Teman Lama

Setelah cukup lama berfikir akhirnya Eliana pun mendapatkan jawabannya karena suara langkah kaki seseorang membuyarkan ya dan menghampiri meja kerjanya.

Braak..

"Sebaiknya kau mengundurkan diri saja dari sini El"ucap seseorang dengan mengebrak meja.

"Astaga, kau lagi? Bagaimana kau bisa menerebos masuk"ucap Eliana, lalu bangun dari duduknya.

Dua security pun lari tergopoh-gopoh karena mengejarnya sampai kehabisan nafas, sesampainya di sana kedua security tersebut mulai mengatur nafasnya.

"Maafkan....kami...nona, kami kecolongan" ucapnya dengan nafas yang tidak beraturan.

"Bagaimana bisa kecolongan lagi pak? Jangan sampai kucing liar ini bisa masuk" celetuk Fika.

Wanita yang ada di hadapan Eliana dan Fika pun menatap kesal."Kau siapa hah! Sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya di perusahaan ini, lalu aku akan melemparmu keluar"

"Sudahlah, jangan bertengkar lagi, Merlin" lerai Eliana, ya gadis yang ada di hadapannya saat ini adalah Merliana.

"Jangan berpura-pura menjadi gadis polos, El. Karena kau tidak pantas untuk Vikram setelah dia pulang dari luar negri, kami akan melangsungkan pertunangan kami" ucapnya dengan sinis, sambil melipat tangan di dada.

Eliana hanya tersenyum menanggapinya."Kau fikir, Vikram akan menyukaimu?"

"Kau..."

Merliana pun mengangkat tangannya dia akan menampar Eliana, tetapi sebelum itu terjadi sudah ada seseorang yang menahannya lebih dulu.

"Jangan pernah kau menyentuh kakak ipar ku ini, karena tanganmu tidak pantas!"ucapnya dingin, lalu menghempaskan tangan Merliana.

Merliana begitu terkejut dengan seseorang yang ada di hadapannya saat ini, Merliana meringis kesakitan saat tangannya di cengkram kuat olehnya.

"Vito, ada apa denganmu? Kenapa kau membela dia? Akulah yang akan menjadi kakak iparmu nantinya" ucap Merliana, dengan wajah di buat sesedih mungkin."Kau malah membelanya hiks, apa kau tidak peduli lagi padaku. Aku melakukan ini demi kakakmu, Vito" air mata mulai menetes.

"Cih, menjijikan kau bahkan tidak pantas untuk kakakku, kau hanya mengincar kekayaan milik kakakku saja" jawab Vito mencibir.

Merliana semakin menggeretakkan giginya dia semakin kesal dengan sikap Vito yang tidak berpihak kepadanya saat ini.

"Vito, kau akan menyesal telah menyatakan hal seperti itu kepadaku" ucap Merliana dengan sinis.

"Heh! Menyesal? Kau fikir aku akan menyesal, malah aku sangat berterima kasih padamu karena bukan kau yang menjadi kakak iparku saat ini, tetapi dia" melangkahkan kaki menghampiri Eliana.

"Kalian.." belum selesai mengatakannya, Vito sudah menyuruh security untuk membawa Merliana pergi dari perusahaan tersebut.

"Security, cepat bawa dia keluar dari sini mengganggu orang di saat sedang bekerja" titah Vito.

Tanpa mengatakan apapun kedua security tersebut pun menghampiri Merliana dan menyeretnya untuk keluar.

"Lepaskan aku, kalian semua akan menanggung akibatnya jika mengusirku" teriak Merliana.

Karyawan yang mendengar itu semua hanya acuh saja, mereka tahu jika Vito sama kejamnya dengan Vikram. Setelah Merliana pergi, barulah Eliana dan Fika bernafas lega.

"Kakak ipar, jika dia datang lagi katakan saja padaku, aku pasti akan membantumu" ucap Vito ramah.

Fika yang melihat hal itupun tercengang karena saat berhadapan dengan Merliana dia begitu dingin, tetapi berbeda jika dengan Eliana.

"Baiklah terima kasih, tetapi..."ucapan Eliana menggantung, dan membuat Vito mengerutkan keningnya.

"Ada apa kakak ipar? Apakah masih ada masalah?"tanya Vito 

"Tentang berita itu, sekarang menjadi trending topik dan aku harus bagaimana?"ucap Eliana dengan tatapan sendunya.

"Kakak, tenang saja aku pasti akan membantumu, lebih baik kau lanjutkan pekerjaanmu kak" ucap Vito, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya.

Eliana pun menganggukkan kepalanya lalu dia pun duduk kembali dan melanjutkan pekerjaannya.

...****...

Sementara di Apartment seseorang sedang kesal karena dia tidak mendapatkan sedikit informasi tentang seseorang yang dia cari selama ini.

"Akh... Harus kemana lagi aku mencarinya?"melempar ponselnya, lalu menjambak rambutnya.

"Tuan tenanglah, kami akan berusaha mencarinya kembali" ucap seseorang dengan membungkuk sopan.

"Cepat kalian cari tahu, siapa dia sebenarnya"

"Baik tuan"

Lalu para bawahannya pun membungkuk sopan dan keluar dari ruangan tersebut dan seseorang masuk ke dalam menghampirinya.

"Tuan ini telepon dari Nyonya" ucapnya sopan.

Dengan malas dia pun mengambil ponsel tersebut dan menerimanya.

"Ada apa Bu?"

"Apa kau sudah menemukan dia?"

"Belum, tetapi aku sedang berusaha agar bisa mencari tahu tentang dia"

"Baiklah, ibu akan menunggu kabar baik darimu"

"Hem"

Dia pun memberikan ponselnya lalu duduk di sofa dan mengusap kasar wajahnya, entah harus kemana lagi dia mencari informasi tentang dia.

Tidak terasa waktu pun sudah siang dia bangun dari duduknya melangkahkan kaki keluar dari Apartement. Masuk ke dalam mobil di ikuti oleh asistennya.

"Kita akan kemana tuan?"

"Restaurant biasa"

Mobil pun melaju menebus jalanan yang padat serta cuaca yang panas membuat semua orang enggan untuk keluar dari dalam rumah dan juga menghabiskan waktu di dalam rumah.

Mobil pun sampai di depan Restaurant yang biasa di kunjungi olehnya, melangkah masuk lalu dia pun duduk sementara pelayan sibuk mencatat menu apa yang akan di pilih olehnya. Setelah mencatat pelayan pun pergi dengan santainya dia duduk sambil memainkan ponselnya.

Tak butuh waktu lama seseorang yang dia tunggu akhirnya datang juga, seperti biasanya dia selalu datang bersama dengan temannya.

"El di sini saja" ajak Fika.

"Baiklah, kau yang pesan ya" ucap Eliana tersenyum manis.

"Haish.. kau ini" keluh Fika, tetapi dia tetap saja memesan makanan untuknya dan juga Eliana.

Pelayan pun telah mencatat pesanan yang mereka pesan, lalu tak sengaja mata Fika melihat seseorang yang familiar.

"Sepertinya aku pernah melihat dia? Tetapi dimana ya?" ucap Fika, sambil mengerutkan keningnya.

Eliana yang melihat itupun segera bertanya kepada Fika." Ada apa Fik?"

"Itu El, sepertinya aku pernah melihatnya tetapi dimana ya!"tutur Fika bingung.

Eliana pun menoleh karena Fika terus saja menatap ke belakang Eliana.

"Tuan Daniel?"gumam Eliana.

"Siapa El?"tanya Fika penasaran.

Eliana memutar lagi kepalanya."Tuan Daniel, Fik"

"Oh iya dia yang ikut waktu itu 'kan!"

"Iya"

Pesanan mereka pun datang lalu pelayan menatanya, dengan segera Fika memakan makanannya karena dia sudah sangat lapar.

...*****...

Sementara di bandara seseorang sedang menarik kopernya dengan memakai kacamata hitam dan keluar dari bandara, lalu dia masuk ke dalam taxsi yang sudah berjejer rapi setelah memasukkan koper ke dalam bagasi.

Lalu dia memberikan secarik kertas yang berisi alamat seseorang yang dia kenal.

"Pak, tolong antar saya ke alamat itu"tuturnya sambil memainkan ponselnya.

"Baik, Nona" ucap supir.

Kendaraan roda empat melaju di keramaian kota Jakarta yang begitu padat dengan kepulan asap-asap dari pabrik yang membuat udara tercemar, tetapi hal itu tidak mematahkan semangat para pekerja.

Mobil telah sampai di gang yang begitu kecil lalu dia keluar dari dalam mobil dan supir taxsi pun membuka bagasi mobil lalu mengeluarkan koper miliknya.

"Ini pak, ambil saja kembalinya"ucapnya tersenyum manis.

"Benarkah, Nona terima kasih banyak"balas supir tersebut dengan wajah berbinar.

"Sama-sama pak"

Supir tersebut melajukan kembali mobilnya, sementara dia tersenyum manis saat mengingat dia pernah datang ke kota ini.Menyusuri gang kecil yang hanya bisa di lewati oleh motor saja, dengan penuh semangat dia menarik koper tersebut.

Sesampainya di depan pintu kontrakan dia seperti orang bingung, karena kontrakan itu terlihat sepi dan tidak berpenghuni. Dia mengedarkan pandangannya jika ada seseorang yang lewat di hadapannya. Wanita paruh baya yang sedari tadi memperhatikannya segera menghampiri dia dan bertanya.

"Nona, apakah anda mau kontrakan ini?"tanya wanita paruh baya tersebut.

"Eh Bu, saya mau tanya apakah orang yang tinggal di kontrakan ibu sudah pindah?"tanya dengan hati-hati.

"Sepertinya sudah pindah Nona, karena sudah lama sekali kontrakan ini kosong"jawab wanita paruh baya tersebut.

"Kalau boleh tahu, dia pindah kemana ya Bu?"

"Wah, saya kurang tahu Nona, dia pindah kemana"

"Begitu ya, terima kasih bu" tersenyum manis.

"Sama-sama Nona"

Dia pun menyeret lagi koper miliknya dengan hati yang kecewa di depan dia pun mengeluarkan ponsel dan berharap nomor ponsel seseorang masih bisa di hubunginya, jari lentiknya dengan cepat mencari kontak dan langsung memanggil nomor tersebut.

Tutttt

"Kau dimana?

.....

"Baiklah, aku akan ke sana kau tunggu saja"

....

Dia pun mematikan ponselnya dan langsung memesan taxsi dan melajukannya ke suatu tempat.

...***...

Di Restaurant Eliana dan Fika telah selesai dengan makan siangnya dan Tuan Daniel menghampirinya dan menyapa Eliana, melihat hal itu Fika menatap sinis ke arah Tuan Daniel karenanya Eliana jadi masuk ke rumah sakit.

"Nona Eli apakah kau ada waktu nanti?"tanya tuan Daniel sopan.

"Apakah ada hal yang penting tuan Daniel?"tanya Eliana balik.

"Benar sekali Nona, ada hal penting yang mengajak di hati saya"tuturnya lagi.

"Baiklah Tuan, bagaimana setelah pulang bekerja saja? Apakah tuan bisa?"

"Tentu Nona"

"Baiklah, saya harus kembali ke kantor"

Tuan Daniel menganggukkan kepalanya dia melihat Eliana dan Fika yang sudah menjauh, sampai di ruangannya lalu Fika pun bertanya kepada Eliana.

"El, apa yang kau lakukan jika kau bertemu dengan Tuan Daniel lagi? Aku takut dia mempunyai niat yang tidak baik El, lebih baik kau jangan bertemu dengannya"ujar Fika, dia mencoba membujuk Eliana agar tidak bertemu dengan tuan Daniel.

"Fik, kenapa kau berfikiran seperti itu belum tentu dia memiliki niat jahat Fik," mengusap lembut tangan Fika.

"Tetap saja El, aku curiga padanya jangan-jangan dia..."ucap Fika menggantungkan kalimatnya.

"Jangan-jangan? Apa maksud Fik?"Eliana mengerutkan keningnya.

"Jangan-jangan dia om hidung belang El"celetuk Fika asal.

Pletak...

Eliana menyentil kening Fika dan membuatnya meringis kesakitan juga mengusap keningnya.

"Sakit El"keluh Fika.

"Sepertinya otakmu itu harus di sapu Fik, kotor banget tuh"ucap Eliana acuh.

Fika pun mengerucutkan bibirnya dan mendengus kesal, sedangkan telepon di meja Eliana berdering lalu dia pun menjawab panggilan tersebut.

"Nona, ada yang mencarimu, dia menunggu di lobi"ucap resepsionis.

"Siapa dia?"

"Dia bilang temanmu dan sudah membuat janji"

Sejenak eliana berfikir lalu dia pun menepuk keningnya seperti teringat sesuatu.

"Astaga, baiklah aku akan ke sana dan kau bilang padanya suruh menungguku"

"Baik Nona"

Eliana pun menutup kembali telepon tersebut lalu dia bangun dari duduknya, baru dua langkah Fika sudah memanggilnya lagi.

"El, kau mau kemana?"tanya Fika penasaran.

"Kau tunggu sebentar saja, ada hal penting yang harus ku temui" melangkah dengan cepat.

"Tap..."belum selesai mengatakannya Eliana sudah melangkah jauh.

Sedangkan Fika mendengus kesal lagi Daan melanjutkan pekerjaannya, kini Eliana sudah di lobi kantor lalu dia menghampiri seseorang yang tidak asing baginya.

Sepersekian detik dia belum menyapa seseorang yang membelakanginya, lalu dia pun mencoba untuk tetap tenang.

"Maaf Nona mencari siapa?"tanya Eliana sopan.

Orang itupun membalikkan badannya menghadap Eliana dan membuka kacamata hitamnya, lalu Eliana pun terkejut dan membulatkan matanya.

"Kau..."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Titi Awy

Titi Awy

semangat Thor aku bawa bom like untukmu dari usia 17

2021-11-20

0

Ress

Ress

semangat kak

2021-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Jebakan
2 Pernikahan
3 Bertemu Lagi
4 Pernikahan Kontrak
5 Tidak Ada Cinta Lagi
6 Kekesalan Imel
7 Kepergian Eliana
8 Demam
9 Tinggal Bersama Fika
10 Kedatangan Edward
11 Kerja Sama
12 Bertemu Teman Lama
13 Lembur Yang Melelahkan
14 Amarah Fika
15 Kejujuran Eliana
16 Siapa Pria ini?
17 Kekhawatiran Vikram
18 Kedatangan Merliana
19 Teman Lama
20 Mengantarkan Eliana
21 Bermain
22 Belut Licin
23 Kecelakaan
24 Sadarnya Eliana
25 Hasil Tes Keluar
26 Semoga Dia Adikmu
27 Terungkap rahasia Eliana
28 Bertemu Ibu
29 Mencari Masalah
30 Rencana Pesta Pernikahan
31 Hari Pesta Pernikahan
32 Ingin Rujak
33 Eliana Pingsan
34 Eliana Hamil
35 Kedatangan Ibu
36 Edward Membuat Masalah
37 Siapa Patricia?
38 Kekhawatiran Eliana
39 Rencana Patricia
40 Misteri Kecelakaan Vikram
41 Season 2
42 Season 2
43 Season 2
44 Season 2
45 Season 2
46 Season 2
47 Season 2
48 Season 2
49 Season 2
50 Season 2
51 Season 2
52 Season 2
53 Season 2
54 Season 2
55 Season 2
56 Novbar(Novel Baru)
57 Season 3
58 Season 3
59 Season 3
60 Season 3
61 Season 3
62 Season 3
63 Season 3
64 Season 3
65 Season 3
66 Season 3
67 Season 3
68 Season 3
69 Season 3
70 Season 3
71 Season 3
72 Season 3
73 Season 3
74 Season 3
75 Season 3
76 Season 3
77 Season 3
78 Season 3
79 Season 3
80 Sesaon 3
81 Season 3
82 Season 3
83 Season 3
84 Season 3
85 Season 3
86 Season 3
87 Season 3
88 Season 3
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Jebakan
2
Pernikahan
3
Bertemu Lagi
4
Pernikahan Kontrak
5
Tidak Ada Cinta Lagi
6
Kekesalan Imel
7
Kepergian Eliana
8
Demam
9
Tinggal Bersama Fika
10
Kedatangan Edward
11
Kerja Sama
12
Bertemu Teman Lama
13
Lembur Yang Melelahkan
14
Amarah Fika
15
Kejujuran Eliana
16
Siapa Pria ini?
17
Kekhawatiran Vikram
18
Kedatangan Merliana
19
Teman Lama
20
Mengantarkan Eliana
21
Bermain
22
Belut Licin
23
Kecelakaan
24
Sadarnya Eliana
25
Hasil Tes Keluar
26
Semoga Dia Adikmu
27
Terungkap rahasia Eliana
28
Bertemu Ibu
29
Mencari Masalah
30
Rencana Pesta Pernikahan
31
Hari Pesta Pernikahan
32
Ingin Rujak
33
Eliana Pingsan
34
Eliana Hamil
35
Kedatangan Ibu
36
Edward Membuat Masalah
37
Siapa Patricia?
38
Kekhawatiran Eliana
39
Rencana Patricia
40
Misteri Kecelakaan Vikram
41
Season 2
42
Season 2
43
Season 2
44
Season 2
45
Season 2
46
Season 2
47
Season 2
48
Season 2
49
Season 2
50
Season 2
51
Season 2
52
Season 2
53
Season 2
54
Season 2
55
Season 2
56
Novbar(Novel Baru)
57
Season 3
58
Season 3
59
Season 3
60
Season 3
61
Season 3
62
Season 3
63
Season 3
64
Season 3
65
Season 3
66
Season 3
67
Season 3
68
Season 3
69
Season 3
70
Season 3
71
Season 3
72
Season 3
73
Season 3
74
Season 3
75
Season 3
76
Season 3
77
Season 3
78
Season 3
79
Season 3
80
Sesaon 3
81
Season 3
82
Season 3
83
Season 3
84
Season 3
85
Season 3
86
Season 3
87
Season 3
88
Season 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!