"Saya nggak suka kopi original,terasa pahit dilidah saya,saya lebih suka yang dicampur creamer."
"Kalau sudah dicampur creamer kamu akan sulit merasakan rasa asli dari kopi itu."
"Saya nggak peduli dengan rasa asli kopi nya,saya lebih peduli dengan lidah saya."
Itu adalah percakapan kami beberapa bulan yang lalu ketika kami sedang menunggu hujan reda,kami memutuskan berteduh di salah satu coffee shop di kota R.Dari selera minumannya saja sudah bisa terbaca kalau hidup pak Dimas yang monokrom ini pasti sangat membosankan.Tapi dia terlihat cukup menikmati nya.
"Ada nggak hal ekstrim yang pernah bapak lakukan selama hidup sampai diusia ini?" Aku ingin lebih tau bagaimana kehidupannya.Dia diam sejenak kelihatan berpikir.
"Hmmm...nggak ada,saya nggak terlalu suka tantangan dan saya nggak mau mempersulit hidup saya." Dia menjawab sambil menggedikkan bahu nya.
Wow benar-benar hidup nya sangat monoton sekali.Bahkan dulu ketika SMA aku pernah berkelahi diangkot hanya karena belain supir angkot tua yang ditindas.Aku juga pernah bolos sekolah bersama teman-temanku hanya karena mau nonton konser salah satu band favorit diluar kota.
Kenapa Pak Dimas yang seorang lelaki bisa menjalani hidup lurus-lurus saja.Apa orang tua nya begitu kejam,otoriter,sehingga anak nya harus selalu patuh dan taat pada peraturan keluarga.Mana lebih kejam dengan papaku yang pernah tega tidak membukakan pintu anak gadis nya karena aku pulang jam 12 malam,yang akhirnya aku harus tidur diteras sampai pagi.
Tak heran ketika dia kutawarkan satu hubungan yang lebih serius,dia dengan jelas menolak nya.Dengan hidup yang seteratur dan sepatuh ini mana mungkin dia mau mengambil resiko.Walaupun aku dapat merasakan sedikit cinta nya padaku lewat perhatian yang diberikannya selama ini.
Aku menitip kan form cuti ku pada Merryana,karena Pak Dimas sudah balik ke kota R pagi-pagi sekali.
Saat istirahat makan siang aku memilih membereskan pakaian ku yang akan kubawa pulang.Aku hanya membawa beberapa pakaian dan celana jeans.
Jam tiga sore kulihat mobil Pak Wiryo tiba di pelataran kantor.Tapi dia hanya sendiri,berarti Pak Dimas tidak ikut balik kesini.Lagian ini hari sabtu ngapain juga dia harus balik lagi ke kota C kalau nanti dia juga harus kembali lagi ke Kota R.
Aku pulang ke Kota R hanya berdua dengan Pak Wiryo.Sepanjang perjalanan kami bercerita,membahas pekerjaan,membahas keluarga,kami juga membahas Pak Dimas.Pak Wiryo bilang sebelum ada aku,perjalanan dari Kota R ke Kota C atau pun sebaliknya itu sangat membosankan.Karena Pak Dimas itu tidak suka ngobrol,dia hanya main gadget atau tidur.Aku hanya tertawa mendengar cerita Pak Wiryo.
Sampai di Kantor pusat kota R aku tak berniat masuk,karena aku merasa tidak ada keperluan.Aku langsung memutuskan menunggu angkot didepan kantor.
"Naik apa pulang ke Kota T?"Tiba-tiba aku dikejutkan suara Pak Dimas yang sudah berdiri disebelahku.
"Hmm..naik kereta pak,nanti malam jam sebelas." Aku menjawab menunduk tidak berani menatap wajah nya.
"Ooo..form cuti udah dititip ke Merry kan?"
"Iya sudah pak." Aku mengangguk kecil.Tidak berapa lama angkot yang kutunggu datang.Aku segera permisi dan naik ke angkot.Ketika angkot sudah melaju masih kulihat dia berdiri menatap ku.
Aku diantar kakak tertua ku,bang Rahman ke stasiun kereta.Sebelum nya aku sudah mengabari papaku kalau aku berangkat malam ini dan sampai ke kota T kira-kira jam tiga subuh.Perjalanan dari kota R ke kota T sekitar lima jam.
Kereta cukup padat, ku lihat semua bangku terisi penuh.Aku duduk digerbong 5 no bangku 12A.Disebelahku ada seorang pemuda jangkung yg berkulit putih dan bermata sipit kupikir dia pasti satu nenek moyang dengan Pak Dimas dan Merry.
Sepanjang perjalanan aku hanya mendengarkan musik dari ponselku dengan menggunakan headset.Aku menyetel alarm ku di jam 02.45 takut-takut kalau aku ketiduran.Karena penumpang penuh,AC dikereta tidak terlalu dingin.Aku pun tidak berniat menyewa selimut,aku hanya memakai jaket tipis dan kaos kaki.
Namun aku merasakan begitu dingin ditengah malam,aku tidur meringkuk.menaikkan kaki ku dan memeluknya.Memiringkan posisi tidur ku membelakangi pria disebelahku.
Aku terbangun ketika alarm ponsel ku berbunyi.Aku terkejut,apa ini? aku melihat sudah ada selimut ditubuhku.Padahal jelas-jelas tadi aku tidak menyewa selimut.Kulihat pria disebelah ku tidur dengan menyilangkan tangannya didada.Biasa nya itu posisi mencari kehangatan.
Aku berniat mengembalikan selimut nya.Karena aku yakin itu pasti milik nya.Tiba-tiba dia terbangun dan mengucek mata nya.
"udah pake aja."Dia menawarkan selimut itu lagi padaku.
"Nggak, saya sudah mau sampai kok,saya turun di stasiun Kota T."aku menjelaskan sambil menyerahkan selimut kepadanya.
Tidak berapa lama terdengar suara operator kereta dari speaker, yang memberitahukan bahwa kereta sudah sampai distasiun kota T.Aku bersiap-siap turun,tidak lupa aku mengucapkan terimaksih kepada pria disebelahku.Dia hanya mengangguk dan tersenyum.Tampan,hanya itu yang ku tangkap saat melihat wajahnya.
Begitu aku turun dari kereta kulihat Papa ku sudah menunggu distasiun.Lelaki kesayanganku,aku segera berlari memeluknya,aku memang semanja ini dengannya.Dia merangkul ku berjalan keluar stasiun menuju motor nya.Diusia nya yang ke 44 tahun dia masih terlihat sangat tampan.Kulit nya putih,hidung mancung dengan batang hidung yang tinggi,postur tubuhnya juga tinggi,dia benar-benar tampan bahkan jauh lebih tampan dari kakak tertua ku Bang Rahman.
Papa pernah cerita kalau kakek nya keturunan Belanda.Dan jika melihat forum wajahnya aku cukup percaya.Masalah nya kami anak-anak nya lebih condong mewarisi gen ibuku.Tinggi ku hanya 155cm.kulit ku juga sawo matang,tidak seputih papa.Hidung ku memang berbatang tapi tidak semancung papa ku dan adik perempuanku.Adik perempuan ku memang terlihat lebih mirip papa ku.Dia memiliki hidung yang mancung,rambut sedikit keriting,kulit nya lebih putih dari ku.
Hari minggu aku seharian tidur dikamar.Tidur dikereta selalu tidak nyaman,jadi ibu ku pun tidak protes ketika aku bangun hampir jam 11 siang.
Ketika terbangun aku memeriksa ponsel ku,ada beberapa pesan masuk.Ku buka pesan dari Indra dia mengajak ku bertemu di cafe Angel,tempat dulu kami biasa bertemu.Kemarin aku memang sempat memberitahu nya kalau aku akan pulang ke Kota T,tapi aku tidak memberitahu nya alasan aku pulang karena ingin melakukan pemeriksaan.
Aku membalas pesannya dan mengatakan pada nya untuk tidak menjemputku dan langsung saja nanti datang ke Angel Cafe jam 2 siang.
Aku melanjutkan memeriksa pesan masuk di ponsel ku.Ada dari Uti teman dekat ku waktu SMA,yang sampai sekarang menjadi teman curhat ku.Dia bertanya apakah aku sudah sampai kota T,dan dia berniat mengajak ku keluar.Aku membalas nya kalau nanti sore aku akan kerumah nya.
Setelah semua pesan kuperiksa aku sedikit kecewa.Ternyata tidak ada satu pun pesan dari orang yang sangat kuharapkan perhatiannya.Ternyata setakut itu dia dengan ku.Bahkan dia tidak berniat menanyakan keadaanku.Mungkin dia benar-benar tidak ingin mempersulit hidup nya.Dan aku pun tak berniat untuk mengganggu nya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments