Fani Hendrawan terlihat tampan dan gagah menemani adiknya yang akan menikah. Sebenarnya ia berharap dalam lubuk hatinya bahwa adiknya Claries akan menikah dengan pria baik yang di cintai adiknya.
Pernikahan sekali seumur hidup, menjadi yang pertama dan terakhir. Entah apa yang membuat Claries memutuskan hal tergila dalam hidupnya. Fani tidak bisa mencegah adiknya itu utnuk menikah dengan Aldi.
"Kau siap?" tanya Fani seraya menatap Claries yang begitu cantik dengan gaun pengantinnya. Gaun terbuka bagian bahu sangat sesuai dengan Claries.
"Kau adalah pengantin tercantik yang pernah ada di dunia ini" kata Fani penuh haru. Claries memeluk kakaknya erat. Ia melakukan semua ini demi Fani kakaknya.
"Aku siap" Claries menggamit lengan Fani berjalan menuju Aldi berada. Aldi terlihat gagah dan tampan dengan stelan jas pengantinnya. Ayah Aldi memeluk Fani dan Claries bergantian.
"Fani om senang akhirnya kita benar-benar menjadi sebuah keluarga"
Fani mengangguk, ia bingung entah harus merasa senang atau sedih melihat Claries. Fani teringat papa dan mamanya. Setelah ini ia akan pergi mengunjungi makam papa dan mamanya.
Acara sakral pernikahan telah berlangsung, kini Aldi dan Claries adalah sepasang suami istri. Fani tidak menunggu acara selesai. Ia langsung pulang. Liona yang menunggu di luar langsung sigap membuka pintu mobil untuk Fani.
"Silahkan pak"
Fani duduk di kursi belakang. Wajah tampannya terlihat murung. Ia mengamati pesta pernikahan adiknya dari dalam mobil.
"Kita ke makam dekat sini"
"Baik pak" Liona menjalankan mobil tanpa bertanya untuk apa Fani ke makam. Ia tidak berani bertanya karena mood bosnya sepertinya sedang buruk.
Fani sampai di pemakaman, ia berjalan menuju makam orang tuanya yang bersandingan. Fani meletakkan dua ikat bunga mawar di atas makam.
"Pa, ma apa kabar disana? Ma..Claries telah menikah. semoga papa dan mama memberikan restu kalian untuknya agar bahagia"
Fani melepas kaca mata hitam yang bertengger di atas hidung mancungnya. Ia menyeka air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.
Liona tampak memandang dari kejauhan. Ia mengamati Fani yang sedang berziarah.
***
"Sesuai kesepakatan kita akan tidur terpisah"
Claries tidak menunggu Aldi menyelesaikan ucapannya. Dengan tergesa ia keluar kamar Aldi dan berjalan menuju kamarnya. Claries ingin segera melepas gaun pengantinnya. Ia sempat ke kamar Liza untuk melihat keadaan Liza.
"Hai Liza pasti kau mengira aku wanita tak tahu diri merebut suamimu, maafkan aku Liza. Ini hanya sementara, aku akan kembalikan ia padamu ketika kau sadar nanti"
Claries segera ke kamarnya dan bergati pakaian. Ia berjalan menuju dapur untuk meminta segelas jus dingin pada Yaya. Saat ia melintasi dapur Claries melihat pemandangan indah di bangku taman. Disana Adrian sedang duduk bersama Mitha dan Rio.
Adrian sedang menyuapi Mitha makan, sedang Rio terlihat asyik bermain.
Claries meraih ponsel di saku bajunya dan mengambil beberapa gambar menakjubkan itu. Claries bisa melihat ketulusan Adrian pada Mitha.
"Ehmmm!" Aldi membuyarkan lamunan Claries. Ia segera menyembunyikan ponselnya ke dalam saku baju.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Aldi penuh selidik.
"Tidak ada, aku hanya meminta Yaya membuat segelas jus"
Aldi melirik ke arah taman. Ia hampir memanggil Adrian tapi Claries segera menggamit lengan Aldi dan mengajaknya pergi dari dapur. Aldi cukup terkejut dengan perlakuan Claries barusan.
"Kenapa apa kau tidak sabar untuk malam pertaman kita?" tanya Aldi sembari tersenyum nakal dan menatap lekat wajah Claries.
Claries bergegas meninggalkan Aldi dan berjalan ke kamarnya. Ia tidak tahu apakah malam pertama itu benar akan terjadi suatu hari nanti atau tidak pernah sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments