia tumpangi sering berhenti untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.

Sofia berjalan cepat memasuki kantor Utama tak terasa dia memasuki lif yang salah, dia masuk lif khusus CEO berbarengan dengan Hera dan asistennya Adi.

Hera dan Sofia belum menyadari jika mereka berdua satu lif hanya asisten Adi yang keheranan sendiri kenapa ada karyawan yang berani masuk lif CEO

"khem" deheman asisten Adi mengalihkan pikiran masing masing dua manusia ini

tak disangka pandangan mereka bertemu

"apa yang kamu lakukan disini?" suara bariton seorang pria, Sofia terkejut

ting

pintu lif terbuka menampakkan Grace yang sudah menunggu Hera di depan lif " kenapa kamu masuk lif ini hmmm.."

"aku yang meminta nya untuk menjelaskan berkas yang kemarin" jawaban Hera membuat Grace bungkam

ada apa dengan Hera kok malah ngadi ngadi ya, hehe

"maaf pak, bu saya ke ruangan saya dulu sampai jumpa di rapat nanti" Sofia undur diri dari hadapan Hera seraya membungkukkan badannya.

.

.

.

happy reading guys, jangan lupa vote, like yaaa biar si aku semangat nulisnya.. hehe

oh iya aku butuh masukkan buat perbaikan cerita ku, kasih masukan nya ya !

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

awal cerita yang menarik thor

2022-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!