Kebaikan dipagi hari

Ada yang pernah bilang jangan coba-coba untuk mulai bersimpati pada seseorang.Karena biasa nya sebagian perasaan cinta lahir dari rasa simpati.Sebenarnya aku tak terlalu setuju dengan pendapat seperti ini.Aku yang notabene nya termasuk kaum yang selalu berpikir positif, selalu memandang pribadi seseorang itu dari dua sisi.Setiap manusia itu selalu dinaungi oleh dua sisi,sisi positif dan sisi negatif.

Sebaik-baik nya manusia itu pasti tetap ada buruk nya,karena memang kita diciptakan sebagai manusia bukan sebagai malaikat yang tanpa celah.Begitu juga sebaliknya seburuk-seburuk nya sifat manusia pasti tetap ada sisi baik nya walaupun hanya secuil,karena manusia bukan lah iblis.Dan dengan pola pikir yang seperti ini aku selalu gampang bersimpati pada orang lain.Bahkan ketika ada seseorang yang baru kukenal dengan tulus nya membantu ku membereskan berkas-berkas yang berserakan,yang tanpa sengaja aku menjatuhkannya, langsung timbul gelenyar rasa hangat dihatiku.Namun ntah kenapa perasaan ini seakan-seakan senang berdiam terlalu lama dihatiku.Tapi aku yakin ini hanya perasaan simpati nggak lebih.Karena aku bukan termasuk orang yang gampang untuk jatuh cinta.

Tangan putih nya terampil menyusun berkas yang berserakan dihadapanku.Dia hanya diam tanpa bicara satu kata pun tapi seolah-olah aku bisa menebak apa yang akan dia katakan.

"Kamu harus lebih hati-hati."harus nya dia bicara seperti ini kan.Tapi dasar Dimas Sudjatmiko,dia yang merasa bicara itu untuk seperlu nya saja,setelah menyerahkan sisa berkas yang dipungut nya dia langsung berlalu masuk keruangannya.

Ntah kenapa aku merasa benar-benar diabaikan.Bahkan aku belum sempat mengucapkan terimakasih dia sudah menghilang dari hadapanku.Aku hanya menghela nafas,ada perasaan geli sekaligus sedikit kecewa dihatiku yang menyelinap.Aku mencoba tak menghiraukannya lagi.Tak ingin terlalu ambil pusing,toh ini hanya pertolongan kecil.Iya kali ada orang yang kesusahan bawa setumpuk berkas lalu jatuh dan kita kebetulan ada dihadapannya tak berniat membantu.Oh ayolah ren itu wajar dan nothing special lah.

Tapi apa yang terjadi, setelah kejadian itu aku malah asyik memperhatikan setiap gerak gerik Dimas.Bahkan ketika ponsel ku berdering dan menampilkan nama Indrawan disitu aku malah mengabaikannya.Setelah dering ketiga ponsel ku kembali senyap.Aku tiba-tiba tersadar,kuraih ponsel ku,ada sedikit perasaan bersalah yang menggelayuti.Apa mungkin aku sudah berkhianat?

Indrawan Adiatma,kulitnya memang tak seputih Dimas Sudjatmiko,tapi aku yakin kebaikan dan ketulusan hatinya pasti tidak jauh beda dari Dimas.Keluarga ku telah mengenal Indra cukup dekat.Pernah papa ku harus dirawat di Rumah sakit karena penyakit hipertensi nya,Indra lah yang selalu setia mengantarkan aku pulang balik dari Rumah Sakit ke rumah.Indra juga bukan orang yang banyak bicara,tapi ketika bersamaku akan selalu ada topik yang kami bahas.Bahkan kejadian cimol kucing persia kesayangannya yang kegugura, tetap bisa menjadi topik yang menarik untuk kami bahas.Hubungan kami mungkin hanya cinta anak SMA.Namun aku tahu ada ketulusan dalam hati Indra.

Aku mendial nomor Indra,tapi hanya suara operator yang menyambutku.Kupikir Indra pasti lagi sibuk.Ku coba untuk mengabaikan perasaan bersalah ku.Lamunan ku mendadak buyar ketika aku dikejutkan dengan satu box styrofom yang diletakkan diatas mejaku.

"Dari pak Dimas Sudjatmiko yang baik hati.Tadi pak Dimas beli sarapan lebih satu box.Katanya kamu kan masih baru disini,jadi dia pikir kamu pasti belum tahu beli makanan yang enak disini dimana aja."Merryana menjelaskan sambil berlalu pergi dari hadapanku.

Aku masih tercengang sambil menatap kotak makanan dihadapanku.Apa pak Dimas tahu ya kalau dari tadi malam aku belum makan.Aku ingat kalau kemarin siang aku mengisi perutku hanya dengan sereal.Kak Karina bener,Pak Dimas memang orang yang baik dan tidak pelit.Tapi tunggu apa cuma aku yang dikasih sarapan sama pak Dimas? Dan seperti nya tebakan ku benar,karena dimeja yang lainnya memang aku tak melihat ada kotak makan.Ayolah Shareen ini pasti karena kamu orang baru disini dan yang seperti Merry katakan tadi aku belum kenal betul seluk beluk daerah ini.Aku mencoba berhenti berspekulasi yang tidak tidak atas kebaikan pak Dimas pagi ini.

Kubuka kotak sarapan ku,berisi nasi gurih,potongan timun dan tomat,ada kerupuk dan yang paling menarik perhatian ku adalah telur ceplok nya berbentuk hati.Spontan aku tersenyum lucu,tiba-tiba perasaan hangat itu kembali menjalar.Menurutku ini seperti bekal makanan dari kekasih.Aku sedikit penasaran dimana pak Dimas membeli sarapan ini.Bagaimana sipenjual ini punya ide membuat bentuk telur ceplok nya selucu ini.Sepertinya aku harus berterimaksih langsung dengan pak Dimas atas serentetan kebaikan-kebaikannya pagi ini.Kusuapkan sesendok nasi gurih dan rasanya lumayan enak.Cocok dengan seleraku,kelembutan nasi nya juga sesuai dengan seleraku.Aku memang kurang suka makan nasi yang terlalu lembek.Mungkin di lain waktu aku bisa gantian mentraktir pak Dimas sarapan.

Aku mengetuk pintu ruangan pak Dimas.Setidaknya aku harus berterimakasih secara langsung dengan pak Dimas untuk sarapan pagi ini.

"Iya masuk."kudengar sahutan pak Dimas dari dalam.

"Iya ada apa ren?"pak Dimas meletakkan gawainya dan menatapku.Kali ini tatapannya agak sedikit lebih lama dari kemarin saat pertama kali kami bertemu.

"ehmm...itu pak,saya mau bilang terimaksih untuk sarapannya."

"Ooh itu,saya memang terbiasa beli nasi 2 porsi.Biasanya satu untuk Merryana,tapi tadi Merry bilang dia sudah sarapan.Mungkin dia berinisiatif kasih ke kamu."Pak Dimas bicara panjang lebar dengan lancar nya selancar di jalan tol.Dan aku,perasaan apa ini.Aku dengan begitu percaya dirinya mengartikan perhatian pak Dimas terlalu special untukku.Dan yang paling membuat ku bener-bener terhempas adalah itu bukan inisiatif nya tapi inisiatif dari Merry.

"Iya pak,tapi tetap saja kan itu tadi sarapan bapak yang beli.Sekali lagi terimakasih ya pak."Aku mencoba menutupi perasaan kaku ku,dan langsung pamit berlalu dari ruangannya.

Bahkan belum ada 24 jam kami bertemu dan berinteraksi,kenapa aku bisa pnya pikiran absurd kalau pak Dimas perhatian ke aku.Kalau pun dia perhatian, itu pun pasti tak jauh-jauh dari hubungan antara atasan dan bawahan.

Entah kenapa tiba-tiba semangat ku hari ini langsung down.Bahkan aku sendiri malu ketika mengingat perasaan tolol ku tadi pagi.Seharian aku berusaha menghindari pak Dimas.Bahkan untuk minta tanda tangan dia untuk laporan harian di workshop ku aku titip kan pada Merry.Makan siang ku pun kulewatkan begitu saja.

Kulihat jam menunjukkan pukul 17.00 sebagian karyawan sudah pada pulang.Hanya tinggal aku dan Merry yang masih berkutat dengan pekerjaan kami.Kulihat Pak Dimas keluar ruangannya menghampiri Merry.Aku tak tau apa yang mereka bicarakan.Karena jarak antara meja ku dan Merry cukup jauh.

"Ren,mau ikut makan nggak?"Merry sedikit berteriak dari meja nya.

"Hmmm...nggak deh kak,kerjaan aku masih ada nih,nanggung mau aku beresin aja sekalian.Biar besok pagi nggak repot kali."Aku menolak dengan alasan pekerjaan.

"Jadi,ada mau nitip dibeliin makan nggak?mumpung pak Dimas lagi baik nie mau traktir kita."Merry menawarkan lagi.Aku langsung teringat kejadian tadi pagi.

"Ya udah bakso aja deh."Aku segan menolak tawaran Merry,sekalian aku tambahin embel-embel nya kalau bakso kosong aja,tapi dibanyakin tetelannya,kalau ada bakso sapi karena aku kurang suka bakso ayam.Jangan lupa saos dan cabai nya dipisahin,trus agak dibanyakin cabe nya.Merry dan Pak Dimas yang mendengar permintaanku hanya bisa bengong saling berpandangan.Lalu kuliat Pak Dimas menggelengkan kepalanya dan Merry hanya tersenyum sambil menggedikkan bahu nya.Seketika aku tersadar apa permintaanku terlalu berlebihan?

Terpopuler

Comments

Imas Yuliantiyanti

Imas Yuliantiyanti

enak bacanya penulisannya rapih dan halus. gak banyak typo

2021-12-16

1

Jarkasih

Jarkasih

walah bilangnya bakso AJA... tapi temennya bakso banyak... ya ga jadi AJA🤣🤣

2021-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Dimas Sudjatmiko Halim
2 Kebaikan dipagi hari
3 Batal mengagumi
4 Malam minggu dengan Pak Dimas Sudjatmiko
5 Aku Telah Kalah
6 Tak Seperti Romeo dan Juliette
7 Sop yang manis..
8 Tak ditakdirkan bersama..
9 Kopi Original vs kopi creamer
10 Kita akhiri dengan cara yang baik
11 Hanya perhatian kecil
12 Seperti digigit ribuan semut
13 Tragedi saos cabai
14 Seperti musim yang selalu berubah..
15 Perih tapi tak berdarah..
16 Seperti memeluk pohon kaktus
17 Tolong berhenti bersikap baik kepadaku
18 Pundak yang hangat
19 Berita duka kepergian kakek
20 Saya orang yang baik..
21 Sampai mana mampu bertahan
22 Dia cantik kan?
23 Seandainya jadi seorang istri..
24 Terikat cinta pertama
25 Masih ingin terus mencobanya..
26 Masa depan ku ingin bersamamu
27 Ini benar-benar cinta..
28 Tawaran dari Maliq
29 Pria di kereta itu aku
30 Ingin menua bersamanya.
31 Merasa jadi wanita yang beruntung
32 Kenapa dia harus sebaik ini..
33 Aku tak mungkin berpaling
34 Ada banyak hati yang harus dijaga
35 Aku menerima tawarannya
36 Dia menangis untukku
37 Dia hanya singgah sementara
38 Rindu yang tak berujung
39 Perjalanan terakhir
40 Shareena Hashi,aku mencintai mu
41 Selamat tinggal Dimas Sudjatmiko Halim
42 Rezeki bertemu dengan orang-orang baik
43 Aku masih merindukannya
44 Lebih sulit melupakan daripada mencintai
45 Merasa terberkati
46 Itukah kamu?
47 Hidup yang penuh berkah
48 Pengalaman pertama di kantor polisi
49 Ada sebagian hal yang harus direlakan
50 Pertemuan di kereta
51 Kangen ngobrol dengan kamu
52 Dia berencana melamarku?
53 Dia berubah
54 Seperti orang asing
55 Proyek gagal
56 Ayo kita menikah
57 Shareena Hashiku sudah dewasa.
58 Lelaki yang ku ingin kan
59 kecewa..
60 Kabar yang menyesakkan
61 Pernikahan tanpa restu
62 Pengantin yang benar-benar baru.
63 Pujian dari ayah mertua untuk masakan pertamaku.
64 Siang pertama
65 Penyakit lama datang lagi
66 Wanita dan seorang anak kecil
67 menerka-nerka...
68 Mencintai 70% saja.
69 Apa dia berniat menikah lagi dimasa depan?
70 Apa kamu hamil?
71 Aku merindukan nya..
72 Merasa sendirian
73 Dia sudah kembali
74 Melepas Rindu..
75 welcome baby Davino..
76 Kehilangan...
77 Setuju bercerai..
78 Mereka terlihat mirip sekali
79 Kisah yang belum usai..
80 The End..
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Dimas Sudjatmiko Halim
2
Kebaikan dipagi hari
3
Batal mengagumi
4
Malam minggu dengan Pak Dimas Sudjatmiko
5
Aku Telah Kalah
6
Tak Seperti Romeo dan Juliette
7
Sop yang manis..
8
Tak ditakdirkan bersama..
9
Kopi Original vs kopi creamer
10
Kita akhiri dengan cara yang baik
11
Hanya perhatian kecil
12
Seperti digigit ribuan semut
13
Tragedi saos cabai
14
Seperti musim yang selalu berubah..
15
Perih tapi tak berdarah..
16
Seperti memeluk pohon kaktus
17
Tolong berhenti bersikap baik kepadaku
18
Pundak yang hangat
19
Berita duka kepergian kakek
20
Saya orang yang baik..
21
Sampai mana mampu bertahan
22
Dia cantik kan?
23
Seandainya jadi seorang istri..
24
Terikat cinta pertama
25
Masih ingin terus mencobanya..
26
Masa depan ku ingin bersamamu
27
Ini benar-benar cinta..
28
Tawaran dari Maliq
29
Pria di kereta itu aku
30
Ingin menua bersamanya.
31
Merasa jadi wanita yang beruntung
32
Kenapa dia harus sebaik ini..
33
Aku tak mungkin berpaling
34
Ada banyak hati yang harus dijaga
35
Aku menerima tawarannya
36
Dia menangis untukku
37
Dia hanya singgah sementara
38
Rindu yang tak berujung
39
Perjalanan terakhir
40
Shareena Hashi,aku mencintai mu
41
Selamat tinggal Dimas Sudjatmiko Halim
42
Rezeki bertemu dengan orang-orang baik
43
Aku masih merindukannya
44
Lebih sulit melupakan daripada mencintai
45
Merasa terberkati
46
Itukah kamu?
47
Hidup yang penuh berkah
48
Pengalaman pertama di kantor polisi
49
Ada sebagian hal yang harus direlakan
50
Pertemuan di kereta
51
Kangen ngobrol dengan kamu
52
Dia berencana melamarku?
53
Dia berubah
54
Seperti orang asing
55
Proyek gagal
56
Ayo kita menikah
57
Shareena Hashiku sudah dewasa.
58
Lelaki yang ku ingin kan
59
kecewa..
60
Kabar yang menyesakkan
61
Pernikahan tanpa restu
62
Pengantin yang benar-benar baru.
63
Pujian dari ayah mertua untuk masakan pertamaku.
64
Siang pertama
65
Penyakit lama datang lagi
66
Wanita dan seorang anak kecil
67
menerka-nerka...
68
Mencintai 70% saja.
69
Apa dia berniat menikah lagi dimasa depan?
70
Apa kamu hamil?
71
Aku merindukan nya..
72
Merasa sendirian
73
Dia sudah kembali
74
Melepas Rindu..
75
welcome baby Davino..
76
Kehilangan...
77
Setuju bercerai..
78
Mereka terlihat mirip sekali
79
Kisah yang belum usai..
80
The End..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!