Seperti memeluk pohon kaktus

Malam ini hampir seluruh karyawan, sudah berkumpul dipelataran kantor di kota R.Ada tiga bus pariwisata yang siap membawa kami ke acara gathering.Gathering akan di adakan di salah satu tempat wisata diluar kota.Perusahaan sudah menyewa salah satu hotel bintang empat untuk kami menginap dan mengadakan acara games dan barbeque.

Kulihat semua orang begitu antusias,hanya aku yang tak bersemangat.Memang sih luka di kaki ku sudah mulai sembuh.Kemarin dokter juga sudah mengganti perbannya dengan yang anti air.Cuma dokter menyarankan ku untuk tidak berendam dahulu.

Aku hanya duduk termenung diteras pos satpam,sambil melihat lalu lalang orang-orang.Yang sibuk dengan barang bawaannya,bahkan ada yang membawa selimut,boneka,dan bantal.Dan aku hanya membawa sebuah ransel dan sebuah tas selempang.

"Oiiii Ren,aku cariin loh dari tadi.Kamu naik di bus yang mana?"Kulihat Yudha sudah duduk disamping ku.Kalau bukan karena gara-gara makhluk gesrek satu ini aku tak berniat ikut acara beginian.

"Bus 1,kamu di bus mana?"

"Yaaah...koq kita nggak barengan,aku dapet di bus 2.Padahal pengennya duduk bareng kamu.Biar bisa sandaran dibahu mu sepanjang perjalanan.hhehehhehe!"

"Ish..apaan,nggak,nggak,nggak mau.enak aja!" Aku cepat menolak dan membuang muka.

"Hahahah..becanda kali Ren.."

Tak berapa lama kami disuruh masuk ke bus masing-masing.Kami bebas memilih kursi yang kami inginkan.Aku duduk dengan si bumil Merryana di kursi barisan ke lima.Aku memilih duduk didekat jendela bus.

Tak berapa lama kulihat Jennika naik dan duduk tepat didepan kursi kami.Oh jangan bilang kalau perjalanan ini akan menjadi perjalanan terkutuk buat ku.

Namun lagi-lagi tebakan ku benar.Karena kulihat Pak Dimas naik,dan mengambil tempat disebelah Jennika.

Bagaimana aku harus melalui 8 jam perjalanan dengan menonton kemesraan mereka.Ya Allah dosa apa yang telah kuperbuat dimasa lalu.Jangan-jangan memang benar kalau aku pernah menghianati negara dimasa lalu.

Bus mulai berjalan,tidak tahu siapa yang memutar musik di bus ini,yang sukses membuat ku melow dengan lagu-lagu lawas nya MLTR.Seharus nya dari awal aku menolak ajakan Yudha.Toh aku bisa menghindar untuk tidak ikut acara ini dengan alasan kaki ku yang sakit atau penyakit asam lambung ku.

Kulihat Jennika mulai bersandar di bahu Pak Dimas.Pak Dimas pun mulai merangkul kan tangannya dibahu jennika, berusaha memberi kenyamanan pada nya.Dan aku,jangan ditanya bagaimana perasaan ku saat ini.Rasanya seperti ada luka yang menganga dihatiku yang sengaja disiram air asam dan garam secara bersamaan.Perih begitu perih nya sampai rasanya ingin menangis.

Bagaimana rasa nya mencintai seseorang yang tidak mencintai kita? yah..rasa nya seperti memeluk pohon kaktus,semakin erat kamu memeluknya semakin sakit yang kau rasakan.

Sepanjang perjalanan yang sukses menguras air mataku,aku lebih memilih tidur dan menutup mataku.Setidak nya aku tak perlu melihat kemesraan mereka.

Perjalanan terburuk yang mungkin akan selalu ku ingat seumur hidup ku.Bahkan aku berencana akan pindah ke Bus yang ditumpangi Yudha saat perjalanan pulang nanti.Lebih baik aku delapan jam bersama anak aneh itu,dari pada aku harus melihat kemesraan Pak Dimas dan Jennika.

Setelah melalui perjalanan panjang yang cukup melelahkan tiba lah kami di kota B.Pemandangan sunrise nya sukses memanjakan mataku yang sedikit bengkak.Udara di daerah ini cukup dingin.Karena memang daerah pegunungan.

Kami sampai di hotel jam 8 pagi dan langsung check in.Aku memilih tidur sebentar,aku sekamar dengan Merryana.Bumil itu pun langsung tertidur dikasur hotel.Aku cukup salut dengan stamina bumil ini,bisa-bisa nya dalam keadaan hamil dia mau melalui perjalanan yang cukup melelahkan ini.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar kami.Dengan malas aku bangkit dan membuka nya.Kulihat Yudha si manusia gesrek itu sudah berdiri didepan pintu.

"Apa lagi sih,aku mau istirahat dulu capek banget ini." Aku mulai menyemprot nya karena mengganggu istirahat ku.

"Kalo cuma mau tidur ngapain jauh-jauh sampai sini.Cepetan mandi,kita pergi ke taman wahana bermain dekat sini."

"Ish,ogah ah males.Lagian kita mau naik apa kesana nya?"

"Jalan kaki aja kali markonah,dekat aja koq."

"Ya udah tunggu sebentar,aku mau mandi dulu.Tunggu aja dikamar mu nanti aku hubungin kalau aku sudah siap." Aku segera mengusir Yudha.

Aku kembali menjatuhkan tubuh ku kembali di matras hotel.Setelah 10 menit aku terbangun dan berniat mandi.Kamar mandi hotel bintang empat cukup nyaman,tersedia bath up juga.Aku memutuskan berendam sebentar dengan air hangat.Masa bodoh dengan Yudha yang lagi menunggu ku.

Selesai ritual mandi aku masih harus melakukan ritual skincare.Aku melirik ponsel ku ada banyak pesan masuk dari Yudha.Mungkin dia sudah bosan menunggu ku.Aku hanya tersenyum sendiri,rasa nya bahagia bisa mengerjai anak gesrek itu.Lagian gara-gara dia aku bisa sampai disini,yang sebelum nya harus melalui perjalanan yang sangat terkutuk.

Tiba-tiba ada rasa nyeri yang menyelinap mengingat perjalanan tadi malam.Pokok nya aku bertekad hanya akan bersenang-senang selama disini.

Sebelum pergi aku tak lupa membawa tas selempang ku yang isi nya ponsel,dompet dan obat-obatan ku.Out fit hari ini aku memilih memakai jeans belel panjang,atasan kaos dipadukan dengan outer.Karena luka kaki ku mulai sembuh,aku sudah bisa memakai sepatu kets walaupun sedikit nyeri.

Begitu aku membuka pintu kamar kulihat Yudha sudah berdiri dengan wajah nya yang seperti benang kusut.Aku hanya tertawa melihatnya.

"Sah, udah kayak putri keraton kamu ya.Mandi aja bisa sampai 1 jam.Yang lain udah pada gerak kesana.Kita udah ketinggalan oneng...!" Yudha ngedumel sepanjang jalan.Aku hanya tersenyum melihat nya.Kami berjalan berdampingan.Yudha merangkul pundak ku,kubiarkan saja apa mau nya.Toh manusia gesrek itu juga tidak bisa dilarang.

Begitu kami keluar pintu hotel kulihat Pak Dimas,Jennika,dan semua karyawan berkulit putih dan bermata sipit itu sudah berkumpul dan seperti nya ingin pergi ke wahana bermain juga.

Aku tak terlalu memperhatikan dan memilih berlalu bersama Yudha yang masih merangkul ku.

"Ren,mending kita ikut mereka saja.Seperti nya mereka bakalan naik bus."

"Alah,nggak usah lah Yud,orang deket aja koq.Lagian tadi kan kamu yang bilang tempat nya dekat." Aku menolak ide dari Yudha.

Tak berapa lama memang bus yang membawa mereka lewat,sempat berhenti menawarkan agar kami ikut naik.Tapi aku dan Yudha serempak menolak nya.

Memang tak terlalu jauh dari hotel,setelah berjalan 10 menit kami sampai ditempat wahana.Begitu masuk kami disuguhkan permainan-permainan yang cukup ekstrim.Yudha langsung bersemangat,menarik tangan ku ikut antri naik beberapa wahana.

Awal nya kami naik Roller coaster setelah itu Yudha mengajak ku naik wahana yang lebih memacu adrenalin.Aku menolak tapi Yudha terus memaksa.Aku melihat mereka diputar setelah itu mereka dijungkir balikkan.Melihat nya saja aku sudah mual.Aku langsung menolak ajakan Yudha.

"Ayo lah ren sekali aja,ya ya ya..."Yudha kembali merayu ku dengan memelas,dan akhirnya aku menyerah dan menuruti nya.Begitu aku duduk,petugas membantu memasangkan sabuk pengaman.Mereka juga memastikan bahwa semua alat keselamatan terpasang dengan benar.

Begitu wahana dimainkan kepala ku langsung pusing,aku berteriak histeris.Satu kali putaran aku sudah tidak tahan dan memilih melambaikan tangan ke petugas.Petugas langsung menghentikan permainan sejenak dan membantu menurunkan ku.Yudha memilih melanjut kan permainan.

Permainan gila,kepala ku begitu pusing,aku berjalan sempoyongan keluar dari area wahana.Aku memilih bersandar ditembok yang penuh ukiran sambil memegang kepala ku yang sakit.Perut ku mulai bergejolak,tak bisa kutahan aku memuntahkan isi perut ku yang hanya berupa air.Karena memang aku belum makan apa-apa dari pagi.Dalam hati aku menjerit.

"Yudha brengsek.....!" Aku terus merutuki anak gesrek itu.

Episodes
1 Dimas Sudjatmiko Halim
2 Kebaikan dipagi hari
3 Batal mengagumi
4 Malam minggu dengan Pak Dimas Sudjatmiko
5 Aku Telah Kalah
6 Tak Seperti Romeo dan Juliette
7 Sop yang manis..
8 Tak ditakdirkan bersama..
9 Kopi Original vs kopi creamer
10 Kita akhiri dengan cara yang baik
11 Hanya perhatian kecil
12 Seperti digigit ribuan semut
13 Tragedi saos cabai
14 Seperti musim yang selalu berubah..
15 Perih tapi tak berdarah..
16 Seperti memeluk pohon kaktus
17 Tolong berhenti bersikap baik kepadaku
18 Pundak yang hangat
19 Berita duka kepergian kakek
20 Saya orang yang baik..
21 Sampai mana mampu bertahan
22 Dia cantik kan?
23 Seandainya jadi seorang istri..
24 Terikat cinta pertama
25 Masih ingin terus mencobanya..
26 Masa depan ku ingin bersamamu
27 Ini benar-benar cinta..
28 Tawaran dari Maliq
29 Pria di kereta itu aku
30 Ingin menua bersamanya.
31 Merasa jadi wanita yang beruntung
32 Kenapa dia harus sebaik ini..
33 Aku tak mungkin berpaling
34 Ada banyak hati yang harus dijaga
35 Aku menerima tawarannya
36 Dia menangis untukku
37 Dia hanya singgah sementara
38 Rindu yang tak berujung
39 Perjalanan terakhir
40 Shareena Hashi,aku mencintai mu
41 Selamat tinggal Dimas Sudjatmiko Halim
42 Rezeki bertemu dengan orang-orang baik
43 Aku masih merindukannya
44 Lebih sulit melupakan daripada mencintai
45 Merasa terberkati
46 Itukah kamu?
47 Hidup yang penuh berkah
48 Pengalaman pertama di kantor polisi
49 Ada sebagian hal yang harus direlakan
50 Pertemuan di kereta
51 Kangen ngobrol dengan kamu
52 Dia berencana melamarku?
53 Dia berubah
54 Seperti orang asing
55 Proyek gagal
56 Ayo kita menikah
57 Shareena Hashiku sudah dewasa.
58 Lelaki yang ku ingin kan
59 kecewa..
60 Kabar yang menyesakkan
61 Pernikahan tanpa restu
62 Pengantin yang benar-benar baru.
63 Pujian dari ayah mertua untuk masakan pertamaku.
64 Siang pertama
65 Penyakit lama datang lagi
66 Wanita dan seorang anak kecil
67 menerka-nerka...
68 Mencintai 70% saja.
69 Apa dia berniat menikah lagi dimasa depan?
70 Apa kamu hamil?
71 Aku merindukan nya..
72 Merasa sendirian
73 Dia sudah kembali
74 Melepas Rindu..
75 welcome baby Davino..
76 Kehilangan...
77 Setuju bercerai..
78 Mereka terlihat mirip sekali
79 Kisah yang belum usai..
80 The End..
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Dimas Sudjatmiko Halim
2
Kebaikan dipagi hari
3
Batal mengagumi
4
Malam minggu dengan Pak Dimas Sudjatmiko
5
Aku Telah Kalah
6
Tak Seperti Romeo dan Juliette
7
Sop yang manis..
8
Tak ditakdirkan bersama..
9
Kopi Original vs kopi creamer
10
Kita akhiri dengan cara yang baik
11
Hanya perhatian kecil
12
Seperti digigit ribuan semut
13
Tragedi saos cabai
14
Seperti musim yang selalu berubah..
15
Perih tapi tak berdarah..
16
Seperti memeluk pohon kaktus
17
Tolong berhenti bersikap baik kepadaku
18
Pundak yang hangat
19
Berita duka kepergian kakek
20
Saya orang yang baik..
21
Sampai mana mampu bertahan
22
Dia cantik kan?
23
Seandainya jadi seorang istri..
24
Terikat cinta pertama
25
Masih ingin terus mencobanya..
26
Masa depan ku ingin bersamamu
27
Ini benar-benar cinta..
28
Tawaran dari Maliq
29
Pria di kereta itu aku
30
Ingin menua bersamanya.
31
Merasa jadi wanita yang beruntung
32
Kenapa dia harus sebaik ini..
33
Aku tak mungkin berpaling
34
Ada banyak hati yang harus dijaga
35
Aku menerima tawarannya
36
Dia menangis untukku
37
Dia hanya singgah sementara
38
Rindu yang tak berujung
39
Perjalanan terakhir
40
Shareena Hashi,aku mencintai mu
41
Selamat tinggal Dimas Sudjatmiko Halim
42
Rezeki bertemu dengan orang-orang baik
43
Aku masih merindukannya
44
Lebih sulit melupakan daripada mencintai
45
Merasa terberkati
46
Itukah kamu?
47
Hidup yang penuh berkah
48
Pengalaman pertama di kantor polisi
49
Ada sebagian hal yang harus direlakan
50
Pertemuan di kereta
51
Kangen ngobrol dengan kamu
52
Dia berencana melamarku?
53
Dia berubah
54
Seperti orang asing
55
Proyek gagal
56
Ayo kita menikah
57
Shareena Hashiku sudah dewasa.
58
Lelaki yang ku ingin kan
59
kecewa..
60
Kabar yang menyesakkan
61
Pernikahan tanpa restu
62
Pengantin yang benar-benar baru.
63
Pujian dari ayah mertua untuk masakan pertamaku.
64
Siang pertama
65
Penyakit lama datang lagi
66
Wanita dan seorang anak kecil
67
menerka-nerka...
68
Mencintai 70% saja.
69
Apa dia berniat menikah lagi dimasa depan?
70
Apa kamu hamil?
71
Aku merindukan nya..
72
Merasa sendirian
73
Dia sudah kembali
74
Melepas Rindu..
75
welcome baby Davino..
76
Kehilangan...
77
Setuju bercerai..
78
Mereka terlihat mirip sekali
79
Kisah yang belum usai..
80
The End..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!