Siapkan beberapa orang, jessy kau tetap di istana, harus ada yang tetap tinggal, bisa saja seseorang ingin kekuasaanku, aku sendiri yang akn menjemput ratuku,, akan ku bumi hanguskan mereka, sudah berani-beraninya regan menyentuh milikku, jika sampai hal buruk sedikit saya melukai jane, klan merah akan binasa!" ucp vier penuh dengan kekejaman.
"ya yang mulia" jawab jessy tak ingin membantah lagi.
"Dan siapkan pasukan berjaga di gerbang perbatasan, jangan sampai kecolongan, jangan membuat kesalahan, atau kalian mati mengenaskan." ucap vier tegas agar anak buahnya itu bekerja dengan benar.
Jessy terkejut dengan keputusan rajanya, yang memutuskan terjun langsung menyelamatkan jane reinkarnasi ratu terdahulu. "A-apa yang anda katakan yang mulia? seharusnya anda tetap di istana, bagaimana jika ini merupakan jebakan dari regan yang mulia" ucap jessy berusaha meyakinkan pimpinannya itu agar mengurungkan niatnya.
"Ck jangan terlalu cerewet jessy,,! Lihat dengan siapa kau bicara hah!" jawab vier yang saat ini tengah berada di ambang kemurkaannya. Tatapan tajam vier membuat nyali jessy menciut.
Dia berjalan ke arah anak buahnya yang pulang dengan terluka, menghampiri mereka, matanya menghunus seakan-akan melahap mangsanya.
CRASH!
Dalam satu kibasan tangan kekar dengan kuku tajam nan runcing mengoyak habis tubuh ketiga vampire yang tak lain anak buahnya sendiri. Tubuh mereka langsung ambruk begitu saja ke lantai, dengan darah merah pekat mengucur dari dada mereka. Beberapa orang di antaranya bergidik ngeri melihatnya
Vier menatap anak buahnya yang ada di aula, sembari menunjukkan evil smirknya, "Aku tak butuh orang yang lemah, karna itu rajinlah berlatih agar kalian menjadi kuat, bukan karna kekuasaanku yang lebih luas dari klan merah, sehingga kalian berleha-leha, meremehkan mereka." ucap vier tersenyum miring menampilkan taringnya yang runcing.
Jessy hanya bisa mendwsah berat, jika rajanya ini sudah berkehendak demikian maka itu adalah hal yang mutlak.
🌹🌹
"Hahahahaaha..." Gelak tawa menggema di sepenjuru ruangan tersebut, sebuah ruangan yang lumayan gelap, dwngan lantai yang terbuat dari batu dan dinding yang di cat berwarna abu-abu serta terdapat sebuah lukisan besar di ruangan tersebut, Jane mengamati lukisan tersebut, itu seperti potret dirinya, tapi jane merasa itu bukanlah dirinya.
"Apa kau suka dengan Lukisan wajahmu?" tanya regan bersiri melesat di belakang jane membisikkan kata tadi.
"itu bukan aku" jawab jane setenang mungkin berusaha menghilangkan ketakutannya.
Regan menarik sudut bibirnya, "itu kamu terdahulu, sebelum aku menusuk jantungmu!" ucapnya pelan di telinga jane
Tubuh jane menjasi gemetar karnanya, jika dirinya dulu mati karna regan, bagaimana dengan sekarang, apa regan juga akan membunuhnya kembali? Pikiran jane sedari tadi berputar-putar menemukan jawaban yang pas, tapi otaknya serasa tidak bisa di ajak kerjasama,.
"Kau takut denganku, ?" tanya regan yang saat ini berdiri di hadapan jane.
Jane berusaha menatap mata regan dan menjawab, "aku tak takut denganmu" jawabnya menengadahkan wajahnya.
"Ternyata kau gadis pemberani" kata regan yang mulai mengendus ceruk leher jane
Jane memalingkan wajahnya, matanya terpejam, dia berpikir mungkin inilah ajalnya, dia seperti telah bersiap.
"Kau sangat harum, membuatku ingin mencicipi darahmu, kau bilang tidak takut tapi tubuhmu berkata lain, kau gemetar, apa aku semenyeramkan itu." tanya regan yang memutari tubuh jane. tangannya menyentuh wajah jane. membuat jane menarik nafas panjang, dadanya naik turun, seiring dwngan volume ketakutan yang muncul di dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments