Dika sangat bersalah. Awal nya dia hanya ingin menggoda Nisa. Namun dia tidak bisa mengendalikan diri nya sendiri.
Dika berdiri dari kursi roda nya. Dia mengambil baju yang telah Nisa siapkan tadi.
"Terus apa yang harus aku lakukan sekarang" Guman Dika.
Dika keluar ke balkon. Dia melihat ke langit yang sudah mulai turun hujan. Saat Dika akan berbalik dia melihat ke bawah sekilas. Dia melihat Nisa yang duduk di kursi taman sedang kehujanan.
"Apa yang dia lakukan di bawah juhan deras seperti ini" Ucap Dika marah.
Dika naik ke kursi roda nya lalu keluar dari rumah untuk menemui Nisa. Di taman Nisa terus menangis karena dia masih takut dengan Dika. Tapi di sisi lain dia juga takut karena membuat Dika marah.
Dika keluar dengan membawa payung. Dika sedikit kesusahan melajukan kursi roda nya karena rumput yang ada di taman. Namun usaha keras nya akhir nya berhasil. Dia telah sampai di samping Nisa dan memayungi Nisa.
"Kamu gila ya? Kamu ngapain hujan hujan di tengah malam begini?" Tanya Dika marah.
Nisa melihat ke arah Dika. Dia semakin menangis karena takut akan kemarahan Dika.
Dika yang melihat Nisa semakin keras menangis tambah bingung. Dia menghela nafas nya agar tidak emosi lagi dengan Nisa.
"Mas Dika kok malah sama Nisa?" Tanya Nisa menangis kencang.
"Nisa mas nggak marah sama kamu. Kita masuk dulu ke rumah ya" Ajak Dika.
"Enggak mau mas tadi marah marah sama Nisa. Mas juga ngatain Nisa gila itu berarti mas marah sama Nisa" Ucap Nisa menangis.
Dika menarik nafas panjang nya karena dia tidak tau harus melakukan apa lagi dengan Nisa yang seperti ini.
"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang?" Guman Dika dalam hati.
Dika mulai mengontrol emosi nya. Dia memasang senyuman terindah nya agat Nisa bisa luluh dengan nya.
"Nisa sayang. Mas Dika nggak marah sama kamu. Hujan nya tambah deras kita masuk ke dalam rumah dulu ya?" Bujuk Dika lembut.
"Mas Dika beneran nggak marah kan sama Nisa?" Tanya Nisa sesegukan.
"Enggak. Mas Dika nggak marah. Kita masuk sekarang ya?" Ajak Dika lagi.
Nisa mengangguk. Dia menghapus air mata nya sendiri lalu berdiri dari duduk nya. Dia mendorong kursi roda Dika dan masuk ke dalam rumah bersama Dika.
Simbok yang keluar dari kamar nya karena ingin minum melihat Nisa yang basah kuyup. Simbok berlari mengambil handuk untuk Nisa.
"Non Nisa dari mana kok basah kuyup gini?" Tanya simbok khawatir.
"Bik nanti saja bertanya nya. Tolong bantu Nisa membersihkan diri dulu habis itu tolong buatkan susu hangat untuk Nisa" Pinta Dika.
"Iya mas Dika" Jawab simbok.
"Oh iya bik satu lagi. Jangan panggil saya mas Dika lagi mulai sekarang. Cuma Nisa yang boleh panggil mas di rumah ini" Ucap Dika tegas.
"Ba...baik tuan" Jawab simbok.
"Ya sudah sana bantu Nisa" Ucap Dika.
"Iya tuan" Jawab simbok.
Simbok dan Nisa berjalan masuk ke dalam kamar. Sedangkan Dika ke arah kamar milik Huda. Tanpa permisi Dika masuk ke dalam kamar Huda.
"Ada apa?" Tanya Huda yang sedang asikdengan leptop nya.
Dika berdiri dari lursi roda nya lalu menghamburkan diri nya pada kasur milik Huda.
"Hah" Eluh Dika.
Huda menutup leptop nya lalu menatap Dika yang tiduran di kasur nya.
"Kenapa?" Tanya Huda.
"Gue pusing punya istri yang masih kecil" Ucap Dika.
Huda tersenyum mendengar keluhan Dika sekarang ini.
"Kenapa sama istri kecil lo itu?" Tanya Huda
"Gara gara gue cium dia ketakutan sampai gemetaran. Habis itu gue suruh dia kelur eh malah dia nangis di taman" Jelas Dika.
"Hahahaha terus apa yang elo lakuin?" Tanya Huda tertawa keras.
"Ya elo tebak saja gimana jadi nya. Gue harus sehalus sutra untuk membujuk dia masuk ke dalam rumah." Ucap Dika.
Huda semakin tertawa keras. Dia tidak menyangka kalau Dika akan melakukan hal yang tidak pernah terlintas dalam pikiran nya.
"Terus terus gimana lagi?" Tanya Huda antusias.
"Dia nangis di bawah hujan deras. Biar gue nggak tambah marah sama dia. Gila nggak tuh" Ucap Dika.
Dika duduk dengan melipat kaki nya.
"Dan lebih parah nya lagi. Dia nangis sampai sesegukan tau nggak" Ucap Dika.
"Hahahaha elo yang sabar Dik. Wajar lah dia seperti itu. Umur nya saja belum 20 tahun. Dia masih anak anak lah Dik. Elo yang harus ektra sabar" Ucap Huda.
"Iya. Gue seperti ngasuh anak kecil yang suka ngambek" Sahut Dika.
Dika dan Huda memang berteman baik awal nya. Karena Dika sangat percaya dengan Huda. Dika meminta pada papah nya untuk menjadikan Huda asisten nya.
Tapi ada persyaratan yang harus mereka patuhi. Jika dalam jam kerja Huda harus sebagai bawahan Dika. Tapi jika jam kerja telah selesai baru lah mereka kembali sebagai teman.
Seperti saat ini. Dika yang berleluh kesah dengan Huda mengenai Nisa istri kecil nya yang mnggemaskan.
"Memang nya elo belum berhubungan lagi dengan Nisa sejak kejadian waktu itu?" Tanya Huda.
"Enggak lah. Waktu itu saja dia sampai ketakutan seperti itu. Gue nggak mau bikin dia tambah ketakutan lagi" Jawab Dika.
"Ya bagus lah lebih baik elo lebih hati hati lagi dengan Nisa. Mungkin saja ada hal terselubung yang dia miliki" Ucap Huda.
"Kok elo bicara gitu soal Nisa? Elo kan tau sendiri kalau dia seperti apa" Ucap Dika marah.
"Bukan begitu Dik. Gue cuma nggak mau kalau elo sampai di sakiti sama dia" Ucap Huda.
"Kalau memang dia mau macam macam kenapa elo bairin gue berhubungan dengan dia?" Tanya Dika marah.
"Karena gue baru tau kebenaran nya" Jawab Huda.
"Apa maksud elo?" Tanya Dika.
"Pak Nugraha minta gue nggak bicara soal ini sama elo. Tapi gue kasih tau elo hal ini agar elo lebih berhati hati lagi dengan dia" Jelas Huda.
"Apa sih yang sebenar nya elo mau omongin? Jangan bikin gue bingung deh" Ucap Dika.
"Nisa di jual adik sepupu nya sendiri pada pak Nugraha " Jawab Huda.
Dika langsung berdiri ketika mendengar ucapan Huda. Dia tidak menyangka kalau Nisa adalah umpan.
"Elo serius?" Tanya Dika.
"Iya. Tapi gue akan memastikan lebih lanjut lagi. Dia sebagai umpan atau memang di buang oleh keluarga nya" Jelas Huda lagi.
"Ok. Gue tunggu kabar lebih lanjut lagi. Kalau memang dia umpan maka gue sendiri yang akan mengakhiri nya" Ucap Dika.
"Jika dia bukan umpan apa yang akan elo lakuin?" Tanya Huda.
"Mungkin gue akan lindungi dia. Karena gue yakin kalau di bukan lah umpan" Ucap Dika.
Dika duduk ke kursi roda nya lagi. Dia keluar dari kamar Huda untuk kembali ke kamar nya.
# selamat membaca
# terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk lebay banget sih..Harusnya Nisa belajar nerima kenyataan,Walau gimana pun Dika itu Suami kamu,Siap gak siap kamu harus siap..
2024-06-09
0
Neti Jalia
aku mampir kk, mampir juga dikaryaku ya 🤗🙏
2021-10-06
1