Demam

Saat ini Eliana pun tersadar dia mengerjapkan matanya karena cahaya dari lampu membuatnya harus menyesuaikannya. Dia pun mengedarkan pandangannya dan menatap sekelilingnya yang terasa asing baginya.

"Dimana ini,rasanya asing bagiku?"mengerutkan keningnya.

Lalu pintu pun terbuka seorang pelayan masuk ke dalam kamarnya. Dia pun meletakan nampanke meja yang berisi makanan.

"Silahkan di makan Nona"ucap pelayan sopan.

"Ini dimana bi?"tanyanya.

"Ini di Villa Tuan Muda,Nona,"

Dia mengerutkan keningnya, lalu seseorang pun berdiri di depan pintu kamar dan bersandar kedua tangannya pun di lipat di dada.

"Sudah sadar heum!"ucapnya.

Dia dan bibi pelayan pun menoleh lalu bibi pelayan membungkuk hormat dan berjalan keluar. Dia menghampirinya dan menyentil keningnya.

"Apa kau bodoh, Eliana Chelsea Wijaya, kau ingin mati bukan?"menyentil kening Eliana.

"Sakit!"

"Sudah tahu sakit kenapa kau bertindak bodoh,"

Entah kenapa Eliana pun dengan mudahnya meneteskan air matanya, mungkin dia sudah lelah menjalani kehidupan ini karena selalu di tuduh oleh sang kakak dan membuatnya frustasi.

"Iya aku memang bodoh Vikram, tidak tahu diri, penggoda suami orang, apa lagi yang ingin kau katakan hah. Apa kau belum puas hah? Katakan sekali lagi hiks hiks hiks" Eliana menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Vikram yang melihat hal itupun dia merasakan sakit yang di alami oleh Eliana, Vikram pun menarik Eliana ke dalam pelukkannya.

"Sudah jangan menangis, maafkan aku karena aku begitu khawatir kepadamu El," mengusap lembut punggung Eliana.

Eliana menangis di dalam pelukkan Vikram karena selama ini dia selalu menahannya.

Sepersekian detik barulah Eliana sudah bisa mengatur emosinya. Eliana pun melepaskan pelukkannya dari Vikram dan mengusap air matanya.

"Maaf tidak seharusnya aku menangis,"memalingkan wajahnya.

"Sudahlah, kau adalah tunanganku tidak perlu bersikap seperti itu. Lebih baik kau makan dan beristirahatlah, aku tidak akan mengganggumu" mengecup puncak kepala Eliana.

Eliana terdiam bagaikan terkena sihir, virkam pun melangkah keluar dari kamar Eliana dan menutup kembali pintu kamarnya. Eliana pun tersadar saat Vikram menutup pintu, dia menoleh ke meja kecil lalu dia mengambil piring dan memakannya sampai habis.

Vikram pun kembali ke ruang kerjanya lalu dering ponsel di sakunya membuyarkan lamunannya, dia melihat siapa yang memanggilnya tersenyum kecut saat tahu, dengan malas dia pun menjawabnya.

Tutt

"Anak tengik dimana kau, cepat pulang! Di rumah akan ada tamu?"ucap seseorang dari sebrang sana.

"Aku sibuk tidak ada waktu"

Vikram pun mematikan sambungan telefonnya secara sepihak dan melemparkannya, lalu dia mengusap kasar wajahnya.

"Ingin menjodohkanku jangan mimpi"

*****

Ke esokkan paginya Vikram telah bangun dan sudah rapi dengan memakai jas dia melangkah keluar menuju ruang makan, di meja makan sudah banyak makanan yang di siapakan oleh pelayan Vikram duduk tetapi rasanya ada yang kurang lalu dia pun memanggil bi Helen.

"Bi Helen, kemarilah!"seru virkam.

Bi Helen pun segera menghampiri Tuan Muadnya dan membungkuk hormat.

"Iya Tuan, apa ada yang kurang?"

"Dimana gadis itu?"

"Sepertinya Nona masih di kamarnya Tuan,"Menghembuskan nafas kasarnya

"Baik Bi, tolong panggilkan dan suruh sarapan bersama"

"Baik Tuan"

Bi Helen pun menaiki anak tangga dia menuju kamar Eliana sampai di depan pintu Bi Helen mengetuk pintu kamar.

Tok tok tok

"Nona, Tuan sudah menunggu di ruang makan" ucap Bi Helen di balik pintu.

Tidak ada jawab dari Eliana lalu bi Helen pun membuka pintu perlahan dan masuk ke dalam, dia melihat Eliana yang sedang mengigit kedinginan. Dengan cepat bi Helen menghampirinya dan mengecek suhu tubuh Eliana.

"Panas sekali badan Nona, aku harus memberi tahu Tuan"

Melangkah keluar dengan sedikit berlari sampai di ruang makan Bu Helen kehabisan nafasnya dia karena terburu, Vikram yang melihatnya lalu mengerutkan keningnya.

"Ada apa Bi, kenapa kau sedikit berlari?"

"Tuan, Nona sepertinya sakit, badannya juga panas"

Dengan cepat Vikram bangun dari duduknya dan berlari menaiki anak tangga menuju kamar Eliana.

Vikram menerobos masuk dan mengecek suhu badan Eliana dan benar saja suhu badannya sangat panas lalu di menyuruh Bi Helen menelefon dokter keluarga. 

Dengan cepat bi Helen pun segera menelefon dokter keluarga Valdes.

Virkam pun menyuruh Bi Helen mengambil kompres untuk Eliana setidaknya untuk keringkan demamnya.

"Ibu...ibu kenapa kau tinggalkan aku" ucap Eliana.

Lalu air mata Eliana menetes Vikram yang melihat itu pun mengusap lembut air matanya dan mengusap lembut rambut Eliana.

"Tenanglah aku tidak akan meninggalkanmu, bertahanlah"

Dokter pribadi pun telah datang, lalu dia dengan cepat memeriksa keadaan Eliana karena sedari tadi raut wajah Vikram sangat menakutkan baginya. Selesai di periksa dokter itu pun bertanya kepada Vikram, karena penasaran.

"Vik, siapa dia? Cantik sekali!" ujarnya.

"Jangan menyentuhnya"ketus Vikram.

Dokter tampan tersebut pun menggelengkan kepalanya melihat Vikram yang posesif.

"Aku hanya bertanya Vik, kenapa kau begitu posesif"

Vikram menghembuskan nafasnya dan menatap datar dokter tersebut."Kau hanya dokter jomblo yang tidak tahu apa-apa, tugasmu hanya mengobati pasien saja"

"Astaga Vik, kenapa kau begitu kejam kepadaku sakit hati ini Vik"wajahnya di buat sesedih mungkin.

Pletak..

Vikram pun menjitak kepala dokter tersebut, lalu dia pun mendengus kesal karena hanya Vikram yang berani menjitaknya, sedangkan yang lain tidak akan berani.

"Hei hentikan ini kepalaku, bukan celengan kaca"mendengus kesal.

"Sudahlah lebih baik kau pergi saja"usir Vikram.

"Kau tega sekali mengusirku Vik, hanya karena gadis itu"

Vikram bangun dari duduknya lalu dia menarik kerah baju dokter tersebut keluar dari kamar Eliana.

"Hei hei apa yang kau lakukan, aku bukan anak kucing"

"Lebih baik kau mencari kucing di luar sana, jangan mengangguku!"

Vikram pun sedikit membanting pintu dan membuat dokter tampan itu terkejut.

Bang...

"Astaga Vikram, kau mengejutkanku!"

Melangkahkan kaki menuruni anak tangga sambil mulutnya komat Kamit memberi sumpah serapah kepada Vikram yang begitu tega kepadanya.

Sementara Vikram terus menjaga Eliana di dalam kamarnya dia tidak pernah meninggalkan Eliana, Vikram terus menggenggam tangan eliana dan menyuruh Ronal untuk mengurus masalah di kantornya.

Siang hari Eliana pun mulai tersadar dia mulai mengerjapkan matanya dia melihat sekelilingnya, saat Eliana akan menarik tangannya dia begitu terkejut melihat Vikram yang terus menggenggam tangannya.

"Vikram, bangunlah!" Seru Eliana mencoba membangunkan Vikram.

Eliana menggerakkan tangannya yang etis di genggam karena merasa risih dengan sikap Vikram, akhirnya Vikram pun terbangun lalu dia melihat Eliana yang sedang menatapnya.

"Kau sudah bangun, aku akan mengambil makanan untukmu" ucap Vikram, lalu dia bangun dari duduknya.

Eliana hanya menganggukkan kepalanya lalu Vikram menyuruh Bi Helen untuk membawakan makanan untuk Eliana. Tak butuh waktu lama Bi Helen pun membawa nampan yang berisi makanan dan mengetuk pintu kamar Eliana.

Tok tok tok

"Masuk"

Bi Helen pun masuk dan menaruh nampan di meja kecil dekat Eliana.

"Terima kasih Bi, ucap Vikram.

"Sama-sama tuan, semoga nona cepat sembuh"

"Terima kasih Bi,"

Bi Helen pun keluar dari dalam kamar dengan menutup pintu kamar tersebut.

Bersambung

Episodes
1 Jebakan
2 Pernikahan
3 Bertemu Lagi
4 Pernikahan Kontrak
5 Tidak Ada Cinta Lagi
6 Kekesalan Imel
7 Kepergian Eliana
8 Demam
9 Tinggal Bersama Fika
10 Kedatangan Edward
11 Kerja Sama
12 Bertemu Teman Lama
13 Lembur Yang Melelahkan
14 Amarah Fika
15 Kejujuran Eliana
16 Siapa Pria ini?
17 Kekhawatiran Vikram
18 Kedatangan Merliana
19 Teman Lama
20 Mengantarkan Eliana
21 Bermain
22 Belut Licin
23 Kecelakaan
24 Sadarnya Eliana
25 Hasil Tes Keluar
26 Semoga Dia Adikmu
27 Terungkap rahasia Eliana
28 Bertemu Ibu
29 Mencari Masalah
30 Rencana Pesta Pernikahan
31 Hari Pesta Pernikahan
32 Ingin Rujak
33 Eliana Pingsan
34 Eliana Hamil
35 Kedatangan Ibu
36 Edward Membuat Masalah
37 Siapa Patricia?
38 Kekhawatiran Eliana
39 Rencana Patricia
40 Misteri Kecelakaan Vikram
41 Season 2
42 Season 2
43 Season 2
44 Season 2
45 Season 2
46 Season 2
47 Season 2
48 Season 2
49 Season 2
50 Season 2
51 Season 2
52 Season 2
53 Season 2
54 Season 2
55 Season 2
56 Novbar(Novel Baru)
57 Season 3
58 Season 3
59 Season 3
60 Season 3
61 Season 3
62 Season 3
63 Season 3
64 Season 3
65 Season 3
66 Season 3
67 Season 3
68 Season 3
69 Season 3
70 Season 3
71 Season 3
72 Season 3
73 Season 3
74 Season 3
75 Season 3
76 Season 3
77 Season 3
78 Season 3
79 Season 3
80 Sesaon 3
81 Season 3
82 Season 3
83 Season 3
84 Season 3
85 Season 3
86 Season 3
87 Season 3
88 Season 3
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Jebakan
2
Pernikahan
3
Bertemu Lagi
4
Pernikahan Kontrak
5
Tidak Ada Cinta Lagi
6
Kekesalan Imel
7
Kepergian Eliana
8
Demam
9
Tinggal Bersama Fika
10
Kedatangan Edward
11
Kerja Sama
12
Bertemu Teman Lama
13
Lembur Yang Melelahkan
14
Amarah Fika
15
Kejujuran Eliana
16
Siapa Pria ini?
17
Kekhawatiran Vikram
18
Kedatangan Merliana
19
Teman Lama
20
Mengantarkan Eliana
21
Bermain
22
Belut Licin
23
Kecelakaan
24
Sadarnya Eliana
25
Hasil Tes Keluar
26
Semoga Dia Adikmu
27
Terungkap rahasia Eliana
28
Bertemu Ibu
29
Mencari Masalah
30
Rencana Pesta Pernikahan
31
Hari Pesta Pernikahan
32
Ingin Rujak
33
Eliana Pingsan
34
Eliana Hamil
35
Kedatangan Ibu
36
Edward Membuat Masalah
37
Siapa Patricia?
38
Kekhawatiran Eliana
39
Rencana Patricia
40
Misteri Kecelakaan Vikram
41
Season 2
42
Season 2
43
Season 2
44
Season 2
45
Season 2
46
Season 2
47
Season 2
48
Season 2
49
Season 2
50
Season 2
51
Season 2
52
Season 2
53
Season 2
54
Season 2
55
Season 2
56
Novbar(Novel Baru)
57
Season 3
58
Season 3
59
Season 3
60
Season 3
61
Season 3
62
Season 3
63
Season 3
64
Season 3
65
Season 3
66
Season 3
67
Season 3
68
Season 3
69
Season 3
70
Season 3
71
Season 3
72
Season 3
73
Season 3
74
Season 3
75
Season 3
76
Season 3
77
Season 3
78
Season 3
79
Season 3
80
Sesaon 3
81
Season 3
82
Season 3
83
Season 3
84
Season 3
85
Season 3
86
Season 3
87
Season 3
88
Season 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!