Tanpa rasa curiga Dika mengambil minuman yang ada di depan nya. Dia meminum anggur pemberian papah nya hingga habis.
"Maaf kan papah Dika. Papah hanya ingin kamu memiliki keturunan. Papah telah memilih gadis yang cukup sempurna untuk kamu" Ucap pak Nugraha.
"Apa maksud papah?" Tanya Dika.
Belum lagi pak Nugraha menjawab kepala Dika mulai pusing pandangan nya juga mulai berkunang kunang.
"Huda" Panggil pak Nugraha.
"Saya pak" Jawab Huda.
"Bawa Dika masuk" Pinta pak Nugraha.
"Baik pak" Jawab Huda.
Dika mulai memberontak karena dia mulai menyadari apa yang telah di rencanakan papah nya pada diri nya.
"Pah apa yang papah berikan pada ku?" Tanya Dika lirih.
"Ini demi kebaikan kamu nak" Jawab pak Nugraha
Pak Nugraha melambaikan tangan nya dan Huda mulai mendorong Dika masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar sudah ada Nisa yang memakai gaun tidur yang terlihat sangat sempurna di badan ny.
Huda membantu Dika naik ke ranjang. Setelah itu Huda kekuar dari kamar dan keluar bersama dengan pak Nugraha juga.
Karena pengaruh obat yang di berikan papah nya. Dika akhir nya melakukan hubungan intim malam itu bersama dengan Nisa.
Ke esokan hari nya.
Dika lebih dulu terbangun. Dia melihat Nisa yang penuh dengan bekas merah pada tubuh nya membuat Dika sedikit menyesali perbuatan nya tadi malam.
"Papah banar benar melakukan hal ini dengan ku" Giman Dika dalam hati dengan melihat gadis di samping nya sekilas.
Dika perlahan turun dari kasur. Dika sejujur nya sudah bisa berjalan namun karena musuh nya yang masih berkeliaran dia berpura pura lumpuh untuk menangkap mereka semua.
Pak Nugraha dan Huda juga sudah tau akan hal itu dan mereka setuju dengan apa yang di lakukan Dika.
Dika berjalan ke arah kamar mandi. Dia mulai membersihkan diri nya. Setelah itu dia memakai handuk kimono karena tidak ada baju ganti yang tersedia di sana.
Dika keluar dari kamar mandi. Dia melihat Nisa yang mulai menggeliat dengan cepat Dika duduk di kursi roda nya lagi.
Dan benar saja Nisa bangun dari tidur nya dan melihat diri nya yang sudah tanpa busana. Dia juga mihat Dika yang duduk di kursi roda.
Nisa turun dari kasur dengan melilitkan selimut ke tubuh nya. Dia lari ke dalam kamar mandi dan menguncikan diri nya di kamar mandi.
Dika melajukan kursi roda nya ke arah pintu kamar mandi. Dia mengetuk pintu kamar mandi untuk berbicara dengan Nisa.
Tok tok tok.
"Hai bisa kamu keluar. Kita bisa bicara baik baik" Ucap Dika namun tidak ada jawaban sama sekali. Dika hanya mendengar suara gemericik air dan tangisan yang di tahan dalam kamar mandi tersebut.
Dika mengerti apa yang di rasakan Nisa dia melajukan kursi roda nya lagi ke arah kasur untuk mengambil ponsel nya. Namun dia terkejut melihat bercak darah yang berada di atas kasur.
"Dia masih....." Ucapan Dika terhenti karena dia tidak menyangka kalau papah nya akan memberikan gadis suci pada nya.
Dika melajukan kursi roda nya lagi ke arah kamar mandi.
Tok tok tok tok tok tok tok tok
Dika terus mengetuk pintu kamar mandi.
"Hai keluar lah mari kita bicara. Jangan mengurung dirimu di dalam. Keluar lah dulu. Hai" Teriak Dika dengan terus mengetuk pintu kamar mandi.
Kerena merasa bersalah dan juga tidak ada jawaban. Dika berdiri lalu mendobrak pintu kamar mandi tersebut.
Dia terkejut melihat gadis yang ia tiduri pingsan di kamar mandi dengan selimut yang masih menutupi tubuh nya.
Dika segera menyingkirkan selimut ya g basah tersebut dari tubuh Nisa. Dika lalu menggendong Nisa ke kasur dan memakaikan handuk kimono untuk menutupi tubuh nya.
Dika mengambil ponsel nya lalu menghubungi Huda.
"Bawa Dokter ke mari cepat" Ucap Dika tegas.
"Baik tuan" Jawab Huda.
Setelah mendengar jawaban dari Huda. Dika mematikan ponsel nya lalu mencari selimut cadangan yang ada di lemari hotel. Setelah mendapatkan apa yang dia cari. Dia kembali ke Nisa dan menyelimuti tubuh Nisa.
Tak lama Huda masuk ke dalam kamar hotel dengan membawa Dokter.
"Cepat periksa dia" Pinta Dika.
"Baik tuan" Jawab Dokter.
Dokter mulai memeriksa Nisa. Dika melihat pemeriksaan Nisa dengan teliti. Dia merasa bersalah karena telah merusak Nisa.
"Gimana keadaan dia Dok?" Tanya Dika khawatir.
"Nona hanya terlalu terkejut dan kelelahan. Sebentar lagi nona akan mulai sadar. Ketika sadar saya harap anda memberikan vitamin ini agar tubuh nona segera pulih" Jelas Dokter.
"Baik Dok. Terima kasih" Ucap Dika.
"Sama sama tuan. Saya permisi " Pamit Dokter.
Huda keluar bersama Dokter untuk mengantarkan Dokter. Sedangkan Dika menjalankan kursi roda nya agar lebih mendekat ke arah Nisa.
Tak lama Nisa mulai sadar. Badan nya terasa lemah dan kepala nya yang pusing. Nisa melihat Dika yang berada di sebelah nya.
"Tunggu jangan takut. Aku tidak aka mukai kamu" Ucap Dika agar Nisa tidak kabur lagi.
"Siapa kamu? Kenapa aku ada di sini dengan kamu? Dan kemana pakaian ku?" Tanya Nisa bertubi tubi.
"Maaf. Tadi malam aku mabul dan aku telah merusak sesuatu yang kamu jaga selama ini" Ucap Dika lembut.
Nisa mulai menangis. Dia tidak menyangka kalai di umur nya yang baru 19 tahun. Dia harus kehilangan hal berharga nya dengan pria yang tidak ia kenal.
Pria dewasa yang terpaut jauh dengan nya. Pria yang pantas dia panggil dengan sebutan "Om".
"Maaf kan aku. Aku akan beetanggung jawab pada kamu" Imbuh Dika.
Nisa terus saja menangis. Dia tidak tau harus memilih jalan yang mana karena dia tidak tau siapa pria yang ada di depan nya saat ini.
Di saat bersamaan. Huda masuk ke dalam kamar hotel tersebut dengan membawa 2 tas berisi baju untuk Dika dan Nisa.
"Baju yang anda minta tuan" Ucap Huda pada Dika.
Dika menerima tas tersebut lalu menyerahkan nya pada Nisa salah satu nya.
"Pakai ini. Saya akan tunggu kamu di luar" Ucap Dika.
Dika menaruh salah satu tas di kasur samping Nisa. Setelah itu Huda mendorong kursi roda milik Dika keluar dari kamar hotel tersebut.
"Tetap berjaga di depan pintu. Saya akan ke kamar sebelah untuk ganti baju" Ucap Dika.
"Baik tuan" Jawab Huda.
Dika mendorong kursi roda nya ke kamar sebelah. Dia berganti pakaian lalu kembali keluar dari kamar tersebut.
"Apa di sudah keluar?" Tanya Dika.
"Belum tuan" Jawab Huda.
"Buka pintu nya biar saya masuk sendiri" Ucap Dika.
Huda membuka pintu kamar yang di tempati Nisa. Dika melihat Nisa yang kesusahan menaikkan retsleting gaun nya.
"Mau ku bantu?" Tanya Dika menghampiri Nisa.
Nisa awal nya terkejut dengan kedatangan Dika. Namun dia memang membutuhkan bantuan Dika saat ini.
Dika mendekati Nisa perlahan.
"Berjongkok lah aku tidak bisa berdiri" Pinta Dika.
Nisa mengikuti arahan Dika. Dia berjongkom di depan Dika. Dika mulai menaikkan retsleting gaun Nisa.
"Sudah selesai" Ucap Dika lembut.
Nisa berdiri lalu melihat ke arah Dika.
"Terima kasih " Ucap Nisa sopan.
Dika tersenyum mendengar suara Nisa yang lembut.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Dika sopan.
"Iya" Jawab Nisa.
Dika mendorong kursi roda nya ke arah sofa. Nisa mengikuti Dika dan duduk di sofa.
"Siapa nama kamu?" Tanya Dika.
"Nisa" Jawab Nisa.
"Berapa umur kamu? Kamu telihat masih sangat muda" Ucap Dika.
"19 tahu. Saya baru lulus sekolah 1 tahun yang lalu" Jawab Nisa.
"Baik lah Nisa saya akan bicara jujur dengan kamu. Jujur saya belum ingin berumah tangga namun orang tua saya menginginkan ahli waris nya." Ucap Dika serius.
"Karena saya sudah mengambil kesucian kamu. Maka saya akan bertanggung jawab dengan kamu." Imbuh Dika.
"Kamu tidak perlu takut kalau saya akan memaksa kamu melakukan hal itu lagi. Saya akan melakukan nya jika kamu mengijinkan nya" Jelas Dika.
"Tapi saya masih 19 tahun. Saya juga yatim piyatu saya tidak memiliki apa apa untuk membalas anda" Ucap Nisa tertunduk.
"Saya tidak mengingin kan hal itu. Saya juga bukan pria sempurna malah bisa di katakan saya pria yang tidak sempurna karena saya cacat" Jawab Dika.
"Apa kamu mau menikah dengan saya?" Tanya Dika.
Nisa berfikir cukup lama karena dia takut kalau dia akan salah mengambil keputusan. Namun dia juga berfikir kalau ini kesempatan yang baik untuk keluar dari rumah nya sendiri.
"Semoga saya mengambil keputusan yang benar. Semoga mamah dan papah merestui keputusa saya" Guman Nisa dalam hati.
Dika makasih menunggu jawaban dari Nisa.
"Nisa bagaimana?" Tanya Dika.
"Baik. Saya mau menikah dengan anda tapi saya harap anda tidak melakukan kekerasan terhadap saya" Ucap Nisa.
"Kamu tenang saja. Saya bukan pria yang main tangan dengan wanita" Jawab Dika.
"Iya saya mau" Jawab Nisa.
Dika tersenyum mendengar jawaban dari Nisa. Dika lalu mengajak Nisa ke rumah nya karena sang papah sudah menyiapkan segala nya untuk Dika.
# selamat membaca
# terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gak ada drama terbangun terus berteriak dan nangis2 karna kaget ya..😁
2024-06-09
0
Qaisaa Nazarudin
Lha kok di skip sih..huaaa...😭😭😭
2024-06-09
0
Eka Lestarina
bagus thorr , ceritanya gak bertele tele
2022-03-01
2