Tok tok tok.
"Tuan pesanan tuan sudah datang " Ucap Huda dari luar pintu kamar Dika.
"Bawa semua ke dalam kamar" Jawab Dika.
"Baik tuan" Sahut Huda.
Huda membuka pintu kamar dan masuk lah beberapa orang mendorong gantungan baju yang di penuhi dengan gaun dan baju baju mahal.
Nisa sampai menutup mulut nya karena terkejut dengan kedatangan mereka.
"Ambil semua. Tata ke dalam lemari itu" Tunjuk Dika.
"Baik tuan" Jawab seorang gadis berpakaian rapi.
"Semua?" Tanya Nisa.
"Iya semua. Kenapa memang nya?" Tanya Dika balik.
"Tapi ini terlalu banyak " Ucap Nisa.
"Kamu istri Dika Nugraha wajar saja jika kamu memiliki banyak gaun mahal" Ucap Dika.
"Tapi in pemborosan nama nya" Ucap Nisa.
"Memang nya kenapa? Aku kaya aku bisa membelikan kamu lebih banyak dari ini" Sahut Dika.
"Aku tau itu tapi mubazir" Ucap Nisa.
"Tidak...." Ucapan Dika terputus.
"CUKUP" Teriak Huda.
"Maaf. Nona Nisa tolong di terima dan untuk tuan Dika harap sabar" Ucap Huda tenang.
Para pegawai wanita yang sedang membawa baju baju Nisa bingung karena suami istri di depan nya ini yang terus berdebat.
"Lanjutkan pekerjaan kalian" Ucap Huda.
"Baik tuan" Jawab pegawai wanita.
Tak lama semua pekejaan menata baju Nisa telah selesai.
"Semua nya sudah selesai. Saya permisi" Pamit Huda.
Huda keluar dari kamar Dila. Tidak lupa dia juga menutup pintu kamar Dika. Nisa berjalan ke arah lemari nya yang baru. Dia melihat banyak gaun gaun indah tergantung di sana.
"Begini ya cara orang kaya belanja" Guman Nisa.
"Kenapa? Masih kurang?" Tanya Dika.
"Tidak" Teriak Nisa.
"Maksud Nisa ini sudah lebih dari cukup" Jawab Nisa.
"Ya sudah. Cepat ganti baju sana. Pakai yang nyaman untul kamu. Kita akan jalan jalan santai saja" Ucap Dika.
"Iya mas" Jawab Nisa.
Dika mejalankan kursi roda nya keluar dari kamar. Nisa memilah milah baju yang akan di pakai untuk pergi dengan Dika hari ini.
"Ini saja lah" Ucap Nisa.
Nisa memilih baju mini dress jeans lengan panjang. Namun lengan nya ia lepat hingga setengah tangan nya.
Nisa juga memilih sepatu putih dan mengikat rambut nya tinggi.
"Sudah. Cukup enak di lihat. Kalau kak Dika yang jawab" Ucap Nisa berguman sendiri di depan kaca.
Nisa keluar dari kamar menemui Dika yang berada di teras rumah.
"Mas aku audah siap" Ucap Nisa.
"Iya" Jawab Duka menutup koran yang dia baca. Dia lalu menatap Nisa dan terpesona dengan penampilan Nisa.
"Jadi ini gaya Nisa yang sebenar nya. Dia terlihat sangat imut sekarang" Guman Dika dalam hati.
Nisa melambaikan tangan nya tepat di depan wajah Dika.
"Hallo mas Dika. Kita jadi pergi nggak sih?" Tanya Nisa tidak sabar
"Iya iya. Kita pergi sekarang" Jawab Dika.
Nisa tersenyum lalu mendorong kursi roda Dika ke arah mobil. Huda membantu Dika masuk ke dalam mobil sedangkan Nisa memasukkan kurai roda Dika ke bagasi.
"Seharus nya kamu langsung masuk. Ngapain kamu masukin kersi roda ku segala" Ucap Dika ketika Nisa sudah duduk di samping nya.
"Nggak papa mas. Aku nggak bisa bantu mas masuk ke mobil tapi aku bisa kalau masukin kursi mas ke bagasi" Ucap Nisa tersenyum ceria.
Dika tersenyum juga mendengar ucapan Nisa. Dia mengusap kepala Nisa lembut.
"Makasih ya Nisa" Ucap Dika.
"Sama sama mas" Jawab Nisa.
Dalam perjalanan Dika terus memainkan ponsel nya. Dia mengecek pekejaan nya yang ada di kantor.
"Mas. Apa mas nggak papa kalau ambil cuti? Pasti pekerjaan mas banyak sekali di kantor kan?" Tanya Nisa.
"Nggak papa. Nanti bisa aku kerjakan di rumah kok" Jawab Dika.
"Ya sudah nanti aku bandu deh" Ucap Nisa.
"Memang nya kamu bisa?" Tanya Dika.
"Bisalah. Kalau mas Dika yang ngejarin" Jawab Nisa percaya diri.
"Ok. Nanti aku akan kasih kamu tugas" Ucap Dika.
"Ok siapa takut" Sahut Nisa.
Huda tersenyum melihat Dika dan Nisa dari kaca depan nya. Dia senang karena Dika mulai bersemangat untuk hidup lagi. Tidak seperti sebelum kenal Nisa. Dika hanya diam dan sering melamun.
"Semoga kamu tidak menyakiti Dika Nisa. Dia sudah sebahagia ini hidup dengan kamu" Guman Huda dalam hati.
Tak lama mereka telah sampai di pusat perbelanjaan. Dika dan Nisa sudah turun dari mobil. Huda juga sudah berdiri di belakang Dika.
"Ayo masuk" Ucap Dika.
Nisa mengambil alih mendorong kursi roda Dika dari Huda.
"Nisa tidak usah. Kamu nanti capek" Ucap Dika.
"Kak Huda tunggu kita di kafe saja. Aku mau jalan jalan berdua sama mas Dika" Ucap Nisa.
"Tapi non...." Ucapan Huda terpotong
"Em em. Jangan membantah" Ucap Nisa dengan menggemaskan.
Huda tersenyum lalu menganggukkan kepala nya.
"Baik non" Jawab Huda.
Dika juga tersenyum melihat tingkah Nisa yang berlagak seperti bos.
"Bos yang menggemaskan" Guman Dika dalam hati.
Nisa mulai mendorong Dika menyusuri setiap lorong di pusat perbelanjaan tersebut. Sedangkan Dika mengirimkan pesan pada Huda.
"Jangan lengah tetap awasi dan ikuti gue" Isi pesan Dika pada Huda.
Nisa tanpa sadar terhenti pada sebuah toko ponsel. Dika mendongak ke arah Nisa. Dika lalu mengikuti arah pandangan Nisa.
"Masuk saja" Ucap Dika.
"Nggak usah deh mas. Kita jalan jalan saja" Ucap Nisa yang tersadar. Dia mencoba mendorong kursi roda Dika lagi namun tida bisa karena Dika mengerem tangan kursi roda nya.
"Masuk kata ku Nisa" Ucap Dika tegas.
"Nggak usah mas" Tolak Nisa.
"Kalau kamu nggak masuk aku akan kirim satu toko ini ke rumah" Ancam Dika.
Nisa yang mendengar ancaman Dika akhir nya mengikuti ucapan Dika. Karena dia tau kalau dia tidak menuruti ucapan Dika maka Dika benar benar memindahkan toko tersebut ke rumah.
Dika dan Nisa melihat lihat ponsel yang terpajang di etalase toko. Staf toko menghampiri Dika.
"Silahkan. Mau pilih ponsel untuk putri anda tuan?" Tanya staf toko sopan.
Nisa yang mendengar sapaan staf toko menyembunyikan tawa nya. Karena staf toko tersebut mengira kalau Nisa adalah anak Dika.
Dika yang malu karena di tertawai Nisa akhir nya buka suara.
"Kamu mau yang mana istri ku?" Tanya Dika mengeraskan suara nya agar staf toko tau kalau Nisa istri nya.
Nisa yang terkejut dengan ucapan Dika merasa malu. Dia pura pura tidak mendengar ucapan Dika barusan.
"Oh jadi kamu pura pura tidak mendengar ya" Guman Dika.
Dika menurunkan kaki nya dan pura pura terjatuh.
Bruck.
Dika terjatuh dari kursi roda nya. Huda yang melihat ingin mendatangi Dika namun Nisa lebih dulu menghampiri Dika dengan khawatir.
"Mas Dika nggak papa kan? Kenapa bisa jatuh sih?" Tanya Nisa dengan membantu Dika naik kembali ke lurasi roda nya.
"Aku tadi cuma mau lihat ponsel itu. Tapi aku tidak sadar kalau roda nya jalan ke belakang" Jawab Dika.
"Kalau mau apa apa bilang sama aku dong mas. Jangan gitu lagi nanti kamu luka" Ucap Nisa memarahi Dika.
Staf toko berbisik bisik atas perlakuan Nisa yang mengomeli Dika persis seperti istri yang mengomeli suami nya.
Dika tersenyum puas karena berhasil mengerjai Nisa lagi.
"Mbak tolong berikan ponsel itu" Pinta Dila pada staf toko.
"Baik tuan" Jawab staf toko.
"Silahkan" Ucap staf toko memberikan ponsel yang Dika mau.
"Perlihatkan pada istri ku" Ucap Dika.
"Silahkan di lihat nyonya" Ucap staf toko beralih ke Nisa.
Nisa memanyunkan bibir nya yang mungil itu ke arah Dika karena staf toko ganti memanggil nya nyonya.
# selamat membaca
# terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣🤣 Bikin ngakak aku..
2024-06-09
0
Upik Yupi
gemesin banget sich nisa...
2021-12-13
2
Elizabeth Zulfa
emeess
2021-10-06
1