"Dia tidak akan mengganggu kehidupanmu lagi," ucap seseorang yang menghampirinya.
Semua mata tertuju padanya dan orang yang ada di sekitarnya pun sama terkejutnya dengan kedatangannya dan semua tamu undangan saling berbisik-bisik.
"Tampan sekali dia, aku ingin menjadi kekasihnya,"
"Wow pemeran utama telah datang."
Itulah bisik-bisik para tamu undangan tersebut, dia pun melangkah mendekati Eliana, Eliana mengerutkan keningnya.
"Kau tidak terluka 'kan?"tanyanya dengan nada khawatir.
Eliana tidak merespon apapun dia hanya menatapnya tanpa berkedip, dia pun menyentil kening Eliana lalu dia pun tersadar dan mengusap keningnya.
Lalu terdengar derap langkah kaki seseorang dan menghampirinya."Tuan Muda Vikram, apakah ada masalah? Apakah Eliana membuat masalah Tuan?"
Vikram Victor Valdes seorang Tuan Muda yang selalu bersikap dingin dan berwajah datar dan asistennya bernama Ronal dia lebih dingin dan lebih datar dari Vikram.
"Tidak ada Tuan James, kau tenang saja putrimu ini tidak akan membuat masalah," menatap datar ke arah Tuan James.
'Siapa dia tampan sekali'batin Imel.
Lalu Tuan James pun menghampiri Eliana dan menarik tangannya."Eli, Ayah sudah mengatakannya jangan pernah kau membuat masalah,"
Eliana hanya diam saja dia menundukkan kepalanya."Maafkan aku Ayah,"
Eliana berlari keluar dari gedung sambil meneteskan air matanya, sementara Vikram menatap kepergian Eliana yang semakin menjauh.
...*****...
Ke esokkan paginya Eliana sudah bersiap dengan pakaiannya dia akan pergi ke kantornya, keluar dari dalam kamarnya menuruni anak tangga. Sementar dia ruang makan sudah ada Nyonya Sinta dan Imel bersama Edward.
Eliana melangkahkan kakinya dia sama sekali tidak menoleh tetapi Imel memanggilnya."Adik, kemarilah kita sarapan bersama."
Eliana menoleh dan menatap datar." Tidak kak, aku harus pergi,"
"Eli, apa salahnya jika kau sarapan bersama dengan kakakmu dan ibu."ujar Edward.
"Tidak perlu, aku bisa sarapan di kantor dan juga terima kasih atas perhatian Kakak Ipar!" ucapnya dengan penuh penekanan.
Edward menatap Eliana dengan tatapan tidak sukanya."Eli, kau tidak perlu memanggilku seperti itu,"
"Sayang sudahlah, berarti Eli menghormatimu" cegah Imel.
Sedangkan Nyonya Sinta menatap sinis ke arah Eliana, Eliana tersenyum kecut mendengar ucapan dari kakaknya yang benar-benar berhati kejam.
"Benar apa yang di katakan kak Imel, aku harus menghormatimu."
Eliana tidak ingin berlama-lama berada di ruangan makan karena baginya akan terasa sesak dan luka di hatinya belum bisa di sembuhkan. Melangkah keluar masuk ke dalam mobil dan melajukan ke perusahaan.
Sepersekian detik kemudian mobil Eliana telah sampai di perusahaan lalu dia pun keluar dan melangkah masuk. Dan duduk di ruangannya lalu seseorang pun menggebrak meja Eliana.
Brak!!
"El, lu tau gak? Di kantor kita bakal kedatangan Pres..." belum selesai mengatakannya, Eliana sudah memotongnya lebih dulu.
"Gak tau!"ucapnya polos.
Fika adalah teman baik Eliana semasa kuliahnya jika Eliana mendapat masalah Fikalah yang akan membantu membereskan masalah Eliana.
"Haiish, gue belum selesai ngomongnya,"mendengus kesal.
Eliana menggelengkan kepalanya dan terkekeh melihat Fika yang sudah kesal padanya. Dan membuat Fika mengerucutkan bibirnya,
"Baiklah gue dengerin lu, cepetan ngomong," tutur Eliana.
"Dari gosip yang gue dengar sih, katanya bakalan ada persdir baru." ucap Fika.
Wajah Eliana biasa saja tidak ada respon apapun dan tentu saja membuat Fika semakin geram di buatnya.
"El, lu ngerti 'kan maksud gue?" tanya Fika memastikan.
"Lalu hubungannya sama gue apa Fik? Mau dia Presdir baru ataupun lama gak ada hubungannya sama gue 'kan!" jawab Eliana.
Fika pun menghembuskan napas kasarnya dia benar-benar mempunyai teman yang acuh tak acuh, tetapi bagaimana pun juga Eliana adalah sahabat terbaik baik Fika dan tentu saja dia akan mendukung apa keputusan Eliana.
Terdengar suara keributan dan suara teriakkan dari semua karyawan yang melihat ketampanan seorang Presdir baru. Begitu juga dengan Fika lalu dia bangun dari duduknya dan penasaran siapa Presdir baru tersebut sedangkan Eliana di fokus pada layar laptopnya.
"El, lu yakin gak bakal nyesel nih, gila tampan banget El," tutur Fika yang begitu tajam menatap Presdir tersebut.
Eliana tidak mengatakan apapun dan malah sibuk mengurus pekerjaannya, lalu Fika menoleh dan berdecak kesal melihat Eliana acuh tak acuh.
'El hidup lu udah miris banget, semoga lu bisa dapat kebahagiaan' batin Fika.
Fika tahu jika Eliana di khianati oleh mantan kekasih dan juga kakaknya karena berita yang beredar tentang dirinya sudah di ketahui oleh publik, dan sayangnya di saat pernikahan kakaknya Fika tidak bisa datang di karenakan ada urusan yang sangat penting.
Presdir tersebut pun melangkahkan kakinya menuju ruangannya tetapi tatapan matanya tidak sengaja melihat seseorang yang dia kenal. Dia pun menyuruh asistennya untuk membawa data karyawan ke ruangannya, sampai di depan pintu.
"Ronal, pergilah ke bagian HRD dan minta data-data karyawan, aku ingin tahu siapa saja yang memiliki kinerja bagus di perusahaanku ini."
"Baik Tuan,"
Ronal pun melangkahkan kakinya menuju HRD setelah meminta apa yang di inginkan Tuannya, Ronal pun kembali ke ruangan Presdir.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu di ketuk dan dia pun menyuruhnya masuk, Ronal masuk dengan membawa setumpuk data-data yang dia inginkan melihat Ronal yang membawa banyak keningnya berkerut.
"Astaga Ronal, apa yang kau lakukan hah!" menatap tidak percaya.
"Bukankah kau bilang ingin melihat data karyawan, dan aku pun membawanya Vik."jawab Ronal.
Ronal memang sudah terbiasa di hadapannya temannya yaitu Vikram, dia adalah persdir di perusahaan VV grup dan Ronal adalah teman kuliah Vikram.
Vikram menepuk keningnya entah dia yang bermasalah atau Ronal yang sengaja."Haish..kau ini aku hanya minta data karyawan saja bukan berarti semua data Cleaning Servis juga Ronal."
"Sudahlah yang penting aku membawakannya dan aku akan kembali ke ruanganku dulu,"
"Tunggu, lebih baik kau di sini saja temani aku dulu,"
Ronal menghembuskan nafas kasarnya mau tidak mau dia pun harus menunggu Vikram menyelesaikan tugasnya, dan Vikram mulai mencari nama seseorang yang dia inginkan.Butuh waktu untuk mencarinya karena banyak sekali data yang di bawa oleh Ronal.
Sepersekian detik meja yang terlihat rapi kini sudah berantakan dengan kertas-kertas yang berisi data karyawan, Ronal hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah menemukannya, kau panggil Eliana ke ruanganku sekarang!"titahnya sambil menatap datanya.
"Baiklah"
Ronal pun keluar dari ruangan Vikram dia masuk ke dalam pintu lift, entah bagian mana yang harus dia datanginya, karena dia sendiri lupa menanyakannya. Pintu lift terbuka dia mengedarkan pandangannya dan mulai berjalan menuju ruangan para karyawan lainnya dan mencari nama yang di maksud, setelah lama berputar-putar akhirnya dia pun sampai di depan ruangan lalu masuk dan memanggil nama tersebut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments