Di malam yang dingin, Sharon membuka matanya, dan melihat Charles tengah tertidur pulas di sisinya. Tidak ingin membangunkannya, dengan cepat ia pun mencabut infusannya, dan pergi menuju ruangan ibunya.
Dalam perjalanan, air matanya kembali mengalir. Ketika berada di dalam ruangannya, Sharon duduk di bangku yang ada di sisi bed. Tangannya menggenggam erat tangan ibunya, dan melekatkan tangan tersebut pada pipinya.
"Ibu, jika kau mendengarku, buka matamu. Apa salahku? Sehingga ibu enggan untuk melihatku?" Gumamnya.
"Ternyata kau disini. Kenapa kau melepaskan selang infusnya?" Charles mengusap puncak kepala Sharon dengan lembut.
"Aku sudah baik-baik saja. Aku ingin tidur disini, tidak mau di ruangan itu."
"Baiklah, sekarang tidurlah. Aku akan menemanimu disini. Tapi di kursi ini." Dengan segera Charles menggendongnya menuju sofa yang ada diruangan tersebut.
Pria ini tidak melepaskan Sharon begitu saja. Ia duduk disana dengan posisi memangku gadisnya, dan memintanya untuk menyandar di dadanya. Sharon yang tidak bisa melakukan apa pun hanya pasrah mengikuti kemauannya.
Kedua tangan Sharon mengepal di depan dadanya, dan ia memejamkan matanya seraya menyandar pada Charles. Sedangkan Charles, ia melingkarkan tangannya di tubuh Sharon agar gadisnya tidak terjatuh.
•••
Matahari pagi telah memancarkan sinarnya, dan seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut. Matanya terbelalak ketika melihat seseorang yang tak asing tengah duduk memangku sahabatnya.
Secara perlahan, Charles membuka matanya, dan terkejut saat mendapati seseorang tengah berdiri di hadapannya. Tidak tega untuk membangunkan Sharon yang masih terlelap, ia hanya bisa memandangi orang yang berada di hadapannya.
"T-tuan m-muda Austin? C-Charles Austin? Benar bukan?" Seru Alice gelagapan, dan terlihat jelas jika wajahnya memerah.
Mendengar hal tersebut, langsung membuat Charles mengangkat tubuh Sharon secara perlahan, dan membaringkannya di atas sofa dengan hati-hati agar gadisnya tidak terganggu.
Kemudian, Charles membawa gadis tadi keluar ruangan. Merasakan tangan Charles yang menyentuh bahunya, membuat jantung Alice berdebar, dan hatinya semakin berbunga-bunga di saat yang sama.
"B-bagaimana anda bisa bersama Sharon?"
"Kau siapa?"
"Aku Alice, sahabat Sharon. Aku sangat senang dapat melihat tuan secara langsung, beruntung sekali Sharon bisa tidur dekat dengan anda."
"Bukan dia yang beruntung. Tapi, aku lah yang beruntung karena dapat mengenalnya. Sampai hari ini, dia tidak mengetahui soal indetitasku. Aku mohon jangan sampai membocorkan hal ini padanya."
"B-baik tuan."
•••
Jerman. Kent tengah berdiri di balkon hotelnya seraya memegang secangkir kopi. Melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi membuatnya kembali mengingat kenangannya bersama dengan gadis yang ia cintai.
"Jika kita menikah nanti, aku akan memberikan apartment untukmu di gedung tinggi disana." Kent menunjuk pada sebuah gedung tertinggi yang ada di kotanya.
"Aku tidak ingin kemewahan. Bersamamu sudah lebih dari cukup untukku."
"Aku mencintaimu, Sharon Hwang, dan akan selalu mencintaimu."
Indah, manis sekali rasanya ketika masa-masa itu masih berada dalam genggamannya. Namun, semua kebahagiaan itu harus hilang dalam sekejap hanya karena sebuah ucapan yang memalukan.
Mulutmu adalah harimaumu. Kata-kata itu memang benar adanya. Karena celaan itu, gadis yang di cintainya harus pergi meninggalkannya. Kata maaf sekali pun sangat tidak pantas di ucapkan kepadanya.
Karena hari semakin siang, Kent langsung bersiap untuk menemui clientnya untuk memperluas jaringan kerjanya. Dapat dikatakan, jika Edbert Group juga masuk dalam kategori 5 besar dalam perusahaan tersukses, juga terpopuler. Meski tak sepopuler perusahaan yang di dirikan oleh Austin Industries. Namun, mereka memiliki nama baik yang sama bagusnya.
"Kent, tuan Derico Dutch sudah menunggumu di ruang makan yang ada di hotel ini."
"Temani dia dulu, dan katakan jika aku akan tiba dalam waktu 7 menit."
"Kent..."
"Aku baik-baik saja, Louis." Pungkasnya, dan Louis pun segera keluar dari kamar itu. Kemudian, Kent segera mengganti pakaiannya dengan pakaian terbaiknya.
Ketika berjalan di koridor hotel, banyak mata yang memandangnya. Namun, Kent hanya tersenyum kecil menanggapi semua itu. Setibanya di ruang makan, seseorang menghampirinya, dan mengantarnya menuju ruang makan vvip.
"Tuan Edbert. Aku sudah membaca semua kontrak yang kau ajukan pada perusahaanku. Aku menyetujuinya jika kau mau bekerja sama juga dengan CBC group."
"CBC Group? Bukankah itu perusahaan cabang milik Austin Industries?"
"Benar sekali. Kualitas berlian mereka sangat tinggi, dan jika kita mampu bekerja sama dengan mereka, maka kita pun tidak perlu mengkhawatirkan masalah ke depannya? Aku dengar, ceo dari CBC Group sangatlah jeli, dan ceo dari Austin Industries sangat lihai dalam melakukan taktik."
"Aku akan fikirkan caranya, dan aku akan mengajukan kontrak paralel denganmu ketika aku sudah mendapat persetujuan dari CBC Group."
•••
Dua minggu sudah berlalu, dan masih belum ada perkembangan dari nyonya Hwang. Sepulang dari menjaga toko, Sharon bergegas menuju ruang administrasi untuk meminta tagihan yang harus di bayarnya.
Kepala administrasi pun mengecek datanya melalui komputer, dan Sharon sibuk dengan buku tabungan yang di genggam olehnya. Meski belum mampu membayar sepenuhnya, setidaknya ia harus membayar meski hanya beberapa.
"Biaya operasi pasien bernama Else Hwang sudah lunas. Kompensasi untuk keluarga pendonor pun sudah diberikan ketika operasi selesai dilakukan. Lalu, biaya rawat untuk bulan ini pun sudah terbayarkan semua."
"Apa tidak ada kesalahan sistim? Tapi, aku sama sekali belum membayarnya, apalagi sampai melunasi semua itu dalam waktu singkat."
"Maaf nona, tapi memang sudah terbayar lunas. Aku akan print notanya. Tunggu sebentar."
Setelah berhasil di print, kepala administrasi pun memberikan bukti tersebut pada Sharon. Kemudian, tak lupa Sharon berterima kasih pada staff tersebut, dan bergegas meninggalkan tempat itu.
Melihat tulisan 'Lunas' pada kertas tersebut membuat Sharon begitu terkejut. Hingga ia pun mengecek nama ibunya berulang kali, dan juga mengecek tanggal operasinya. Semua itu sesuai dengan data yang ia berikan pada rumah sakit ketika mengisi form pendaftaran.
"Siapa yang sudah melunasi semua biaya ini?" Gerutu Sharon yang masih tidak percaya akan semua itu.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ahua Ahua
visualnya thor
2021-12-17
0
nurhasila Sil
bukan kent tp charles....
2020-12-13
2
@Abiansyah449
Si kent yang manfaatin itu, terus balikan
2020-06-09
4