My Boyfriend, My Ce'o Bagian 02
Pria itu tampak kecewa mendengar jawaban dari gadis tersebut. Bukan kecewa karena
mendapat penolakkan. Bahkan gadis tersebut menjawab tanpa berfikir sedikit pun.
Akhirnya, pria itu memutuskan untuk beranjak dari tempat tersebut.
“Kenapa gadis-gadis itu begitu matrealistis sekali. Aku bahkan belum mengatakan apa
pun, tapi dia sudah mengambil kesimpulan sendiri. Aku rasa ini cara Tuhan menjauhkan aku dari orang-orang yang hanya ingin memanfaatkan kekayaan ayah saja.” Gerutunya kesal.
Setibanya di sebuah gedung yang menjulang tinggi, niatnya untuk turun dari mobil pun ia
tahan ketika melihat sebuah spanduk yang terpasang di pintu masuk. Jika saja dia masuk dalam keadaan terbuka, karyawati pasti akan menghampirinya.
Selamat datang kembali di Swiss, selamat datang kembali dalam perusahaan Austin Industries. Kami sangat merindukanmu.
“Sudah sangat jelas jika semua ini adalah ulahmu. Lihat saja jika bertemu nanti.” Pria
itu terus menggerutu tiada henti. “Untunglah aku membawa pakaian untuk menyamar.” Lanjutnya lagi, kemudian ia mengganti pakaiannya di dalam mobil
miliknya.
Setelah berganti pakaian, pria itu menurunkan letak topinya, dan segera berjalan ke dalam. Meski sudah dalam tahap penyamaran, ia tetap berjalan dengan langkah
yang hati-hati, berjaga-jaga takut ada sepasang mata yang menyadarinya.
Kemudian, secara tidak sengaja, ia bertabrakan dengan seseorang, dan membuat orang tersebut terjatuh tertimpa sapu. Pria itu langsung membantunya untuk berdiri,
namun orang tersebut justru memandang aneh pria di hadapannya.
“Hey, apa kau pegawai baru? Kenapa kau baru tiba? Cepat ikut aku.” Orang tersebut langsung menariknya menuju dapur kantor, dan pria ini hanya mengikuti langkah
kaki orang itu.
“Penyamaranku berhasil atau dia memang tak mengenalku? Lagi pula, sepertinya aku baru pertama kali melihat gadis ini. Apa dia office girl baru di perusahaan ini?” Charles membatin seraya tersenyum kecil di belakang gadis itu.
“Baiklah sudah aman. Lain hari, kau tidak boleh terlambat lagi. Aku dengar, jika karyawan atau pegawai perusahaan ini datang terlambat, maka tuan muda Austin akan memotong pendapatan bulananmu.” Bisik gadis itu.
“Benarkah? Mengerikan sekali. Tapi, terima kasih karena telah menolongku.”
“Tidak masalah. Baik, aku harus mengantar minuman ini pada karyawan yang lain.” Gadis itu segera menyimpan alat-alat kebersihannya, dan mengangkat baki yang berisikan beberapa gelas.
“Siapa namamu? Dan apakah dahimu baik-baik saja?”
“Itu hanya luka kecil. Aku Sharon Hwang, dan kau?”
“Charles, senang berkenalan denganmu Sharon. Aku harap bisa berteman baik denganmu.” Mendengar ucapan itu membuat Sharon tersenyum lembut, kemudian ia pun pergi meninggalkan dapur. “Gadis yang menarik.” Gumamnya.
Setelah memastikan sudah tak ada lagi orang di dapur itu. Charles segera meninggalkan
tempat tersebut, dan langsung menuju ruangannya. Setibanya ia didalam ruangan,
saudara serta ayahnya sudah lebih dulu berada di sana, tentu saja hal tersebut
sungguh membuatnya terkejut.
Melihat kehadiran Charles membuat pria itu berlari untuk memeluknya. Namun, dengan
cepat Charles menghindarinya, dan memilih untuk memeluk sang ayah. Tuan Austin hanya tertawa melihat tingkat kedua putranya yang masih terlihat ke kanak-kanakkan. Meski begitu, ia sangat menyayangi kedua putranya.
“Aku sudah menyambutmu dengan spanduk yang begitu besar. Apa seperti ini balasanmu?” Keluhnya.
“Ah hampir saja melupakannya. Apa kau tahu? Spanduk bodoh itu sangat memalukan. Sepertinya kau ingin membuatku di kerumuni wanita-wanita itu kan?” Mendengar penuturannya hanya membuat saudara laki-lakinya diam seolah tengah berfikir. “Tidak perlu berfikir, otakmu itu sangat dangkal, Charlie!”
“Siapa yang kau bilang dangkal? Kau fikir siapa yang menghandle perusahaan ini selama kau berada di Jepang?”
“Hhmmm.. Sudah jelas bukan dirimu.” Charles meletakkan jarinya tepat di bawah dagunya. Kemudian Charlie memandang tajam wajah saudaranya.
“Sudah-sudah jangan dilanjutkan. Malam ini kita akan makan malam bersama, anggap saja menyambut kedatangan putraku Charles.”
“Ayah, apa aku ini bukan putramu? Kenapa hanya Charles saja yang kau sebutkan?”
“Tentu saja bukan. Entah dari mana ayah memungutmu.” Ucap Charles menjulurkan lidahnya.
Amarah Charlie yang sudah memuncak pun membuatnya langsung berlari mengejar Charles. Sedangkan Charles menjadikan sang ayah sebagai tameng dari amarah sang adik. Kemudian, tuan Austin menarik kedua putranya, dan memeluknya.
***
Sepulang bekerja dari perusahaan besar itu. Sharon memutuskan untuk langsung pergi menuju rumah sakit, dalam perjalanan, ia sangat berharap akan mendapat kabar baik. Setibanya disana, gadis itu pun memasuki ruang rawat ibunya.
Tepat ketika menutup pintu, Sharon menghela nafasnya, dan mencoba untuk mengukir
sebuah senyuman di bibirnya. Melihat ibunya telah sadar, membuatnya berlari untuk memeluknya. Sembari memeluknya, ia menggigir bibir bawahnya untuk menahan
air matanya agar tidak jatuh.
“Putriku sudah datang, kau pasti sangat lelah.”
“Mendapat pelukan darimu sudah membuat rasa lelahku hilang. Satu jam lagi aku harus segera berangkat untuk pekerjaanku yang lain. Ibu baik-baik saja kan?”
“Tentu saja.”
Melihat sebuah senyuman dari sang ibu membuatnya begitu tentram, dan damai. Sampai detik ini pun, dirinya masih belum mendapat kabar mengenai pendonor untuk ibunya. Ia berharap jika Tuhan akan mendatangkan orang baik, hingga membuat ibunya sembuh total.
Karena jam paruh waktunya hampir tiba, Sharon langsung berpamitan pada ibunya untuk berangkat. Tak lupa ibunya memberikan kecupan di dahi putrinya. Sejak kecil, Sharon selalu merasa bahagia ketika mendapat ciuman dari ibunya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ilham Akbar Akbar
syuka
2021-10-20
1
Dirah Guak Kui
wih kerjanya sampai dubel, apakah badannya sanggup menerimanya😕
2021-10-12
1
Robiatul Adawiyah
sudah 3x baca thor bismillah ga mewek lagi😭😂
2021-01-14
1