Kata nya kaum Hawa itu paling pandai menyimpan perasaannya dibanding kaum Adam.Tapi mungkin istilah ini tak berlaku untukku.Aku bahkan tak pandai menyembunyikan perasaan kagum,cinta,bahagia,sedih dan benci kepada seseorang.Mereka selalu bisa terbaca dari wajahku,dari gerak gerikku,bahkan mungkin tertulis dengan jelas di dahi ku.
Setelah kejadian malam minggu yang kulalui bersama Pak Dimas di Kota R hubungan kami jadi semakin dekat.Bahkan jika ini hanya perasaanku saja itu sangat wajar karena Pak Dimas jadi lebih sering mengajakku makan bersama.Suatu waktu dia akan menemaniku lembur mengerjakan laporan.Walaupun masih dengan mode irit bicara tapi dia tak segan mengajariku beberapa pekerjaan yang kurang aku mengerti.
Pernah tengah malam aku insomnia Pak Dimas rela menemaniku nonton drama korea sampai jam 3 subuh.Yang akhirnya kami berdua tertidur diruang TV sampai pagi.Lalu setelah sebulan yang kami lewatin bersama,salah kah aku jika menaruh simpati pada nya.Kami seperti pasangan yang saling melengkapi,pak Dimas yang irit bicara bertemu denganku yang tak bisa berhenti bicara.
Sungguh pesona Dimas Sudjatmiko Halim perlahan-lahan telah menggeser sosok Indrawan Adiatma dalam hatiku.Sedikit demi sedikit mengaburkan setiap kenangan yang pernah kulalui bersama Indra.Tak jarang aku mengabaikan telepon dari Indra.Bahkan intensitas kami bertukar kabar semakin menipis.
Ketika bersama Pak Dimas aku bisa benar-benar melupakan sosok Indrawan yang selama hampir 2 tahun ini bercokol dihatiku.Mungkin aku menjadi orang yang paling jahat,aku bermain hati.Terlepas disana Indra setia atau tidak denganku,yang pasti aku sudah benar-benar berkhianat pada nya.
"Kamu nggak lagi pacaran dengan Pak Dimas kan ren?"Karin menginterogasi ku ketika kami makan siang bersama.
"Ya nggak lah,kami cuma dekat doang loh kak.Aduh lagian kakak kan tahu aku punya pacar yang lagi berjuang menuntut ilmu di negeri orang."Aku mencoba ngeles dengan segala alasan agar Karin percaya.
"Ih keliatan tahu dari gerak gerikmu,jangan bilang kalau kamu suka sama Pak Dimas."Karin mulai menyudutkan ku.
"Hmmm...kalau aku pacaran dengan Pak Dimas gimana ya kak?"Aku mencoba memancing Karin.
"Jangan coba-coba bermain api,nggak usah cari masalah.Kalian itu nggak seiman,memang nya kamu mau seperti Merryana.Yakin mau ngorbankan Orang tua dan keluarga mu."Karin mulai berubah jadi mode ustadzah.
"Ya nggak lah,masak iya gara-gara laki-laki aku ngorbankan keimanan dan keluarga ku.Walaupun aku Jahiliyah begini,sholat bolong-bolong,pakaian kurang bahan tapi iman ku masih kuat loh kak."
"Nah itu pinter,pokok nya kakak udah ingatkan ya.Karena kalau Pak Dimas yang mengalah ikut kamu kayak nya berat deh.Soalnya dari cerita yang kakak dengar dari Merry,orang tua nya Pak Dimas itu termasuk yang fanatik.Dan Pak Dimas kan anak satu-satu nya." Kak karin mencoba meyakinkan ku kembali.Dan aku hanya mengangguk berulang kali,sambil menyuapkan nasi soto kemulut ku.
Tak hanya Karin,Merryana juga mulai curiga dengan hubunganku dengan Pak Dimas.Ternyata kemarin dia memergoki kami ketiduran berdua di ruang TV.
Malam ini aku ngobrol banyak dengan Merry.Ternyata dia tak sebahagia kelihatannya.Kalau aku orang yang tidak bisa menyembunyikan perasaan berbeda dengan Merry.Yang aku lihat selama ini Merry selalu tertawa dan bercanda dengan Pak Dimas.Ternyata apa yang kita lihat dipermukaan tak selalu menggambarkan apa yang ada didalam nya.
Aku sempat berfikir kalau Merry telah ikhlas melepaskan keluarga nya.Namun tidak semudah itu kan kita meninggalkan orang yang selama hampir 20 tahun ini membersamai kita.Membesarkan dan merawat kita.Aku bisa merasakan ada penyesalan dihati nya ketika dia bercerita padaku.Mata nya yang berkaca-kaca cukup meyakinkan ku bahwa dia menyesal dan merindukan keluarganya.
Merry yang terlihat kuat selama ini ternyata tak setegar itu.Lalu bagaimana dengan ku yang ketika ada selisih dalam laporan langsung nangis karena begitu bingung nya.Ketika nonton drama korea yang sedih bisa menghabiskan tisu satu box untuk menghapus air mata dan ingusku.Lalu bagaimana seandainya aku yang berada diposisi Merry,membayangkan nya saja aku tak berani.
Setelah ini aku mungkin akan menata hatiku kembali,sepertinya aku mencintai orang yang salah.Tapi bukankah cinta itu tak pernah salah.Atau mungkin aku yang salah menempatkan perasaanku.Aku merasa kalah,karena aku sudah benar-benar jatuh cinta dengan Dimas Sudjatmiko Halim.
Dering ponsel ku membuyarkan lamunanku,kulihat nama Indra tertera di layar.Awal nya aku ingin mengabaikannya,tapi aku sadar aku sudah terlalu jahat pada nya.
"Hallo..Assalamu'alaikum." Aku menjawab telepon dari Indra sambil berjalan keluar kamar.
"Wa'alaikumsalam,aku pikir kamu sibuk terus 24 jam."Indra langsung berbicara dengan nada sedikit ketus.Sebelum nya tak pernah dia bicara seperti ini.Aku diam sejenak,tak berniat menjelaskan aku hanya menghela nafas berat.
"Maaf."hanya kata itu yang keluar dari mulutku.Aku merasa keterlaluan kalau harus mencari pembelaan.Karena aku sadar disini aku lah tersangkanya.
"Maaf untuk apa?"Nada bicara Indra masih sedikit ketus.
"Ya untuk semua nya,aku salah karena aku terlalu sibuk akhir-akhir ini.Sampai nggak sempat jawab panggilan dari kamu.Aku dikejar deadline ndra."Ooo dasar manusia,bahkan aku masih bisa mengajukan pembelaan untuk semua pengkhianatan yang telah kulakukan selama ini.Ternyata ego masih mengalahkan segalanya.Tak ada yang benar-benar tulus didunia ini bahkan untuk sebuah kata maaf sekalipun.
"Ya udah nggak apa-apa Yang,aku juga salah karena sempat berpikir kalau kamu sengaja menghindari aku,maaf ya Yang."Kali ini Indra bicara melembut.Sepertinya aku semakin terlatih untuk bersandiwara.Toh sudah terlanjur sebaiknya kulanjutkan saja sandiwara ini.
Setelah saling menyalahkan diri masing-masing,kemudian saling bermaaf-maafan seperti nya masalah diantara kami sudah kelar.Segampang ini memang menyelesaikan masalah dalam hubungan kami.Aku tahu Indra itu tak akan pernah bisa melihat orang lain merasa bersalah terhadap nya.Dia memang orang yang sebaik itu.Dia selalu meminta maaf lebih dahulu walaupun bukan dia yang salah.Dan aku sudah setega ini membohongi nya.Nanti aku mungkin akan jujur padanya ketika semua nya sudah benar-benar jelas.
Dulu yang aku tahu hanya ada dua warna dalam kehidupan ini yaitu hitam dan putih.Namun sekarang aku sadar sebenar nya hanya ada warna abu-abu.Aku merasa tak bersalah sama sekali karena membohongi Indra dengan alasan untuk menjaga perasaannya.Aku juga tak akan menyalahkan perasaanku lagi,karena hal lumrah ketika kita lebih dekat dengan seseorang yang setiap waktu hampir 24 jam berada disisi kita dibandingkan dengan dia yang belum tentu setahun sekali bertemu dengan kita.Dan sekali lagi ego mengalahkan segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments