Claries menyisir rambutnya di depan cermin. Ia menyemprotkan sedikit parfum merk Chanel yang ia sukai. Claries berjalan menuju meja makan karena tadi Yaya sudah memanggilnya atas perintah Aldi.
Aldi sudah duduk menikmati sarapannya dengan tenang. Ia terlihat tampan dan menawan dengan stelan jas berwana biru tua. Rio terlihat memakan serealnya di samping Aldi. "Hai tante dokter" sapa Rio ramah. "Hai Rio , anak pintar habiskan sarapannya ya"
"Rio papa sudah bilang jangan bicara dengan orang asing" suara Aldi terdengar tegas dan dingin.
Apa-apaan dia bicara dengan anak kecil dengan nada seperti itu.
"Adrian antar Rio ke sekolahnya"
"Baik pak" Adrian yang sedari tadi berdiri di belakang kursi Aldi berjalan mendekati Rio dan menuntun anak itu menuju mobil.
Aldi menghabiskan sarapannya dan bergegas pergi tanpa melihat Claries. Claries tidak peduli ia sudah mulai terbiasa dengan sikap Aldi. Ia mengambil piring dan meraih centong nasi goreng. Claries terlihat menikmati makan paginya. Masakan Yaya sangat enak menurutnya.
"Yaya masakanmu enak sekali" Claries ke dapur dan menyusul Yaya yang sedang mencuci piring. "Bukan saya yang masak bu dokter, saya disini hanya bersih-bersih"
"Lalu siapa yang memasak?"
"Saya yang bertugas sebagai koki di rumah ini" Seorang pria paruh baya muncul dan mengagetkan Claries. "Pak Han yang memasak disini" Yaya menambahkan. Pria yang di panggil pak Han itu tersenyum ramah sekali. "Pak Han ini ayahnya mas Adrian" kata Yaya lagi.
"Oh ya?" Claries sedikit terkejut. Tapi jika dilihat dari wajah mereka memang mirip. Sama-sama bermata sipit dan terlihat tampan.
"Jika dokter ingin makan sesuatu bilang saja saya akan buatkan"
"Terimakasih pak Han, masakan pak Han enak sekali"
"Oh ya boleh saya tahu sesuatu Ya?" Claries mendekati Yaya begitu pak Han pergi dari dapur menuju taman di belakang rumah.
"Ada apa bu dokter?"
"Kalau yang berada di kamar itu siapa?"
"Kamar mana yang bu dokter maksud?" Yaya mencoba berkelit dan pura-pura tidak tahu.
"Kamar di sudut yang sering terdengar suara teriakan"
"Sebenarnya pak Aldi melarang saya menceritakan ini tapi...." Yaya berhenti bicara dan celingukan memastikan tidak ada yang memantau pembicaraan mereka.
"Tapi apa Ya? siapa yang berada di kamar itu? apa pak Aldi menculik orang lagi selain saya kemarin?"
"Enggak cuma bu dokter yang di culik pak Aldi"
"Jadi yang di kamar itu siapa?"
"Itu mbak Mith......"
"Yaya! saya tidak membayar kamu untuk mengobrol" Aldi tiba-tiba muncul di dekat pintu dapur. Claries memejamkan matanya, ia lupa kalau Aldi belum berangkat ke kantor karena menunggu Adrian mengantarkan Rio ke sekolah. Yaya terlihat pucat pasi ketakutan.
"Dan kamu, tempat kamu bukan di dapur bersama Yaya tapi kamu bertugas mengurus istri saya" Claries berjalan meninggalkan dapur sabil terdiam. Ia sedang mengutuki kebodohannya.
***
Siang itu Claries sedang memberikan suntikan obat pada Liza yang masih belum sadar. Claries mencoba berdiskusi dengan dokter Frederick melalui telepon tentang kondisi Liza.
"Hai tante dokter" Rio menghampiri Claries di kamar Liza. Rio masih lengkap dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya. "Eh Rio sudah pulang sekolah ya". Rio mengangguk lalu mendekati Liza dan memegang lembut tangan Liza.
"Tante dokter sebenarnya tante Liza kenapa?" tanya Rio polos. "Tante Liza?"
"Iya tante Liza sakit apa? kenapa tidur terus?"
"Loh bukannya ini mama Rio? kenapa panggil tante?"
"Bukan, tante Liza bukan mama Rio"
Claries jadi pusing sendiri di rumah itu. Liza adalah istri Aldi sedangkan Rio adalah anak Aldi tapi kenapa Rio bilang Liza bukan mamanya.
Apa Aldi memiliki anak dengan perempuan lain?!.
Claries mengusap rambutnya dan meminta Rio untuk kekamarnya dan berganti pakaian.
Pria macam apa sebenarnya Aldi Ibrahim ini. Ia terlihat begitu mencintai Liza tapi ia,memiliki anak bukan dari Liza.
Claries menghela napasnya dan kembali kekamarnya. Liza sedang di jaga oleh perawat. Claris melihat ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur. Ada panggilan telepon dari Kevin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments