Setelah pertemuannya dengan gadis itu dia pun menjadi resah pikirannya selalu teringat tentang gadis itu, karena wajah gadis itu selalu mengusik ingatannya.
"Kenapa wajah gadis itu mirip sekali dengan dia yang aku cari selama ini"menghembuskan nafasnya."Tetapi tidak mungkin, karena mobil itupun sudah jatuh ke jurang saat polisi mengejarnya"gumamnya, bersandar pada sofa.
Tuan Daniel dialah yang bekerja sama dengan VV grup, saat ini dia belum kembali ke kota asalnya karena Vikram menyetujuinya untuk bekerja sama. Jadi tuan Daniel pun menginap di hotel yang sudah di siapkan oleh sekertarisnya.
Cukup lama dia termenung memikirkan nasib adiknya saat itu, ada rasa bersalah jika dia mengingat kejadian tersebut.
"Ini semua salahku, jika saja aku tidak meninggalkannya tidak mungkin seperti ini"ucapnya dengan penuh penyesalan.
Suara ketukan pintu membuatnya tersadar lalu diapun mengusap kasar air mata yang hampir saja jatuh, dan melangkah mendekati pintu lalu membukanya.
"Maafkan saya Tuan mengganggu istirahat anda, saya membawakan sarapan untuk tuan"menyodorkan sarapan tersebut.
"Terima kasih kemal, kau bisa kembali ke kamarmu. Untuk hari ini lakukan saja apa yang kau inginkan"ujarnya, lalu menerima sarapan tersebut.
"Baik Tuan"
Tuan Daniel pun menutup kembali pintu kamar tersebut lalu duduk di sofa dan memakan sarapannya.
...*****...
Berbeda dengan Eliana kini dia sedang di taman belakang rumah Vikram karena hari ini adalah weekend, jadi dia tidak melakukan apapun karena bosan diapun duduk di kursi taman.
Vikram pun menepuk bahu Eliana.
"Kenapa kau di sini? Apa yang kau lamunkan?"tanya Vikram lalu duduk di samping Eliana.
"Kau mengejutkanku saja"Eliana memang terkejut,pikirannya saat ini sedang kacau.
"Apa yang kau pikirkan hem" Vikram menatap Eliana dengan intens.
"Aku...aku...tidak tahu apakah kemarin itu hanya perasaanku saja, atau memaang tidak di sengaja" menatap lurus ke depan.
"Apa maksudmu?"mengerutkan keningnya.
Eliana menghembuskan nafas kasarnya."Tuan Daniel, aku merasa seperti familiar Vik! Tetapi sudahlah mungkin hanya perasaanku saja"
Vikram manggut-manggut dengan ucapan Eliana dia pun sebenarnya penasaran karena wajah Eliana dan Tuan Daniel begitu mirip, tetapi dia tidak ingin berlebihan sebelum ada bukti kebenarannya.
"Sudahlah kau tidak perlu banyak berfikir, lebih baik kau ikut aku"menarik tangan Eliana.
Eliana pun menurut mengikuti Vikram yang menarik tangannya, lalu Vikram dan Eliana masuk ke dalam mobil. Karena hari weekend Vikram mengajak Eliana keluar sekedar untuk mencari udara segar.
Kendaraan roda empat sampai di sebuah taman bunga di sana banyak bunga yang bermekaran dan wanginya pun tercium membuat Eliana terkejut dengan tingkah Vikram.
Keluar dari dalam mobil lalu di susul oleh Eliana, Eliana menatap takjub dengan pemandangan yang ada di depan mata saat ini. Banyak bunga yang bermekaran eliana tersenyum kecil karena Vikram mengajaknya keluar dari villa yang begitu membosankan baginya.
Lalu Eliana mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya di penuhi dengan bunga, sejenak rasa penat yang ada di pikirannya pun hilang sesaat.
"Vik, kenapa kau membawaku ke sini?"
"Aku hanya ingin mengiburmu Eliana"
Eliana menatap intens ke arah vikram sedangkan Vikram hanya tersenyum melihat Eliana menatapnya lalu Vikram mendekati Eliana dan memeluk pinggangnya dengan posesif membuat Eliana merasakan hembusan nafas Vikram terasa menyentuh ke kulitnya.
Eliana memalingkan wajahnya karena dia sangat malu, lalu Vikram menarik dagu Eliana dia menatap intens Eliana lalu semakin lama wajah Vikram semakin mendekat dan dia mengecup bibir manis Eliana.
Mata Eliana membulat awalnya dia menolak tetapi semakin lama membuatnya pun mengikuti permainan dari Vikram. Setelah puas perlahan Vikram melepaskan pagutannya dan mengusap lembut rambut Eliana.
Vikram mengajak Eliana masuk ke restorant karena selesai melihat taman tadi, mendadak perut Eliana berdemo minta di isi. Saat ini mereka berdua telah memesan makanan sambil menunggu pesanan datang Eliana pun memainkan ponselnya.
Tak butuh lama pelayan pun datang dengan membawa makanannya lalu di tata di meja dan setelah selesai pelayan kembali pada pekerjaannya
Vikram dan Eliana pun memakan makanannya tetapi tidak pernah terpikirkan oleh Eliana jika dia akan di ganggu oleh Edward atau mantan kekasihnya, dia melihat Eliana bersama Vikram lalu menghampirinya.
"Tuan Vikram, tidak menyangka kita bisa bertemu lagi di tempat seperti ini dan....."menggantungkan kalimatnya, lalu sekilas melirik kepada Eliana.
Eliana awalnya dia hanya diam saja tidak peduli dengan kedatangan Edward, tetapi semakin lama membuat Eliana semakin kesal melihat sikap Edward.
"Kebetulan sekali, Tuan Edward" jawab Vikram santai.
"Adik ipar, kenapa kau bisa bersama dengan tuan Vikram, oh..aku mengerti setelah kau di campakkan oleh pria yang tidur denganmu itu kini kau mencari orang yang mau menerimamu bukan! Heh kasihan sekali nasibmu adik ipar" ucap Edward dengan senyum miringnya.
Eliana mengepalkan tangannya dan menatap Edward dengan tajam, karena sudah kesal sampai ke ubun-ubun lalu Eliana bangun dari duduknya dan mengambil gelas minum miliknya. Karena sudah tidak sabar Eliana pun menyiramkan jus ke wajah Edward dan membuat Edward terkejut dengan sikap Eliana.
Byurrr
"OPS... Maaf kakak ipar, sepertinya tangannku ini licin jadi tidak sengaja menyiram wajahmu"ucap Eliana dengan santai.
Edward yang melihat eliana seperti itu hanya bisa mengepalkan tangannya, lalu dia mengeluarkan sapu tangan dan m3ngusap wajahnya secara kasar baginya begitu mudah di permalukan oleh Eliana.
"Oh benarkah? Adik ayolah jangan seperti itu apa kau masih kesal dengan kakakmu itu, ini semua keinginannya"lalu berbisik di telinga Eliana." Maka kembalilah padaku lagi, aku pasti akan membahagiakanmu"
Vikram yang melihat hal itupun hanya menatap suram ke arah Edward, Eliana yang merasa hawa dingin itu segera mendorong Edward yang menurutnya tidak sopan.
"Kakak ipar, menjauhlah dariku dan kau juga harus menjaga jarak denganku" ucap Eliana dengan mendorong tubuh Edward agar menjauh dari Eliana.
Vikram pun kesal sampai sendok yang dia pegang pun dengan sengaja dia jatuhkan, membuat kedua orang itu menatapnya dengan heran.
Klontang....
"Ada apa?"tanya Eliana khawatir.
Dengan cepat Vikram pun tersadar kembali dan menatap Eliana."Ah..tidak apa-apa, lebih baik cepat pulang karena hari sudah sore"
"Baiklah"
"Maaf tuan muda Edward, sepertinya aku dan dia harus segera pulang"menarik tangan Eliana.
Kini tinggallah Edward sendirian dia menatap kepergian Eliana bersama Vikram.
"Heh! Nikmatilah hari-harimu dengan semangat karena setelah itu tiba maka kalian semua akan hancur" ucapnya sinis.
Entalah siapa yang akan hancur?
Edward pun perg dan melajukan mobilnya kembali ke rumahnya.
...*****...
Mentari telah datang menyinari dunia dan membuat semua orang yang terlelap harus bangun dari tidurnya. Begitu juga dengan Eliana yang sudah rapi dan akan berangkat ke kantornya, sedangkan Vikram sudah lebih dulu sampai di kantor karena kemarin hari libur jadi dia tidak mengerjakan pekerjaannya.
Eliana pun sampai di kantor lalu dia masuk ke dalam ruangannya dan di sana sudah ada Fika, Eliana menghampirinya.
"Dor...serius banget sih lu?"ucap Eliana, lalu duduk di kursinya.
"Tidak ada El,"jawab Fika seadanya.
Fika melanjutkan pekerjaannya kembali begitu juga dengan Eliana yang mulai melakukan pekerjaannya.
Tidak terasa sudah waktunya untuk makan siang Eliana dan Fika akhirnya bisa makan siang bersama, kini mereka berdua sudah di lobi kantor dan melangkah bersama menuju cafe yang tidak jauh dari kantor.
Sesampainya di cafe pelayan pun menghampirinya lalu mereka berdua memesan makanan selesai dengan pesanan mereka pelayan pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Dari jauh ada seseorang ynag begitu memperhatikan keduanya lalu dia pun masuk ke dalam cafe tersebut dan menghampiri kedua gadis tersebut.
"Permisi, apakah aku bisa bergabung dengan kalian?"ucapnya sopan.
Eliana pun menoleh dan dia begitu terkejut saat melihat seseorang yang ada di hadapannya saat ini.
"Tu..tuan Daniel?ucap Eliana gugup.
Tuan Daniel tarsenyum manis melihat Eliana terkejut sedangkan Fika dia malah tidak berkedip sama sekali saat melihat ketampanan tuan Daniel.
"Iya, apakah aku bisa bergabung dengan kalian?"sekali lagi tuan Daniel bertanya untuk memastikannya.
"Hah! Silahkan Tuan!"seru Fika yang tidak sabar.
Eliana melihat Fika bersikap seperti itu pun hanya menggelengkan kepalanya, dia merasa tidak enak hati kepada tuan Daniel. Tuan Daniel pun duduk bersama Fika dan Eliana, lalu entah kenapa tiba-tiba Fika ingin ke toilet dan berpamitan kepada mereka berdua.
"Maaf semuanya, aku akan ke toilet sebentar,permisi"Fika bangun dari duduknya.
"Iya aku tunggu kau di sini"sahut Eliana.
Setelah kepergian Fika suasana menjadi hening tidak ada yang memulainya tuan Daniel mencoba menetralkan suasana yang begitu hening dan juga sangat canggung.
"Nona Eliana apa kabar"tanya tuan Daniel, dia mencoba untuk tenang.
Eliana pun menjawabnya sambil tersenyum manis."Kabarku sangat baik Tuan"
Tuan Daniel manggut-manggut seolah dia mengerti dengan ucapan Eliana lalu dia pun duduk sambil memandang wajah Eliana dan membuat Eliana semakin gugup saja.
Apakah aku harus bertanya kepadanya.batin Tuan Daniel.
Suasana pun semakin canggung dan membuat keduanya semakin gugup, lalu tuan Daniel menarik nafasnya sepersekian detik kemudian tuan Daniel pun mulai bertanya kepada Eliana.
"Nona El, apakah aku bisa bertanya satu hal padamu?"tanya tuan Daniel hati-hati.
"Eh, silahkan Tuan Daniel"Eliana sedikit terkejut.
"Apakah kau kenal dia?"tanya tuan Daniel lalu memberikan sebuah foto yang membuat Eliana begitu terkejut.
"Wajah ini....."ucap Eliana gugup dan matanya membulat sempurna."Ini....akh"Eliana memegang kepalanya yang terasa sakit.
"El, ada apa denganmu?"panik tuan Daniel dia bangun dari duduknya.
Tak berselang lama Fika pun keluar dari toilet dan diapun begitu terkejut melihat Eliana memegangi kepalanya dan segera menghampirinya.
"El, lu kenapa?memegang tangan Eliana.
Kedua tangan Eliana memegangi kepalanya terasa sakit, kedua orang itupun panik dan akhirnya mereka membawa Eliana ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Eliana pun di periksa dokter dengan teleiti sesekali dokter mengerutkan keningnya. Dokter tersebut keluar dari ruangannya dan dia meminta salah satu keluarganya pun meminta masuk ke ruangannya.
"Apakah di sini ada keluarganya?"tanya perawat tersebut.
"Saya...bukan keluarganya tetapi aku dan Eliana adalah saudara. Sejak masih kecil kami tumbuh besar di panti asuhan"ujar Fika menjelaskannya.
"Baiklah, nona bisa ikut ke ruangan saya"ajak dokter tersebut.
Fika dan dokter tersebut menuju ruangan dokter tetapi langkahnya terhenti saat tuan Daniel memanggil dokter tersebut karena tuan Daniel merasa penasaran dengan keadaan Eliana.
"Tuanggu dokter, apakah aku bisa ikut denganmu karena aku juga ingin tahu keadaan Eliana. Karena dia sahabatku"ucap tuan Daniel, dia menatap dokter dengan tatapan seperti memohon.
Dokter itupun menghembuskan nafas kasarnya lalu dia pun menganggukkan kepalanya, dengan penuh semangat tuan Daniel pun mengikuti langkah kaki dokter.
...****...
Sementara di kantor Vikram mencoba menghubungi ponsel Eliana tetapi tetap saja tidak ada jawaban dari Eliana, karena sudah kesal lalu dia memanggil Ronal untuk mengecek ke ruangan Eliana. Ronal pun patuh dia menuju ruangan Eliana tetapi nihil tidak ada Eliana maupun Fika keduanya tidak ada di tempatnya.
"Apa kau melihat kemana dua orang ini pergi?"tanya Ronal datar.
"Tidak tuan, sedari tadi kami tidak melihat mereka"ucap salah satu karyawan.
Ronal mengibaskan tangannya agar karyawan itupun segera pergi, lalu Ronal kembali ke ruangan Vikram dan memberi tahu kepadanya.
"Tidak ada, apa kau sudah mencoba menelepon kakak ipar?"tanya Ronal.
"Jika aku tahu mana mungkin aku menyuruhmu mencarinya"ucapnya dingin.
Ronal pun sejenak berfikir lalu dia teringat tentang teman Eliana yaitu Fika."Vik bagaimana kalau kau menelepon Fika, karena Eliana dan Fika tidak ada"
Vikram memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam-dalam dia begitu kesal dengan pertanyaan bodoh dari asistennya. Jika dia tahu untuk apa menyuruh Ronal mencarinya, Ronal yang merasa hawa dingin di ruangan tersebut pun semakin menundukkan kepalanya dan memegang tengkuk lehernya.
"Kau..ce-pat ca-ri dia"kesal Vikram dan menatap tajam ke arah Ronal.
Dan membuat Ronal gelagapan lalu dia pun segera keluar dari ruangan Vikram dengan langkah cepatnya. Setelah kepergian Ronal Vikram mengusap wajahnya kasar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Jeng Ining
penasaran itu kejadian penculikannya 5th yg lalu atw 15 th yg lalu, penasaran isi kontrak yg ditandatangani eliana itu kontrak pernikahan atw kontrak pertunangan, penasaran knp awal diusir elia masih mempertanyakan apakah dia bukan anak kandung mreka padahal udh dimaki kalo dia cuma anak angkat............
2021-12-17
1
Kalingga putra pramayoga
Aaaaaaaaaah aku jadi penasaran.
2021-11-16
0