Malam ini aku berniat tidur lebih awal.Setelah menikmati bakso yang dibelikan oleh Pak Dimas dan Merry aku benar-benar mengantuk.Walaupun bakso nya tak seenak dengan bakso yang pernah kumakan di kota R tapi cukup berhasil lah menggantikan rasa lapar ku karena melewatkan makan siang tadi.
Selesai mandi aku melihat jam diponsel ku menunjukkan jam 8 malam.Masih terlalu cepat pikirku kalau aku tidur sekarang.Tiba-tiba aku teringat seharian ini Indrawan belum ada menghubungiku.
Aku mencoba mendial nomor nya kembali,panggilan tersambung namun tak dijawab.Ketiga kali aku melakukan panggilan tetap tak diangkat.Aku pikir mungkin dia benar-benar sibuk.Aku meletakkan ponsel dan beralih mengambil bodycream dan menyapukan ketubuh ku.Setelah melakukan ritual skincare,aku berniat untuk menghubungi Indra kembali.
Entah kenapa aku merasa bersalah pada nya.Ku dial nomor nya sampai tiga kali tapi tetap tak diangkat.Aku berniat meninggalkan pesan untuk nya.Namun baru saja aku mengetik satu huruf,nama Indrawan muncul di layar ponsel ku.Buru-buru ku tekan tanda hijau di layar ponsel ku.Aku bergegas keluar kamar,karena aku tak enak kalau harus mengganggu Merry yang sedang beristirahat.
"Hallo..Assalamu'alaikum." Aku menjawab sambil terus berjalan menuju tangga yang mengarah kelantai 1.
"Wa'alaikumsalam,sorry ya Yang dari tadi aku nggak sempat angkat telepon dari kamu.Aku lagi sibuk pindah kost Yang."Indra mencoba menjelaskan,ada nada bersalah yang kutangkap dari suaranya.
"Oh ya udah,nggak apa-apa lagi ndra,aku pun tadi mikirnya kamu lagi sibuk."Aku menjelaskan kalau aku mengerti kesibukannya.
"Tapi Yang....kedepannya seperti nya kita bakalan agak susah deh untuk sering-sering berkomunikasi yang,soal nya jadwal kuliah ku mulai padat dan aku juga harus ikut membantu di toko pakde."Indra memang pernah bercerita kalau dia bakalan tinggal menumpang ditempat pakde nya yang membuka usaha percetakan dan sablon.
Kami melanjutkan obrolan kami dengan membahas hal-hal remeh temeh.Pertanyaan sudah makan atau belum?makan apa?sudah mandi kah?lelah nggak hari ini?ya..pertanyaan-pertanyaan yang kurasakan sekarang menjadi terlalu biasa.Aku sempat berfikir apa kedepannya aku tetap tahan dengan hubungan jarak jauh ini.Ya kalaupun salah satu dari kami ingin menyerah,kupastikan kami akan mengakhiri nya dengan cara yang baik.
Sekeras apapun kita mencoba untuk mempertahankan suatu hubungan,kalau keyakinan dalam hubungan itu sudah tak ada rasanya percuma.Tapi untuk hubungan ku dengan Indra aku rasa kami masih bisa mempertahankannya.Sejauh ini kami masih baik-baik saja.
Kulihat jam diponsel ku menunjukkan pukul 21.15.Rencana untuk tidur lebih awal sepertinya gagal,kulihat Pak Dimas diruang TV sedang sibuk dengan gawainya.Sesekali dia tersenyum ketika melihat notifikasi masuk.Ku pikir pasti dia lagi bertukar pesan dengan kekasih nya.
Aku belum berniat kembali kekamar,sengaja aku memperhatikan Pak Dimas diam-diam sambil berpura-pura bermain gadget ku.
Ada yang bilang kebahagiaan itu bisa menular,kalau ini seperti nya aku setuju.Tanpa kusadari aku juga ikut tersenyum melihat Pak Dimas yang tersenyum sambil memperhatikan gadget nya.Aku baru sadar aku sudah tertarik dan mulai kagum dengan atasanku.Terbukti aku sudah duduk memperhatikannya hampir satu jam.Ketika aku bangkit dan bergegas ke kamar kulihat Pak Dimas melirik ke arah ku.
Sedikit ragu aku tersenyum dan menganggukkan kepala ku.Aku tak berharap sih dia membalas senyumanku.Tapi diluar dugaan dia malah menegurku.
"Bakso yang tadi sore enak nggak?"Pak Dimas bertanya ketika aku lewat dihadapannya.
"Hmmm...iy..iya..enak pak." Aku menjawab sedikit ragu sambil mengangguk-angguk kecil.
"kalau beneran enak masak jawab nya ragu-ragu."Fix,.. Pak Dimas memang ahli membaca ekspresi ku.
"Ya...lumayan sih pak,lagian bakso nya kan gratis jadi terasa ada enak-enak nya aja gitu pak."Aku menjawab asal,yaa..asal dia senang saja mendengarnya.
"Saya juga baru pertama beli bakso disitu,biasa nya langganan saya bukan yang itu.Tadi sengaja beli untuk kamu kalau enak besok saya mau makan disitu."Pak Dimas menjawab sambil fokus kembali dengan gadget nya.
Aku hanya tercengang mendengar jawaban nya.
"Demi apa ya Allah!ini orang maksud nya apa coba?Berarti tadi aku cuma dijadikan bahan percobaan dia.Ini niat baik mau nraktir apa gimana."Aku ngedumel dalam hati karena sadar dijadikan kelinci percobaan si boss yang baik hati dan baik akhlak nya ini.
Aku ralat kembali kalau aku mengagumi nya.Berdosa nya aku tadi sempat melupakan Indra gara-gara makhluk astral ini.
"Tapi tadi beneran ren niat awal aku mau belikan bakso di tempat langganan ku.Tapi kamu mau nya yang pake tetelan.Sementara disitu nggak ada menu bakso yang pake tetelan sapi."Kali ini Pak Dimas menjawab seolah-olah dia bisa tau isi hati ku.Mungkin dia bisa liat ekspresi ku.Atau memang dia ada bakat jadi cenayang.
Whatever lah,yang penting aku ditraktir makan.Begini pun tetap harus disyukuri."Iya Pak Dimas orang baik,Pak Dimas orang baik."Kucoba memframing pikiranku sendiri dengan hal-hal yang positif mengenai atasan ku.Seharus nya lebih nyaman bekerja dengan atasan yang kita sukai daripada dengan atasan yang kita benci.
"Besok kalau bapak mau makan bakso,traktir saya lagi ya pak,saya ikhlas koq."Aku menawarkan diri sebelum masuk kekamar ku.Sempat kulirik ekspresi Pak Dimas yang gantian bengong.
Malam ini aku ingin tidur tanpa ada beban apapun.Aku ingin melupakan hal-hal bodoh yang kulalui sepanjang hari ini.Bekal sarapan yang rasanya cukup enak,walaupun dibalik nya ada cerita yang menorehkan sedikit kekecewaan.Tragedi bakso tetelan yang sanggup menjadikan ku orang yang munafik dan menjilat ludah sendiri,dengan menarik kembali rasa kagum ku yang tadi sempat kusematkan untuk Pak Dimas.
Kulirik Merryana yang telah terlelap disebelahku.Aku baru sadar kalau aku belum mengenal dia lebih dekat.Kami hanya sekedar ngobrol biasa.Aku jadi ingin tahu apa alasan dia memutuskan menjadi Mu'allaf.Bagaimana dia sanggup mengorbankan hubungannya dengan orang tua dan keluarga nya.Secinta itu kah dia dengan suami nya atau dia memang benar-benar tertarik dengan Islam.Namun apapun alasannya, itu hak nya dan tidak ada satu orang pun yang bisa menjudge setiap keputusannya.
Kutarik selimutku,udara malam ini cukup dingin.Suara klakson dan deru kendaraan dijalan lintas di depan kantor merangkap mess ini kuanggap sebagai lagu penghantar tidurku.Seharus nya hidup memang seperti ini,mencoba berdamai dengan keadaan terkadang bisa menjadi pilihan yang terbaik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments