Aldi sudah terlihat rapi sekali dengan stelan jasnya. Ia berjalan menuruni tangga dan menuju ruangan dimana Claries berada. Adrian setia mengiringi langkah Aldi dari belakang.
Claries terlihat sedang menangis ketakutan karena ada tikus didalam ruangan penyekapan itu. Wajahnya pucat pasi dan mengiba pada penjaga agar melepaskannya.
"Kenapa kau berisik sekali?" Aldi berdiri di depan pintu teralis itu. Sementara Claries sedang menangis bergelayut pada pintu teralis. "Lepaskan aku, aku mohon. Aku tidak bersalah" rengek Claries. Aldi berjongkok dan menarik rambut ikal Claries yang menawan. Bahkan dalam kondisi seperti itu pun Claries tetap terlihat cantik.
"Melepaskan mu tanpa kau menjalani hukumanmu?" Aldi menarik rambut Claries hingga gadis itu mendongakkan wajahnya. Aldi mendekatkan wajahnya pada Claries. "Itu mustahil"
Aldi melangkah pergi sementara Claries masih meronta di dalam tempat penyekapannya. Aldi tak bergeming dan berjalan meninggalkan ruangan itu. Adrian melajukan mobilnya menuju gedung Zaman Group.
"Adrian tambahkan tikus di ruangan dokter itu agar dia semakin ketakutan. Aku senang melihatnya tersiksa" Aldi menyeringai sembari memandang jalanan dari balik kaca mobilnya.
Saya rasa anda sudah kelewatan pak, dokter Claries sudah di nyatakan tidak bersalah tapi kenapa anda menghakiminya sendiri.
"Hei Adrian kau mendengarku tidak?!"
"Maaf, iya saya dengar pak"
"Bagus lakukan itu"
"Baik pak"
Clarisa menangis mengusir tikus-tikus itu dari ruangannya. Yaya yang melihatnya merasa iba dan mencoba membantu dari luar pintu teralis.
"Sabar ya bu dokter, pak Aldi sungguh keterlaluan" gumam Yaya kesal. "Yaya tolong saya" Claries mengiba. Ia sudah tidak sanggup lagi berada di ruangan itu. "Maaf bu dokter Yaya tidak bisa apa-apa" Yaya meneteskan air matanya melihat Claries.
Sementara di kantor utama Zaman Group Aldi sedang sibuk memimpin meeting. Ia terlihat ceria dan senang. Suasana hatinya lebih baik di bandingkan beberapa hari sebelumnya. Dua hari lalu ketika mood-nya buruk ada delapan kariawannya kena pecat dalam sehari. Adrian sampai geleng kepala menghadapi bosnya.
"Setelah meeting apa jadwalku selanjutnya?"
"Ke rumah sakit pak, anda hari ini di buka kunjungan untuk Bu Liza"
Liza bagaimana keadaan mu sayang. Kau tenanglah aku sudah membalas dokter itu.
"Adrian bagaimana apa kau sudah bertanya pada dokter Wahyu untuk memindahkan Liza ke luar negeri?"
"Kata dokter Wahyu itu belum memungkinkan pak, karena kondisi bu Liza yang masih harus menggunakan alat bantu"
"Lau boleh pergi, aku ingin sendiri"
"Baik pak"
Adrian berjalan keluar ruangan Presiden direktur menuju ruang kerjanya. Ponselnya berbunyi ada telepon dari Yaya.
"Ada apa Ya?"
"Bu dokter pingsan lagi pak dan saya lihat kakinya berdarah"
"Baiklah saya akan ke rumah"
Adrian berjalan menuju ruang kerja Aldi dan mengetuk pintunya. "Masuk" Adrian berdiri di depan meja kerja Aldi. "Ada apa?"
"Begini pak, dokter Claries pingsan dan kakinya berdarah kemungkinan ia terluka saat mengusir tikus-tikus itu dari ruangannya"
"Tahu darimana kau? aku mematikan cctv di ruangannya"
"Dari Yaya pak"
"Biarkan dia"
"Tapi pak, kalau dokter Claries sakit dan sampai meninggal bapak tidak bisa membalasnya bukan?"
Aldi terlihat berpikir sejenak. Benar juga kata Adrian. Dia tidak boleh mati dulu aku belum puas mengerjainya.
"Kita pulang sekarang"
"Saya siapkan mobil dulu pak" Adrian bergegas turun menuju parkiran khusus untuk pemilik perusahaan. Ia menyalakan mesin mobil Ferari dino milik Aldi. Keduanya pulang ke rumah untuk memeriksa keadaan tawanan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Enung Samsiah
aldi kejam kaauuu
2022-09-14
1
Enung Samsiah
aldi kejam kaauuu
2022-09-14
1