aku berusaha keras untuk memasang wajah datar, meski kenyataannya otakku hampir meledak tak percaya, apa ini semua hanya mimpi, atau hanya halusinasiku.
beberapa hari yang lalu aku masih gadis biasa yang di kelilingi manusia biasa, sebelum memutuskan ikut ayah pindah, pulau lundy, pulau dengan sejuta keanehan, dan kenyataan bahwa penduduk pulau ini semuanya aneh.
sepertinya takdir bercanda dengan kehidupan jane parkins
"jane are u okey" tanya lie padaku
jane hanya mengangguk, pita suaranya mendadak menghilang, akibat shock berintun di tampar kenyataan yang terjadi selama dua hari di tempat asing ini.
"kamu kaget ya, maaf lama kelamaan kau akan terbiasa dengan lingkungan kami," ucap mark dengan wajah bersalahnya
"kau pendatang baru? pantas saja wajahmu sangat asing!" tanya willy kaget
jane menatap beberapa lelaki yang ada di dekatnya itu, berarti semua yang bersekolah disini saling mengenal dengan baik
seolah paham dengan raut wajah jane, willy melanjutkan ucapannya, "penduduk pulau lundy pasti saling mengenal, paling tidak masing-masing pernah bertemu, minimal sekali, pulau ini juga tidak terlalu besar, dan aku belum pernah melihatmu"
"cukup, kalian ini jangan membuatnya pusing, lihatlah wajah nya jadi bertambah cute" timpal clark yang baru menyelesaikan makannya
jane memandangi clark, ucapannya membuat hatinya sedikit tenang, jane tersenyum manis seraya mengucapkan terima kasih.
"jangan memandangiku begitu sayang, kau membuat jantungku ingin melompat dari tempatnya saat melihat mata indahmu itu" tukas clark sambil memegang dada kirinya dengan reaksi berlebihan
astaga, baru saja aku tenang dengan ucapannya, sekarang dia mulai lagi, rasanya aku ingin sekali menyumpal mulut clark mendengar kaliamat menjijikannya itu.
mark bergidik sementara lie dan willy tertawa terbahak bahak mendengar rayuan clark pada jane
"clark sepertinya kali ini tidak mudah" kelakar willy membuat clark memasang wajah bodohnya.
"hahaha jangan memasang wajah bodohmu, tak kan ada yang mengasihanimu" timpal mark. "sudahlah saatnya kau menyerah mantan pacarmu saja sudah tak dapat di hitung dengan jari" kata willy yang langsung di timpuk dengan tissu oleh clark.
"sudah ku duga" gumam jane
kami semua tertawa kecuali clark yang menjadi bahan ejekan.
sisa hari ini jane habiskan dengan mengobrol dengan teman-teman baru yang jane kenal.
akhirnya sekolah akan di mulai, hari pertama sekolah, aku sangat bersemangat, karna memiliki teman yang cukup dekat denganku, sehingga tak merasa seperti orang yang paling bodoh tak mengerti apapun, paling tidak lie banyak membantuku.
cepat atau lambat aku akan bertemu ayah, dia harus menjelaskan tentang hal ini padaku, menjelaskan tentang kenyataan yang sebenarnya.
mau tidak mau aku harus siap
aku dan lie berjalan melewati koridor-korido panjang untuk menuju ke kelas, kami berpisah, karna kami ternyata berbeda kelas.
membuka kenop pintu aku masuk dan melangkah tanpa menatap wajah teman sekelasku, terdengar suara berbisik-bisik
"jane, my princess, kau disini, ah sayang sekali aku sudah ada teman duduk, jika tidak aku pasti duduk denganmu" ucap suara yang nyaris selalu membuatku ingin muntah
"lebih baik aku duduk sendiri, dari pada aku duduk denganmu!!" ucap jane ketus
"eits kau salah, kau tak sendiri" jawab clark
jane mangangkat alisnya, "kursi sebelahku kosong tak ada tanda-tanda murid yang datang terlambat, lagi pula ini sudah masuk jam pelajaran.
namun digaan jane ternyata salah
bersamaan dengan datangnya guru, muncul sesosok lelaki bertubuh gagah nan tinggi, berjalan di belakang sang guru, kemudian lelaki tersebut duduk tepat di samping jane.
diakan lelaki yang manatapku tajam tempo hari, aku lupa namanya
aura dingin begitu terasa ketika vier mendudukan dirinya, astaga rasanya seperti duduk dengan bongkahan es batu
bersambung.....
jangan lupa rate vote favorit like dan komennya ya
terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments