Davin, orang yang punya nama ini tidak hanya laki-laki itu saja. Lagipula nama ini terlalu monoton dan pasaran, dia bisa menemukannya dimana-mana.
Rein menggelengkan kepalanya mengusir semua pikiran anehnya mengenai laki-laki itu. Dia mencoba berpikir positif bahwa kota ini tidak Semaju kota tempat laki-laki itu tinggal sehingga logikanya laki-laki itu tidak mungkin datang ke sini.
"Apa kalian sudah melihat kekasihnya?"
Di dalam antrian panjang depan meja kasir, Rein tidak bisa menolak untuk mendengarkan percakapan orang-orang di sekelilingnya.
"Aku belum pernah melihatnya tapi Kakak ku bilang dia seorang model terkenal di luar negeri!"
Rein tersenyum kecil, cerita orang-orang kaya selalu seperti ini. Mereka akan menjalin kasih dengan orang yang tidak sembarangan. Entah itu latar belakang keluarga yang hebat atau karirnya yang gemilang, mereka selalu pilih-pilih menemukan kekasih.
"Aku tidak heran karena Pak Davin sendiri berasal dari keluarga terpandang dan berwajah tampan. Memangnya siapa yang akan menolak bersanding dengan Pak Davin?"
Suara-suara itu dipenuhi kata-kata kekaguman tapi Rein tahu ada nada cemburu di dalamnya. Seperti yang mereka bicarakan tadi, laki-laki yang berasal dari keluarga terpandang dan berparas tampan memang sulit untuk ditolak. Tapi ini berbeda jika menyangkut hati karena Rein selalu mempunyai kesan bahwa laki-laki kaya dan tampan cenderung suka memainkan hati orang lain.
"Aku dengar Pak Davin dan model itu sudah menjalin hubungan selama 5 tahun! Hubungan mereka jauh dari kata rumor buruk, bahkan aku juga mendengar jika tahun ini mereka akan melangsungkan pernikahan di Ibukota. Woah..aku berharap bisa mendapatkan undangan di pesta pernikahan mereka!"
Rein hanya tersenyum kecil mendengarnya. Di dalam hatinya dia menertawakan orang-orang konyol ini yang belum pernah melihat seperti apa wajah-wajah orang yang mereka bicarakan.
Karena hei, orang kaya tidak bisa dipercaya.
"Ini pesanan Anda, semuanya Rp 113.000." Suara sopan pelayan kasir menarik Rein dari pikirannya.
Dia mengambil pesanannya sambil memberikan pelayan kasir itu bayarannya.
"Terimakasih." Dia lalu pergi keluar dari kafe.
Langkahnya tidak ringan karena dia harus mengirim pesanan kopi ini kepada karyawan perempuan itu. Hampir-hampir dia jatuh tersandung karena tidak melihat jalan di depannya.
Dari jauh dia melihat pintu perusahaan agak ramai. Rein ragu berjalan lewat sana tapi tidak ada yang lebih cepat dari pintu utama.
"Tunggu," Seorang petugas keamanan menghentikan langkah Rein.
"Maaf, Pak?" Rein berhenti di tempat.
"Kamu tidak bisa lewat pintu depan karena Pak Davin sedang melakukan inspeksi dadakan kepada semua karyawan di bawah."
"Oh, iya, Pak. Saya akan lewat dari pintu belakang." Katanya sopan.
Dia berjalan ringan menjauhi pintu depan. Kedua matanya tidak bisa lepas dari keramaian di dalam sana. Dari luar dia melihat wajah-wajah panik dibariskan dalam beberapa barisan oleh petugas keamanan dibawah perintah CEO baru perusahaan.
Rein tidak tahu inspeksi apa yang Bos baru lakukan dan apa tujuannya karena dia tidak mengerti urusan kantor. Namun dia tahu bahwa ini pasti pertanda baik untuk perusahaan.
Lihat saja di dalam, para Tuan emas yang biasanya bersantai-santai di dalam kantor kini tidak luput dari inspeksi Bos baru.
"Aku yakin setelah ini mereka tidak bisa berkutik lagi." Ejeknya ikut senang.
"Mereka sudah kami kumpulkan, Pak. Sekarang Anda bisa bertemu mereka." Suara berat penuh hormat menarik perhatian Rein.
Dia menoleh ke samping melihat beberapa pria berjas hitam mengelilingi seorang laki-laki tinggi yang anehnya agak familiar untuk Rein.
Meskipun tidak bisa melihat wajahnya secara jelas karena dihalangi oleh tiang perusahaan tapi dia masih bisa melihat punggung lurus itu.
Rein mengangkat bahunya acuh, mengalihkan wajahnya dari kerumunan di depan pintu masuk perusahaan.
"Apa yang sedang aku pikirkan? Bagaimana mungkin itu dia." Rein sekali lagi membuang pikirannya.
"Ck..ck, ini sudah 5 tahun Rein! Lupakan dia dan nikmati hidupmu bersama Tio!"
Dia kemudian tidak menahan langkahnya lagi dan segera pergi ke pintu belakang perusahaan. Dia merasa hari ini agak konyol karena sering memikirkan laki-laki sampah itu. Sudah 5 tahun berlalu, dia harusnya melupakan semua tentang laki-laki itu tapi bodohnya, dia tidak bisa melupakannya.
Hah, salahkan saja hatinya yang terlalu tulus saat itu.
... 🌼🌼🌼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Elisabeth Fitriani Wowor
gimana reaksi si devan kalo pas liat sih rein udah cantik dan menarik ... aku pngen thor buat kayak gitu biar sih davin menyesal apalagi saat dy tau kalo dy pux ank sam rein ... aku pengen liat si davin hancur sehancurx ..
2021-10-15
2
Pipit Sopiah
sabar,acuhkan dia rein,kuatkan hati pandang ke masa depan bersama tio lupakan laki2 itu. ingat terus sama kamu kejahatan yg davin lakukan sama kamu biar kamu tidak move on dari dia.
2021-09-29
4
sahabat syurga
gk ush diingat ai..klo ktemu cuekin aja
2021-09-29
1