Aldi turun dengan cepat dari anak tangga menuju ruang bawah tanah. Ia melihat Claries terkapar dilantai. Adrian membuka gembok dan Aldi menerobos masuk kedalam ruangan itu. Ia mengamati Claries dan memastikan kalau gadis itu tidak sedang berpura-pura.
"Sepertinya dokter Claries memang sakit pak" kata Adrian.
"Kalau begitu angkat dia dan pindahkan ke kamar tamu"
"Baik pak" Adrian mengangkat tubuh Claries dan membawanya ke kamar tamu di lantai dua rumah Aldi. Tak disangka ia berpapasan dengan ayah Aldi yaitu Ibrahim Zaman.
"Adrian siapa itu?" tanya pria paruh baya yang terlihat rapi dengan stelan jasnya itu.
Adrian membeku tidak bisa menjawab. Ia seperti maling yang kepergok sang tuan rumah. Aldi melirik Adrian mengkode agar Adrian segera masuk ke kamar tamu membawa Claries yang pingsan.
"Aldi ada apa ini? siapa gadis itu?"
"Itu... tadi Adrian tidak sengaja menabraknya di jalan pa jadi kita bawa kemari saja" Aldi berbohong pada ayahnya. Jika ayahnya Tahu ia menculik salah satu dokter Medina hospital ia bisa kena marah ayahnya.
"Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit saja? kalau dia terluka parah bagaimana kalian akan bertanggung jawab?"
"Iya pa tadi soalnya lebih dekat jarak ke rumah daripada ke rumah sakit, nanti Adrian akan bawa gadis itu ke rumah sakit"
"Bagaimana perkembangan Liza?"
"Belum ada pa masih sama" wajah tampan Aldi memancarkan kesedihan.
"Nanti ayah akan ke rumah sakit dan bicara dengan dokter Wahyu"
"Tidak perlu pa, saya sudah menanyakan perihal pemindahan perawatan Liza ke luar negeri tapi itu belum memungkinkan"
"Tolong lepaskan!" Claries berteriak dari dalam kamar tamu. Adrian mencoba menahannya tapi Claries lebih cepat dan bisa lari keluar kamar. "Tolong selamatkan saya tuan"
Ibrahim Zaman terkejut melihat Claries yang ketakutan. "Orang ini telah menculik saya pak, tolong bebaskan saya"
Aldi tak lagi bisa berkelit dari ayahnya. Ia tidak berani menatap wajah ayahnya yang merah padam karena marah. "Siapa kau?" tanyanya pada Claries.
"Saya dokter Claries pak, saya bekerja di Medina hospital"
Ibrahim Zaman paham sekarang kenapa Aldi menculik gadis itu. "Adrian antar dokter Claries kembali ke rumahnya, dan kau Aldi ikut papa!"
Aldi melirik tajam pada Claries. Ia semakin kesal dan benci pada gadis itu.
"Aldi apa-apaan ini? yang kau lakukan itu tidak benar dan ini tindak kejahatan!"
"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran pa"
"Untuk apa?!"
"Karena dia Liza.....koma pa"
"Aldi Liza koma bukan karena dia tapi karena melindungimu! lalu kenapa kau kambing hitamkan gadis itu yang sudah sepenuh hati mencoba menyelamatkan istrimu dengan segenap kemampuannya?"
Aldi terdiam, ucapan ayahnya ada benarnya. Ia memang tidak mampu mengendalikan diri dan menerima situasi yang sedang terjadi. Tapi ia tidak sepenuhnya memaklumi peran Claries sebagai dokter yang seharusnya menyelamatkan Liza tapi malah membuat istrinya koma.
Aldi pergi ke kamarnya. Ia berbicara dengan Adrian yang menunggunya di depan pintu kamar. "Kau awasi dia, aku ingin kita pada rencana awal. Ia harus menderita!"
"Baik pak"
Fani secepatnya pergi ke rumah sakit begitu mendapatkan kabar jika adiknya sudah kembali. Fani memeluk Claries dan menenangkan adiknya. "Siapa yang melakukan ini Clair?" tanya Fani sambil menatap serius wajah adiknya. "Aku tidak tahu" Claries berbohong. Ia tidak ingin Fani terlibat semakin jauh dan mengalami kesulitan karenanya. Aldi Ibrahim pria sukses ia bisa saja menghancurkan perusahaan Fani dalam sekejab.
"Apa kita perlu lapor ke polisi?"
"Tidak perlu kak, lagi pula aku baik-baik saja bukan? Sudahlah"
Fani menuruti adiknya dan tidak banyak bertanya lagi mengenai penculikan itu. Tapi ia tetap mencari tahu siapa yang telah menculik adiknya kemarin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments