BAB 6

Tak lama Huda telah kembali dengan beberapa tas di tangan nya.

"Keperluan nona tuan" Ucap Huda.

Dika memeriksa semua yang Huda beli.

"Coba lah dulu" Ucap Dika.

"Iya kak" Jawab Nisa.

Nisa berdiri dari duduk nya.

"Makasih ya kak Huda" Ucap Nisa.

Dika menekuk alis nya mendengar Nisa memanggil Huda dengan sebutan kakak sama seperti diri nya yang di panggil Nisa.

Nisa berjalan ke arah kamar mandi untuk berganti pakaian. Sedangkan Dika langsjng berdiri menatap tajam Huda.

"Sejak kapan Nisa panggil kamu dengan sebutan kakak?" Tanya Dika marah.

"Tuan saya harap anda duduk lagi. Kita sedang di kantor saat ini" Ucap Huda khawatir.

"Busyitd dengan itu semua. Yang mau saya tau sejak kapan Nisa panggil kamu kakak?" Tanya Dika marah.

"Sejak tadi pagi tuan. Sudah kan sekarang tuan kembali duduk" Ucap Huda memaksa Dika duduk kembali ke kursi roda nya.

Huda merasa lega karena Dika sudah kembali duduk di kursi roda nya. Sedangkan Dika masih dendam dengan Huda.

"Apa tuan Dika sudah sebucin itu dengan nona Nisa?" Guman Huda dalam hati ketika Dika terus menatap tajam diri nya.

Tak lama Nisa keluar dari kamar mandi. Dika melihat ke arah Nisa dan dia terpukau dengan penampilan Nisa yang sekarang.

"Kak Dika kenapa? Apa jelek ya aku pakai ini?" Tanya Nisa penasaran dengan jawaban Dika.

"Yaaaa lumayan lah untuk di lihat" Jawab Dika mengalihkan pandangan nya karena dia takut kalau Nisa aka mengetahui diri nya yang kagum dengan penampilan Nisa.

Kini Nisa menatap ke arah Huda. Huda wajah nya memerah kerana malu di lihati oleh Nisa.

"Non.....non Nisa cantik kok" Sahut Huda.

Seketika Dika melotot menatap Huda ketika mendengar ucapan Huda. Namun Nisa tersenyum bahagia ketika mendapatkan pujian dari Huda.

"Makaksih kak Huda" Ucap Nisa tersenyum cantik

Dika semakin melotot karena Nisa menampilkan senyuman nya yang sangat cantik itu pada Huda. Dengan cepat Dika menendang tulang kering Huda.

"Aduh" Ucap Huda kesakitan.

Nisa terkejut dengan keluhan Huda.

"Kakak nggak papa?" Tanya Nisa khawatir.

Lagi lagi Dika menendang tulang kering Huda lagi. Namun kali ini Huda hanya meringis kesakitan karena dia tidak ingin kena tendang lagi.

"Saya baik baik saja non" Jawab Huda menahan sakit di kaki nya.

Dika kembali menatap Nisa. Nisa sangat menyukai dres yang ia kenakan saat ini. Dres yang tidak terlalu tua untuk umur Nisa.

"Nisa ayo kita cari makan" Ucap Dika.

"Iya kak" Jawab Nisa.

Nisa mendorong kursi roda Dika. Lagi lagi Nisa jadi pusat perhatian ketika melewati karyawan Dika. Apa lagi saat ini dia berjalan mendorong Dika.

"Jangan perdulikan mereka" Ucap Dika.

"Iya kak" Jawab Nisa lagi.

Di restoran.

Nisa dan Dika kini telah sampai di restoran. Dika memesan banyak makanan agar Nisa bisa makan sepuas nya.

"Banyak sekali makanan nya kak?" Tanya Nisa.

"Iya ini semua buat kamu. Ayo makan" Ucap Dika.

Nisa menoleh ke segala arah untuk mencari seseorang. Dika mengikuti arah pandangan Nisa. Namun dia tidak menemukan apapun.

"Kamu cari apa sih?" Tanya Dika

"Cari kak Huda kak. Kok kak Huda nggak kelihatan ya" Tanya Nisa.

Lagi lagi Nisa mencari keberadaan Huda. Di tambah lagi Nisa selalu menyebut Huda dengan sebutan kakak.

"Sudah Cepat selesaikan makan nya. Setelah ini aku ingin pulang" Ucap Dika cuek.

Nisa menuruti ucapan Dika. Dia mulai makan makanan yang ada di depan nya itu dengan lahap. Dika senang melihat Nisabyang makan dengan lahap.

"Kak Dika nggak makan" Tanya Nisa.

Setiap mendengar sebutan kakak Dika merasa sangat marah. Dia teringat akan Nisa yang memanggil Huda dengan sebutan kakak.

"Aku sudah kenyang. Kamu lanjutkan saja makan nya" Jawab Dika.

Nisa mengangguk lalu melanjutkan makan nya dengan lahap. Dika terus menatap Nisa yang asik makan.

Setelah selesai makan. Dika mengajak Nisa kembali ke rumah nya.

Di rumah.

Nisa mendorong kursi roda Dika masuk ke dalam rumah.

"Cukup Nisa sampai sini saja" Ucap Dika.

"Iya kak" Jawab Nisa.

Nisa duduk di sofa. Sedangkan Dika tetap duduk di kursi roda nya.

"Kamu ke kamar dulu gih. Aku ada perlu dengan Huda dulu" Ucap Dika.

"Iya. Nisa ke kamar dulu" Pamid Nisa.

Nisa berjalan ke arah kamar nya. Dia mengganti gaun nya dengan baju milik Dika lagi.

Malam hari nya.

Nisa sedang berada di kamar dengan membaca buku milik Dika yang ada di kamar. Dia terlihat asik dengan buku buku nya.

"Nisa. Bantu aku untuk mengganti baju" Pinta Dika.

Nisa langsung menutup buku nya lalu melompat turu dari kasur untuk mengambilkan baju Dika.

"Ini kak" Ucap Nisa ketika dia sudah mengambilkan baju untuk Dika.

Dika menarik tangan Nisa dan alhasil Nisa duduk di pangkuan Dika.

"Kak jangan seperti ini. Kaki kakak nanti sakit" Ucap Nisa memberontak ingin turun dari pangkuan Dika.

"Sebentar saja. Ijinkan aku seperti ini sebentar saja Nisa" Ucap Dika memeluk pinggang Nisa dengan kepala nya di sandarkan pada bahu Nisa.

Cukup lama Nisa berada di pangkuan Dika. Dia tidak berani begerak karena dia takut kalau kaki Dika akan semakin sakit.

"Jangan panggil Huda dengan sebutan kakak" Ucap Dika lirih.

"Lalu aku harus memanggil nya apa?" Tanya Nisa takut.

"Terserah yang penting jangan panggilan yang sama dengan ku" Jawab Dika.

Nisa mengangguk pelan. Dika tidak kunjung melepaskan diri nya. Nisa sudah sangat lelah dalam posisi seperti itu sejak tadi.

"Emmm mas Dika nggak ganti baju?" Tanya Nisa.

"Apa kamu bilang?" Tanya Dika antisias ketila dia mendengar panggilan nya di ubah oleh Nisa.

"Mas Dika nggak ganti baju? Nantik bisa masuk angin lho" Jawab Nisa.

Dika yang mendengar jawaban Nisa malah semakin mempererat pelukan nya.

"Mas biarkan aku turun. Aku tidak nyaman duduk seperti ini " Ucap Nisa yang mmeberanikan diri.

Dika melepaskn pelukan nya. Nisa langsung melompat turun dari pangkuan Dika. Dika tersenyum karena dia dengan mudah menggoda Nisa.

"Bantu aku ganti baju" Ucap Dika yang tersenyum licik.

Lagi lagi Dika ingin menggoda Nisa. Nisa yang tidak tau kalau diri nya sedang di kerjai oleh Dika.

Nisa berlutut di depan Dika dia mulai membuka tali handuk kimono yang di pakai Dika.

Namun ketika Nisa akan melepas handuk Dika. Dika menarik tangan Nisa lalu meraih tengkuk Nisa. Nisa yang terkejut melotot kan mata nya. Namun Dika yang mengingkan lebih mulai mencium bibir Nisa lembut.

Nisa menutup mata nya karena dia tidak tau apa yang harus dia lakukan. Apa dia harus menolak Dika atau membiarkan Dika. Dalam fikiran Nisa berkecamuk pertanyaan pertanyaan itu.

Sedangkan Dika menikmati bibir Nisa yang terasa manis dan memabukkan.

"Bagaimana bisa bibir gadis sekecil dia bisa senikmat ini" Guman Dika dalam hati.

Tanpa sadar Nisa mulai menitihkan air mata nya. Dia takut kalau Dika akan meminta hak nya. Karena Nisa masih belum siap jika harus melakukan hal itu lagi dengan Dika.

Dika melepaskan ciuman nya ketika air mata Nisa menetas ke wajah nya. Dika tau kalau Nisa sedang ketakutan saat ini.

"Keluar. Aku akan ganti baju sendiri" Ucap Dika tegas.

Nisa berlari keluar dari kamar dengan air mata yang masih membasahi wajah nya. Dika mengusap rambut nya dengan kasar.

"Apa yang elo lakuin Dika. Jelas dia nangis karena dia takut dengan elo" Ucap Dika menyalahkan diri nya sendiri.

Dika sangat bersalah. Awal nya dia hanya ingin menggoda Nisa. Namun dia tidak bisa mengendalikan diri nya sendiri.

# selamat membaca

# terima kasih banyak

😊😊😊🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waaahhh ada yg kebakaran jenggot nih,Gak usah marah Misua, Suruh aja Nisa manggil kamu Mas,Kan kamu Suaminya bukan Kakaknya..😄😄

2024-06-09

0

Deyis Aseda Ibrahim

Deyis Aseda Ibrahim

mm m mm

2022-05-27

1

Deyis Aseda Ibrahim

Deyis Aseda Ibrahim

okkkk

2022-05-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!