"Tentang apa itu?"
Rein masih berdiri di tempat.
"Ini tentang hubungan kita." Jawab Davin membuat Rein merasakan sebuah firasat buruk.
Bahkan saat ini Rein tidak melihat rasa bersalah di dalam mata Davin atas pengkhianatan nya semalam. Itu masih dingin dan mungkin lebih dingin dari sebelumnya.
Dia bertanya-tanya apa pengkhianatan ini sudah terjadi sejak lama?
Jadi akhirnya akan seperti ini. Batin Rein miris.
Rein diam menatap Davin. Menunggu kata-kata kejam yang akan keluar dari mulut angkuh itu.
"Ayo kita putus, Rein." Benar saja.
Rein pikir dia akan sangat terkejut tapi ternyata dia tidak. Dia tidak terkejut seolah otaknya sudah mengetahui hal ini akan terjadi dan meskipun tidak terkejut tapi rasa sakit di dadanya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Sakitnya jauh lebih dari menyesakkan dan sakitnya jauh lebih dari kata perih, pada akhirnya kata yang hanya bisa Rein gambarkan adalah sangat sakit.
Yah, itu menyakitkan.
Patah hati itu menyakitkan.
"Kenapa?" Dia sudah tahu jawabannya tapi masih bertanya.
Padahal jawaban yang keluar dari mulut Davin akan menambah lukanya lebih dalam lagi.
"Aku sudah menemukan orang yang ku cintai."
Jadi selama ini kamu tidak pernah mencintaiku?. Batinnya terluka.
Rein tersenyum tipis,"Bukankah kamu mencintaiku?"
"Sekarang sudah tidak." Davin menjawab tanpa ragu sedikitpun. Seakan-akan waktu 3 tahun yang mereka lewati tidak berarti apa-apa.
Artinya dia tidak pernah mencintai Rein dari sejak awal.
Rein menahan nafas.
"Apa karena kamu ingin keturunan?" Jika ini masalahnya maka Rein bisa memberikan Davin keturunan.
Karena dia saat ini sedang mengandung anak mereka berdua, sudah dua bulan.
Davin tidak mengelak.
"Tentu saja."
"Bagaimana jika aku bisa hamil?" Tanya Rein sedikit berharap.
"Kamu hamil?" Matanya menatap Rein dari bawah sampai ke atas.
Jelas, ada tatapan merendahkan di mata itu. Melihatnya saja Rein sudah tahu dia tidak punya harapan lagi.
"Jangan bermimpi Rein, bangunlah." Katanya mengirimkan seember air dingin ke atas kepala Rein.
Tidak ada harapan lagi, Davin sudah tidak lagi menjadi miliknya.
"Kamu tidak bisa memberikan ku keturunan dan kamu juga tidak bisa memuaskan ku di atas ranjang. Kamu tahu..aku sama seperti laki-laki diluar sana, menyukai dada besar yang empuk dan bokong seksi yang menggairahkan. Kamu tidak bisa memenuhi itu semua jadi tidak ada gunanya membuang waktuku bersama mu." Katanya tanpa belas kasih.
Rein sepenuhnya tidak bisa berkata-kata lagi. Dia diam karena dia tahu apa yang Davin katakan itu benar. Dia tidak punya apa yang Davin inginkan kecuali anak ini. Meskipun Rein memberitahu tentang anak ini pun Davin sepertinya tidak akan pernah mempercayainya.
Sejak awal, Davin mungkin tidak pernah mencintainya.
Hah, bagaimana mungkin seorang laki-laki normal menyukai manusia tidak 'normal' seperti dirinya. Rein seharusnya tahu dia tidak boleh terlalu berharap mendapatkan cinta yang tulus nan indah seperti pasangan normal dapatkan.
Dia sewajarnya tidak boleh terlalu tenggelam dalam angan-angan yang semu. Sekarang setelah dia tidak tahu arah pulang Tuhan tiba-tiba membangunkannya dari mimpi terlarang itu.
Dia sejak awal ada di dunia ini memang sendirian dan sampai akhir pun akan selalu sendirian. Sepatutnya dia tidak boleh mengharapkan sesuatu yang mustahil dia dapatkan.
Tapi Rein keras kepala, dia masih belum bisa melepaskan orang yang sudah 3 tahun hidup bersamanya.
"Lalu.. bagaimana waktu 3 tahun yang kita lalui bersama, tidakkah masa-masa itu berarti indah untuk mu?"
"Indah?" Katanya diiringi tawa dingin.
"Itu indah untuk kamu tapi bagiku waktu 3 tahun yang aku lalui bersama mu adalah mimpi buruk! Aku hampir gila setiap hari mendengarkan teman-teman kantor ku membicarakan betapa dekatnya kita. Mereka bilang hubungan ini menjijikkan dan memalukan. Aku sudah muak mendengar kata-kata sialan itu, aku juga tidak mau membiarkan waktu berharga ku terbuang sia-sia bersamamu. Hah.. akhir-akhir ini aku mulai menyadari jika tidur bersama mu terasa tidak memuaskan seperti dulu lagi jadi aku punya alasan untuk mengakhiri hubungan sialan ini. Sekarang apa kamu sudah mengerti?"
Jadi, ikatan mereka selama ini hanya sebatas hubungan badan atau ***?
Bodohnya Rein pernah berpikir bila laki-laki angkuh di depannya ini saat itu mencintainya dengan tulus. Heh, sangat bodoh.
"Nanti sore aku akan datang mengambil semua barang-barang ku. Kamu tidak perlu membereskannya karena aku sendiri yang akan membereskannya. Lalu rumah ini akan menjadi milikmu. Kamu boleh menjualnya atau menempatinya karena sudah menjadi hak kamu. Tapi yang pasti setelah ini aku harap kamu jangan menghubungi ataupun mengganggu kehidupan ku lagi karena setelah ini aku akan memulai hidup baru bersama wanita yang ku cintai." Kata Davin sambil mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.
"Dan ini yang terakhir," Dia meletakkan dua cek senilai 1 miliar di atas meja makan.
"Aku tahu kamu tidak punya pekerjaan jadi gunakanlah uang ini untuk menopang hidupmu." Dia berkata dengan nada angkuh yang cukup familiar untuk Rein.
Rein ingat, nada ini selalu Davin gunakan ketika berbicara dengan orang asing. Artinya kini Rein tidak ada bedanya dengan orang luar untuk Davin, dia sudah menjadi orang asing di dalam hidup Davin.
Lalu hubungan mereka berdua selama bertahun-tahun ini ternyata bukan apa-apa untuk Davin. Sejak awal hanya Rein yang selalu berpikir bila waktu yang telah mereka lalui selama ini adalah sebuah momen yang indah. Waktu-waktu indah yang dia ukir dengan baik di dalam memori hidupnya.
Tersenyum miring, "Anggap saja ini tip dariku untuk semua layanan yang kamu berikan setiap malam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
mintil
3 th gk berasa apa2 buat laki gila mcam davin. ludahin dulu rein trus tonjok
2022-10-30
0
1234
mulut davin jahat sekali thor😭
kasian rein
2022-08-18
0
Yohana Woleka
Waduuhhh begitu mudah mengatakan tidak mencintai.Laki2 bejat ya.Tetapi syukur dia juga memiliki hati yang menyayangi dengan membekali uang yg banyak amat dan juga rumah.Yang perlu masih muda tetapi sayang dia telah hamil.Masa boleh bercerei saat istri lagi hamil?.
2022-06-28
2