Vier mempercepat larinya, menyusuri hutan-hutan menuju istana klan merah.
SRASH
TAP TAP TAP
Berusaha melacak target yang kemungkinan tiba-tiba muncul dengan indra penciumannya, inilah mereka seperti monster penghisap darah yang menyerupai manusia, Bangsa Vampire, yang terkenal dengan taring putihnya yang bisa menjebol kulit sehingga meneteskan darah segar, kulit pucat dan dingin seperti musim salju dan mereka memiliki usia berabad-abad.
Vier tak peduli seberapa besar kekuatan klan merah,,dia hanya ingin menyelamatkan apa yang menjadi miliknya, dia tak ingin kehilangannya kembali.
Vier semakin memacu kecepatan larinya di ikuti anak buahnya, Berlari dengan kecepatan yang mustahil di lakukan oleh manusia normal, Iris tembaganya menyala, pertanda dia sedang mendeteksi keadaan sekitar, hidung mancungnya mengendus aroma di sekitarnya.
Vier memicingkan matanya kala berbagai anak panah melesat ke arah mereka.
WUSH
Hati-hati banyak jebakan yang mereka siapkan. "Sial, dia mempersiapkan semuanya, awas kau regan, bukannya vier takut menghadapi segala jebakan yang di persiapka untuk menyambut kehadirannya. Vier tersenyum miring, di balik pohon-pohon besar vier melihat vampire klan merah.
Vier melesat, dan muncul di hadapan vampire yang sembunyi, dan menyeeang mereka menggunakan panah.
CRASH!
Dengan satu tebasan vampire itu terbelah dua membuat hujan darah, dan beberapa percikan mengenai pakaiannya, "Aah padahal ini pakaian Kesukaanku, tak apalah, terlihat lebih menarik dengan darah klan merah."
Vier kembali berjalan ke segerombolan vampir yang tampak mulai bermunculan menghadang laju mereka, vier tak menyimpan pedangnya, dia menyeretnya, netranya menatap para mangsanya, sudut bibirnya tertarik menarik sudut bibir membentuk dengan seringaian.
"Haah! Sialan. Saking tak sabarnya kalian sudah menjemputku, untuk memusnahkan nyawa kalianya? Merepotkan, tapi aku suka, menebas kalian membuat mod ku membaik!"
CRASH!
Pedang itu menghunus semua tubuh yang menghampirinya, dan malam itu hijan darah besar-besaran terjadi di kawasan hutan klan merah.
Jane menggigil, merinding melihat raut wajah regan yang tak bersahabat, regan dengan mudahnya menebas pengawal yang melaporkan jika vier telah datang dan saat ini menuju istananya, Jane terkejut melihat apa yang telah terjadi.
kuku tajam regan memanjang dan drah segar tampak di sela-sela kuku tajamnya, bukannya jijik regan menjilatnya, dan melirik jane, Jane tak mampu menyeimbangkan tubuhnya, seakan tubuh itu sebentar lagi akan roboh, dan benar saja.
BRUK
Jane terjatuh lututnya melemas, jane mbruk begitu saja syok menghadapi kenyataan, bagaimana bisa dengan mudahnya membunuh seseorang, apa bangsa vampire tak bisa saling menghargai, apa tak sebegitu berartinya sebuah nyawa.
"Merepotkan," Regan dengan wajah sangarnya menghela nafas, Dasar manusia lemah, jika saja bisa aku akan menghabisimu sekarang."
Jane yang mendengarnya pun melirik ke arah regan, "jadi kau tak bisa membunuhku,?"
"Bukan tidak bisa, hanya belum saatnya,!" ralat regan
"Kekasih mu itu sudah datang menjemputmu, tapi dia mengantarkan nyawanya sendiri, hahahaha aku tak sabar melihat nyawanya mati disini," ucap regan duduk di kursi kebesarannya, dan menyesap cairan darah dengan elegannya.
"Siapa yang dimaksudnya kekasihku, di pulau ini aku tak memiliki kekasih, apa maksud ucapannya itu" jane membatin.
Regan meliriknya ketika mendengar suara hati jane, "jadi kau tak tau siap kekasihmu?" tanyanya.
Jane lupa vampire bisa mendengar suara hati lawan bicaranya, "Aku tak memiliki kekasih, di pulau ini aku hanya memiliki ayah" jawab jane
"Ayah, apa itu leonardo?" tanyanya menaikkan sebelah alisnya.
"Kau mengenal ayahku?" tanya jane kembali
"hahahaha dia mati di tanganku, dia orang kepercayaan vier yang selama ini merawatmu! apa kau tak tau itu?" regan berterus terang untuk melihat reaksi jane.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments