Ke esokkan paginya Eliana sudah rapi dengan stelan pakaiannya, sebelum pergi dia pun bercemin melihat penampilannya saat ini. Terdengar suara dering ponsel di atas meja lalu Eliana pun berjalan ke arah meja dan melihat siapa yang memanggilnya.
Tutt
"Ada apa?"
"Ronal akan mengantarmu, kau tunggu saja"
"Baiklah"
Eliana pun menutup kembali sambungan telefon dan menaruh ponselnya ke dalam tas, tak butuh waktu lama terdengar klakson mobil dan membuatnya harus bangun dari duduknya. Melangkah keluar dan mengunci pintu karena Eliana sudah pindah dari kontrakan Fika. Menghampiri ke arah mobil tersebut dan masuk ke dalam, Ronal pun melajukan mobil tersebut ke sebuah acara reuni teman-teman Eliana.
"Kakak ipar kita sudah sampai," ucap Ronal, dia pun mematikan mesin mobil, lalu melangkah keluar dan membukakan pintu untuk Eliana.
"Terima kasih," jawab Eliana tersenyum manis.
Ronal pun menundukkan wajahnya dan membuat Eliana mengerutkan keningnya karena merasa aneh.
"Ada apa denganmu, Ronal? Apa kau sakit?" Tanya Eliana khawatir.
"Tidak ada, kakak ipar lebih baik kau masuk saja dan aku akan menunggumu di sini," jawab Ronal.
Eliana mengendikkan bahunya dan melangkah ke dalam, Ronal akhirnya bisa bernafas lega karena dia tidak akan di kirim ke kandang macan.
"Hampir saja, jika tidak lebih baik begitu saja, karena membangunkan singa itu mudah dari pada melihatnya tertidur," mengusap dadanya.
Eliana pun masuk ke dalam dan di sana sudah banyak sekali teman masa kuliah Eliana, dia mengedarkan pandangannya dan melihat Merliana bersama dengan temannya. Merliana pun melihat Eliana hanya datang sendiri saja, lalu dia melambaikan tangannya agar Eliana menemuinya.
Eliana pun menghampirinya dan menyapa semua teman-temannya dengan senyum manisnya.
"Hai Eli, lama tidak berjumpa kau semakin cantik saja" goda Elden.
Eliana hanya tersenyum tanpa ingin membalas ucapan dari Elden, dia adalah seorang pria playboy semasa kuliahnya karena bermodalkan dengan ketampanan dan juga harta yang melimpah, sehingga membuat kaum hawa pun mengejarnya.
"Ssttt sudahlah kau jangan menggoda Eli, lihat saja dia tidak menjawab apapun," ucap Edo teman Elden.
Eliana pun duduk di kursi yang sudah di persiapkan dan mereka pun memulai acara reuninya, lalu pintu pun di buka oleh seseorang dan semua mata tertuju padanya.
Dengan pakaian yang mewah serta tas mahal juga sepatu high heels berjalan mendekati ke arah meja dengan gaya sombongnya, salah satu dari mereka pun berbisik-bisik.
"Hai semuanya, maaf aku datang terlambat,"tersenyum manis lalu melihat ke arah seseorang yang dia kenal.
"Tidak apa-apa, Imel belum di mulai acaranya,"
"Baiklah," berjalan mendekati seorang gadis.
Dengan langkah arogannya gadis itu menghampiri ke arah Eliana." Yoi..ini bukankah Eliana si bunga desa itu 'kan!"
Semua mata pun menatap ke arah Eliana dan mulai saling berbisik-bisik, tetapi Eliana hanya menanggapinya dengan tenang meski hatinya ingin sekali menjambak rambutnya.
Eliana tidak ingin membuat keributan saat ini tetapi jika gadis yang ada di hadapannya mencari masalah dengannya tentu saja Eliana akan melawannya.
"Eli, akhirnya kau datang juga," ucap seseorang saat ini dengan tersenyum manis.
Eliana pun menoleh lalu dia pun membalasnya." Iya Merlin, aku sudah menunggumu"
Sementara gadis itu mengepalkan tangannya karena dia sangat kesal seharusnya yang menjadi perhatian semua orang itu adalah dirinya dan bukan Eliana.
Awas saja kau Eliana, aku akan membalasmu. Batinnya.
Eliana dan Merlin saling bertukar cerita semasa mereka lulus kuliah hingga sampai pada akhirnya Merliana pun mengatakan sesuatu yang membuat harapan Eliana semakin goyah.
"Eli, jika suatu saat nanti aku menikah dengan Vikram, maka kau harus datang untuk melihatnya," ucap Merliana dengan meneguk jus yang ada di tangannya.
Deg....
Apaan ini kenapa hati Eliana berdetak begitu kencang juga ada rasa sesak yang membuatnya seperti orang kesulitan bernafas. Sebisa mungkin Eliana mencoba bersikap untuk tenang agar tidak menimbulkan masalah baginya.
"Tentu saja aku akan datang,"
"Iya kau harus datang, karena aku sudah lama menyukai Vikram,"
Eliana hanya diam saja dan menampilkan senyum terbaiknya saat ini, tidak terasa reuni pun sudah berakhir Eliana melangkahkan kakinya menuju mobil. Ronal pun segera membukakan pintu untuk Eliana sepanjang perjalanan dia hanya dia saja setelah bertemu dengan teman-temannya, Ronal yang sesekali melihatnya dari kaca spion depan pun mulai mengerutkan keningnya.
Dengan rasa penasaran dia mbrranikam diri untuk bertanya kepada Eliana.
"Ada apa denganmu?"
Eliana gelagapan dengan pertanyaan dari Ronal."Tidak apa-apa, aku baik-baik saja mungkin aku hanya merasa lelah saat ini,"
"Baiklah, aku mengerti"
Tidak butuh waktu lama kendaraan roda empat itu sudah sampai di depan rumah Eliana, seperti biasa Ronal membukakan pintu mobil lalu Eliana keluar dari dalam mobil.
"Ronal terima kasih,"
"Tidak perlu sungkan, aku harus pergi jaga dirimu baik-baik kakak ipar,"
Eliana hanya menganggukkan kepala lalu Ronal pun masuk ke dalam mobil dan melajukannya kembali ke Apartemen miliknya. Eliana masuk ke rumahnya setelah seharian di bersama dengan temannya.
Masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan seluruh tubuhnya yang sudah lengket, lima belas kemudian Eliana telah berganti pakaian lalu dia merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya sambil memainkan ponselnya.
Beberapa detik kemudian terdengar suara pintu di buka dan membuat Eliana menghentikan aktifitasnya dia memasang telinga dengan tajam agar bisa mendengar suara yang ada di balik pintu,
Di ruang depan terdengar seperti pecahan barang-barang, dan membuat Eliana membulatkan matanya lalu di bangun dan sedikit membuka pintu kamarnya agar bisa melihat sedikit siapa seseorang yang sedang mengacak-acak isi rumahnya.
Eliana menutup mulutnya dia begitu terkejut lalu mundur ke belakang tetapi sayangnya dia menabrak lampu kamarnya dan menimbulkan suara, Eliana terlonjak dan segera bersembunyi di balik lemari pakaiannya. Seseorang pun segera membuka pintu kamar Eliana lalu mengedarkan pandangannya.
"Cari dia sampai dapat, kalau tidak bis pasti akan marah," ucapnya dengan menggerakkan dagunya.
"Baik"
Mereka pun mencarinya lalu menarik selimut yang ada di ranjang tersebut.
"Selimut ini masih hangat, sepertinya gadis itu masih di sekitar sini, cepat cari dia"
Mereka pun mencarinya juga mengacak-acak barang yang ada di kamar tersebut, lalu Eliana menutup mulutnya agar tidak ketahuan.
Orang yang memakai topeng tersebut pun menatap lemari itu karena hanya lemari itu yang belum mereka buka dan melihat isinya, perlahan tetapi pasti mereka semakin mendekat lalu Eliana pun semakin ketakutan keringat di pelipisnya pun bercucuran kaki yang mulai terasa lemas serta setang jantung yang tidak karuan membuat semakin memejamkan matanya.
Pintu di buka lebar dan terlihat sosok pria yang memakai topeng tersebut mereka Eliana yang juga menatapnya lalu menarik paksa Eliana keluar dari dalam lemari, dan menghempaskannya ke ranjang.
"Akh.."teriak Eliana, lalu dia merangkak mundur." Apa yang kalian lakukan padaku, cepat pergi," dengan nada yang ketakutan juga tubuhnya bergetar.
"Hehehe menurut saja kau pada kami, jika kau menurut kami akan memainkannya dengan lembut," ucapnya dengan senyum devil.
Eliana menggelengkan kepalanya."Tidak, kau jangan mendekat,"
Salah satu dari mereka pun mulai menarik kedua kaki Eliana juga tangannya kini posisi Eliana sudah terlentang.
"Tidak, jangan kau lakukan itu padaku," dengan sekuat tenang dia mencoba menarik tangan dan juga kakinya.
"Sudah aku katakan jika kau menurut aku akan memperlakukanmu dengan lembut, tetapi kau tidak mendengarkan ucapanku," mulai merobek pakaian Eliana.
"Jangan, aku mohon lepaskan aku" teriak Eliana.
Namun mereka tidak mendengarkan teriakan Eliana, malah menulikan pendengarannya, belum sempat mereka menyentuh Eliana ada seseorang yang memukulnya dari belakang.
Bguh....
"Berani kau menyentuhnya," dengan wajah dinginnya.
Mereka terkejut dan mencoba menyerang seseorang yang ada di hadapan mereka yang entah kapan datangnya, sayangnya seseorang tersebut ahli bela diri jadi lebih cepat membereskan serangga tersebut.
"Lebih baik kalian pergi atau aku akan memanggil polisi,"
Tanpa berkata-kata para pencuri tersebut lari terbirit-birit, dia menghembuskan nafas kasarnya dan menghampiri Eliana yang sedang ketakutan.
Eliana mendongkakkan kepala menatap sosok yang menyelamatkannya.
"Kau, bagaimana kau tahu aku tinggal di sini," dengan tatapan bingungnya.
Mata mereka saling beradu pandang, lalu dia pun mencondongkan tubuhnya mendekati Eliana dan tentu saja membuat detak jantung Eliana jedug jedug, Eliana pikir dia akan menciumnya lalu dia memejamkan matanya. Keningnya berkerut melihat tingkah Eliana yang seperti itu lalu dia menutup tubuh Eliana dengan kain yang ada di belakangnya dan menyentil kening Eliana.
"Aduh.. sakit!"
"Apa yang kau fikirkan, cepat bereskan barangmu dan tinggal di rumahku," melangkah keluar dari kamar Eliana.
"Dasar Eliana bodoh, apa yang kau lakukan" umpatnya.
Dengan cepat Eliana pun membereskan barang-barang yang menurutnya penting saja, dua puluh menit sudah berlalu kini Eliana dan Vikram sudah di dalam mobil. Mata Eliana pun sudah sangat mengantuk dan Vikram yang melihat itu pun hanya tersenyum tipis.
Kendaraan roda empat pun sampai di rumah mewah miliknya, lalu Vikram menoleh dia melihat Eliana yang sudah tertidur dengan pulas dan membuat Vikram tidak tega untuk membangunkannya. Vikram keluar dari dalam mobil lalu mengitari mobil dan membuka pintu mobil lalu dia mengendong Eliana.
Para pelayan pun membungkuk hormat lalu Vikram menaiki anak tangga dan sampailah di depan pintu kamarnya, membuka pintu kamar dan berjalan masuk ke dalam lalu perlahan-lahan dia menurunkan Eliana ke ranjang miliknya dan mengusap lembut rambut Eliana juga anak rambut yang dia selipkan di telinganya.
Vikram menarik selimut untuk menutupi tubuh Eliana, lalu dia pun bergegas keluar untukengganti pakaiannya.
...********...
Ke esokkan paginya Eliana sudah bangun tetapi ada yang mengganjal di perutnya, dengan malas dia pun perlahan-lahan membuka matanya. Eliana terkejut dengan seseorang yang ada di hadapannya kini memeluk erat dirinya.
Eliana mencoba memindahkan tangannya tetapi belum sempat bangun tangan tersebut sudah memeluk lagi dan membuat Eliana menghembuskan nafas kasarnya.
"Vikram, lepaskan tanganmu ini sudah pagi" ucap Eliana mencoba membangunkan Vikram.
Namun yang di panggil tidak mendengarnya, ataukah dia masih tertidur apa memang sengaja! Persetan dengan semua ini, lalu Eliana pun sudah di buat kesal lalu dia mendorong tangan Vikram yang masih setia melingkar di perutnya.
Vikram membuka matanya dia menatap dingin ke arah Eliana, Eliana menundukkan kepalanya dia tidak ingin melihat wajah macam jantan yang sedang menatapnya saat ini.
Sial apa yang telah aku lakukan, gawat dia pasti marah padaku. Batin Eliana.
"Kenapa kau mendorong ku?" Dengan nada sinisnya.
"Ah.. itu maafkan aku, bukan maksudku seperti itu,"jawab Eliana, sambil meremas kedua tangannya.
Vikram bangun lalu tanpa di sadari Eliana, dia pun terkejut karena Vikram sudah menindih tubuhnya.
Swoosh...
"Vik, ap.. apa yang kau lakukan!"
"Menurutmu"
Vikram tersenyum dingin melihat wajah Eliana yang terkejut sekaligus memerah, semakin lama wajah Vikram semakin dekat dengan wajah Eliana dan membuatnya susah berpaling, Eliana tidak menatap Vikram karena detak jantungnya saat ini sedang berdisko ria.
Ya Tuhan, kenapa begitu dekat. Batin Eliana.
Mungkin saat ini Vikram sudah mendengar detak jantung Eliana,Eliana pun memejamkan matanya dia pun pasrah apa yang akan di lakukan Vikram padanya.
Lagi dan lagi kali ini Vikram benar-benar mengerjai Eliana lalu dia pun meniup wajahnya dan membuat Eliana membuka matanya.
Dia melihat Vikram sudah berjalan ke arah kamar mandi lalu Eliana menghembuskan nafasnya lega.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments