Hanya perhatian kecil

Pagi ini ditemani papa,aku berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam.Dokter menyarankan untuk menjalani endoskopi.Dari diagnosa dokter aku mengalami magg akut.Karena tidak mungkin menjalani endoskopi hari ini,dokter menjadwalkan besok.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir tubuhku cukup sehat selama ini.Ada yang bilang sebagian penyakit itu datang nya karena pikiran kita yang stress.Ku pikir setelah mengakhiri hubungan ku dengan Indra tubuh ku akan kembali pulih.Namun hari ini,setiap aku selesai makan perut ku akan mual dan memuntahkan semua makanan yang baru ku makan.

Aku baru sadar ternyata mengikhlaskan orang yang kita cintai itu tidak mudah.Aku tak benar-benar rela berhenti memperjuangkan perasaan ku untuk Dimas Sudjatmiko.Bohong kalau aku tak mengharapkan perhatiannya.Bahkan berulang kali ku cek kotak pesan di ponselku,hanya untuk memastikan apakah ada pesan masuk dari nya.

Papa pernah bilang, jangan terlalu membebani diri mu dengan suatu masalah atau keinginan.Karena setiap masalah itu pun akan berlalu.Dan setiap sesuatu yang belum bisa kau dapatkan berarti belum menjadi rejeki mu.Maka solusi dari semua itu adalah ikhlas.

Aku mengirim pesan ke Uti kalau aku belum bisa menepati janji mengajak nya keluar.Kupikir dia masih marah karena masalah ku dengan Indra, tapi ternyata dia langsung membalas pesanku dan menanyakan kapan aku akan kembali ke kota R.Setelah berbalas pesan sebentar dengan Uti aku mengantuk dan tertidur.

Ketika bangun langit sudah mulai gelap,ibu mungkin berpikir aku kelelahan dan kurang sehat jadi dia tidak berniat membangunkan ku.Aku ingat dulu dia paling marah kalau melihat anak gadis nya tidur dan malas-malasan.

"Anak gadis itu nggak boleh malas,apa nanti dirumah mertua mu kamu mau tidur seharian?bisa-bisa langsung dipecat jadi mantu."

Bahkan sekarang aku merindukan omelannya.Sejak aku pergi dan bekerja di kota R ibu jarang memarahi ku lagi.Paling dia hanya mengingatkan untuk tidak telat makan.Mungkin dia berpikir anak nya sudah dewasa sudah tidak pantas untuk diomelin.

Malam ini makanan yang ibu masak terasa enak dilidah ku.Sudah lama aku tidak makan masakan ibu.Apa aku mencari pekerjaan dikota M saja,biar setiap minggu aku bisa pulang untuk makan masakan ibu.Akhir-akhir ini memang sering terlintas ide-ide aneh dipikiran ku.

Karena besok aku akan menjalani pemeriksaan endoskopi lambung,mulai malam ini aku harus berpuasa.Sedikit takut dan was-was dengan hasil nya.

Semua proses pemeriksaan telah selesai dan aku diminta oleh dokter istirahat sekitar 1-2 jam.Ketika dokter membacakan hasil nya aku sedikit tenang,karena hanya terjadi peradangan dilambung.Hanya saja ini harus segera di obati.Karena takut nya parah dan mungkin bisa menyebabkan kanker.

Aku sedikit kecewa dengan dokter nya,bisa-bisa nya dia membicarakan kanker saat kondisi ku masih drop seperti ini.Harus nya kan dia menenangkan ku.Aku bilang ke papa lain kali ganti dokter saja karena aku tidak suka dengan dokter cerewet ini.Papa hanya bilang tidak ada lain kali,karena setelah ini aku akan sehat.Seharus nya yang jadi dokter itu papa ku.Dia selalu bisa menenangkan ku.

Karena cuti ku cuma tiga hari rabu malam papa mengantar ku ke stasiun kereta.Papa menyarankan untuk mengambil kelas eksekutif agar aku bisa istirahat dalam perjalanan.

Kereta cukup lengang malam ini.Aku merasa bersyukur malam ini karena kursi disebelah ku kosong.Rasa nya seperti memenangkan lotre ketika mendapat kan kursi penumpang kosong disebelah kita.Ternyata bahagia itu memang sesederhana ini.

Perjalanan malam ini cukup nyaman.Bahkan aku tidur dengan nyenyak,sampai-sampai aku tidak sadar kalau sudah sampai di stasiun kota R.Karena ini stasiun terakhir aku tidak begitu takut kalau harus tertidur dalam perjalanan.Aku dibangun kan oleh petugas kondektur karena kereta sudah sampai.

Pukul 5 subuh,aku dijemput bang Rahman distasiun.Aku hanya sempat mandi dirumah nya.Karena aku juga harus berangkat ke kota C.Begitu sampai di kantor pusat kota R aku melihat pak Wiryo sedang memanaskan mesin mobil.

"Nunggu sebentar ya Ren,Pak Dimas nya lagi ada urusan didalam."

"Iya pak,aku juga mau kedalam sebentar."

Jam tujuh pagi kantor masih sepi,hanya beberapa OB yang bertugas melakukan kebersihan.Aku berniat ke toilet,kulihat Pak Dimas ada diruangan divisi finance.Dia seperti nya sedang berbincang sambil diselingi tawa.Setelah kuperhatikan rupa nya dia lagi berbincang dengan jenika di ruangan finance.

Kami berangkat jam tujuh pagi,kulihat jenika juga ikut dengan kami.Aku juga tidak tahu kenapa dia ikut ke kota C.Selama perjalanan aku lebih banyak diam.Percakapan di mobil lebih didominasi oleh Jennika.Dia terlihat begitu akrab dengan Pak Dimas.Ku dengar dia memanggil nya dengan sebutan Ko yang berarti abang dalam bahasa hokkien.Kupikir karena mereka sama-sama chinese mereka lebih akrab dengan panggilan itu.

Aku lebih memilih mendengarkan musik dengan headset.Perutku sedikit kurang nyaman,mungkin karena belum sarapan.Padahal seharus nya pagi ini jadwal ku minum obat.

"Pak Wiryo,nanti tolong berhenti ditukang bubur ayam yang didekat mesjid raya ya."Dokter menyarankan ku untuk sementara mengkonsumsi makanan yang lembut.

"Loh shareen belum sempat sarapan tadi ya?" Pak Wiryo bertanya sambil fokus menyetir.

"Iya pak,tadi pagi buru-buru.Nyampek sini saja jam 5 subuh,aku naik kereta malam pak."

"Ih berani kamu ya ren naik kereta malam sendirian."

"Berani lah pak,lagian kan dikereta itu ramai.Lebih enak juga naik kereta malam jadi bisa istirahat."Pak Wiryo hanya manggut-manggut mendengar penjelasan ku.

Aku turun membeli bubur ayam,sebelum nya aku menawari yang lain tapi mereka menolak dengan alasan sudah sarapan.

Karena harus minum obat aku makan bubur ayam dimobil.Aku hanya makan separuh tidak sanggup menghabis kan semua nya.

"Loh ren koq cepat banget makannya,nggak dihabisin ya?"Pak wiryo melihatku menyimpan sisa bubur.

"Iya pak,sekarang udah nggak bisa makan banyak.Dokter juga nyaranin makan sedikit tapi sering dan makanan nya juga harus yang lembut."Aku menjawab kebingungannya.

Setelah minum obat aku tertidur,aku tidak begitu tahu apa pembahasan mreka dimobil.Yang pasti sebelum tertidur masih kudengar Jenika mengajak Pak Dimas untuk makan bakso nanti siang.

Aku terbangun ketika Pak Dimas membangunkan ku.

"Ren,bangun sudah sampai."kurasakan dia menepuk tanganku pelan.

Aku mengucek mataku yang berat.Berusaha mengumpulkan kesadaranku.

"Kalau masih sakit kamu istirahat saja diatas,kamu pucat banget."

Aku hanya mengangguk menanggapi tawarannya.

Ketika dia sudah berjalan masuk kedalam kantor,aku masih didalam mobil membereskan barang-barangku.Tanpa sadar aku mengangkat sudut bibir ku.Ternyata dia masih peduli dengan ku.Bagaimana perhatian kecil mampu menghangat kan sudut hatiku.

Namun aku sudah memutuskan untuk tak mempersulitnya lagi dengan perasaan ini.

Setiap kali yang harus kuucapkan dalam hatiku adalah,kami berbeda,kami berbeda,kami berbeda.Tak peduli seberapa ingin nya aku untuk bersama nya,pada kenyataannya kami memang berbeda.

Episodes
1 Dimas Sudjatmiko Halim
2 Kebaikan dipagi hari
3 Batal mengagumi
4 Malam minggu dengan Pak Dimas Sudjatmiko
5 Aku Telah Kalah
6 Tak Seperti Romeo dan Juliette
7 Sop yang manis..
8 Tak ditakdirkan bersama..
9 Kopi Original vs kopi creamer
10 Kita akhiri dengan cara yang baik
11 Hanya perhatian kecil
12 Seperti digigit ribuan semut
13 Tragedi saos cabai
14 Seperti musim yang selalu berubah..
15 Perih tapi tak berdarah..
16 Seperti memeluk pohon kaktus
17 Tolong berhenti bersikap baik kepadaku
18 Pundak yang hangat
19 Berita duka kepergian kakek
20 Saya orang yang baik..
21 Sampai mana mampu bertahan
22 Dia cantik kan?
23 Seandainya jadi seorang istri..
24 Terikat cinta pertama
25 Masih ingin terus mencobanya..
26 Masa depan ku ingin bersamamu
27 Ini benar-benar cinta..
28 Tawaran dari Maliq
29 Pria di kereta itu aku
30 Ingin menua bersamanya.
31 Merasa jadi wanita yang beruntung
32 Kenapa dia harus sebaik ini..
33 Aku tak mungkin berpaling
34 Ada banyak hati yang harus dijaga
35 Aku menerima tawarannya
36 Dia menangis untukku
37 Dia hanya singgah sementara
38 Rindu yang tak berujung
39 Perjalanan terakhir
40 Shareena Hashi,aku mencintai mu
41 Selamat tinggal Dimas Sudjatmiko Halim
42 Rezeki bertemu dengan orang-orang baik
43 Aku masih merindukannya
44 Lebih sulit melupakan daripada mencintai
45 Merasa terberkati
46 Itukah kamu?
47 Hidup yang penuh berkah
48 Pengalaman pertama di kantor polisi
49 Ada sebagian hal yang harus direlakan
50 Pertemuan di kereta
51 Kangen ngobrol dengan kamu
52 Dia berencana melamarku?
53 Dia berubah
54 Seperti orang asing
55 Proyek gagal
56 Ayo kita menikah
57 Shareena Hashiku sudah dewasa.
58 Lelaki yang ku ingin kan
59 kecewa..
60 Kabar yang menyesakkan
61 Pernikahan tanpa restu
62 Pengantin yang benar-benar baru.
63 Pujian dari ayah mertua untuk masakan pertamaku.
64 Siang pertama
65 Penyakit lama datang lagi
66 Wanita dan seorang anak kecil
67 menerka-nerka...
68 Mencintai 70% saja.
69 Apa dia berniat menikah lagi dimasa depan?
70 Apa kamu hamil?
71 Aku merindukan nya..
72 Merasa sendirian
73 Dia sudah kembali
74 Melepas Rindu..
75 welcome baby Davino..
76 Kehilangan...
77 Setuju bercerai..
78 Mereka terlihat mirip sekali
79 Kisah yang belum usai..
80 The End..
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Dimas Sudjatmiko Halim
2
Kebaikan dipagi hari
3
Batal mengagumi
4
Malam minggu dengan Pak Dimas Sudjatmiko
5
Aku Telah Kalah
6
Tak Seperti Romeo dan Juliette
7
Sop yang manis..
8
Tak ditakdirkan bersama..
9
Kopi Original vs kopi creamer
10
Kita akhiri dengan cara yang baik
11
Hanya perhatian kecil
12
Seperti digigit ribuan semut
13
Tragedi saos cabai
14
Seperti musim yang selalu berubah..
15
Perih tapi tak berdarah..
16
Seperti memeluk pohon kaktus
17
Tolong berhenti bersikap baik kepadaku
18
Pundak yang hangat
19
Berita duka kepergian kakek
20
Saya orang yang baik..
21
Sampai mana mampu bertahan
22
Dia cantik kan?
23
Seandainya jadi seorang istri..
24
Terikat cinta pertama
25
Masih ingin terus mencobanya..
26
Masa depan ku ingin bersamamu
27
Ini benar-benar cinta..
28
Tawaran dari Maliq
29
Pria di kereta itu aku
30
Ingin menua bersamanya.
31
Merasa jadi wanita yang beruntung
32
Kenapa dia harus sebaik ini..
33
Aku tak mungkin berpaling
34
Ada banyak hati yang harus dijaga
35
Aku menerima tawarannya
36
Dia menangis untukku
37
Dia hanya singgah sementara
38
Rindu yang tak berujung
39
Perjalanan terakhir
40
Shareena Hashi,aku mencintai mu
41
Selamat tinggal Dimas Sudjatmiko Halim
42
Rezeki bertemu dengan orang-orang baik
43
Aku masih merindukannya
44
Lebih sulit melupakan daripada mencintai
45
Merasa terberkati
46
Itukah kamu?
47
Hidup yang penuh berkah
48
Pengalaman pertama di kantor polisi
49
Ada sebagian hal yang harus direlakan
50
Pertemuan di kereta
51
Kangen ngobrol dengan kamu
52
Dia berencana melamarku?
53
Dia berubah
54
Seperti orang asing
55
Proyek gagal
56
Ayo kita menikah
57
Shareena Hashiku sudah dewasa.
58
Lelaki yang ku ingin kan
59
kecewa..
60
Kabar yang menyesakkan
61
Pernikahan tanpa restu
62
Pengantin yang benar-benar baru.
63
Pujian dari ayah mertua untuk masakan pertamaku.
64
Siang pertama
65
Penyakit lama datang lagi
66
Wanita dan seorang anak kecil
67
menerka-nerka...
68
Mencintai 70% saja.
69
Apa dia berniat menikah lagi dimasa depan?
70
Apa kamu hamil?
71
Aku merindukan nya..
72
Merasa sendirian
73
Dia sudah kembali
74
Melepas Rindu..
75
welcome baby Davino..
76
Kehilangan...
77
Setuju bercerai..
78
Mereka terlihat mirip sekali
79
Kisah yang belum usai..
80
The End..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!