Selesai sarapan andin bersiap untuk berbelanja. Saat berkaca tiba-tiba andin berteriak. Arkan yang saat itu sedang menonton televisi di ruang tengah kaget dan segera berlari menuju kamar.
"Kenapa din?" tanyanya khawatir. Ia takut kalau terjadi sesuatu terhadap wanita itu.
"Kan muka aku kenapa begini?"
"Muka kamu kenapa? gak ada yang aneh kok. Masih cantik kaya dulu"
"Ach kamu ini, gombal. Liat nihh kok jadi banyak jerawatnya?" andin memperlihatkan beberapa jerawat yang muncul di mukanya.
"Itu biasa sayang, gak papa cuma jerawat aja kok"
"Apanya yang biasa? aku gak pernah jerawatan banyak gini"
"Itu pengaruh hormon ibu hamil, gak papa nanti hilang sendiri"
"Tapi kan jadi jelek akunya"
"Cantik kok, bagi aku kamu itu mau bagaimana pun tetap cantik"
"Nahh kan kamu gombal lagi, mana ada orang cantik jerawatan"
"Beneran sayang, kamu cantik. Aku gak bohong"
Andin meraih salah satu produk skincare, lebih tepatnya obat totol jerawat. Namun dengan cepat arkan mengambil produk itu dan melarang andin menggunakannya.
"Gak boleh sembarangan pakai skincare din kalau lagi hamil"
"Sebarangan apanya Kan? itu bukan skincare abal-abal lho, udah BPOM dan aku belinya juga mahal"
"Bukan masalah harganya din, kamu tau di dalam obat totol jerawat ini ada kandungan bahan kimia yang membahayakan kalau di pakai ibu hamil"
"Ohh ya? aku baru tau, kok bisa dibilang bahaya?"
"Karena dapat menyebabkan cacat lahir, meningkatkan risiko keguguran dan kematian janin"
"iiihhh serem Kan, amit-amit jangan sampai deh, untung kamu kasih tau aku. Kalau tadi gak ada kamu uda aku pake tuh obat totol jerawat"
"Makanya mulai sekarang jangan sembarangan pakai skincare ya? aku mau kamu dan bayi ini sehat" arkan mengatakannya sambil mengelus perut andin yang masih rata itu.
Walau itu bukan anaknya, tapi ia sayang kepada andin, dan peduli terhadap janin yang ada di dalam perut andin. Ia memang tulus saat mengatakan akan menjadi ayah dari anak yang di kandung andin.
Mendengar itu ada rasa hangat menjalar di hati andin. Lelaki ini sungguh perhatian terhadapnya dan calon anaknya, padahal anak yang dikandungnya tidak ada hubungan darah dengan arkan.
"Terus ini jerawat di apain dong Kan? ganggu banget tau"
"Gak papa sayang di biarin aja, nanti juga hilang sendiri. Asal jangan kamu pegang-pegang, atau kamu pencet-pencet nanti membekas"
Andin mengangguk lalu ia melangkah memeluk arkan, sungguh ia sayang terhadap lelaki di pelukannya ini. Tanpa arkan andin yang sedang hamil dan hidup seorang diri ini tidak mengerti apa-apa tentang kehamilan.
Arkan balas memeluk andin, mengusap pelan punggung andin. Membiarkannya sejenak seperti ini. Kemudian melepaskan pelukan itu, mencium kening andin dengan sayang.
Andin bereaksi, ia mengangkat kepalanya. Menyatukan bibirnya dengan arkan, entah mengapa hormon ibu hamil membuatnya mudah sekali terbakar, sehingga terjadilah ciuman yang penuh gairah.
Cukup lama mereka berada dalam gairah, arkan tak mau lepas kendali dan tersadar. Ia melepaskan pungutan itu.
"Kamu uda minum vitaminnya?" katanya kemudian.
"Ehhh iya, sampai lupa" andin berkata sambil menepok jidatnya.
"Keasikan sama aku sih kamu" arkan menggoda
"Hahahaha habis bawaannya happy terus kalau sama kamu" andin mengatakannya sambil beranjak mengambil segelas air putih dan vitamin yang di berikan dokter beberapa hari yang lalu dan langsung meminum vitamin itu.
"Uda siap?"
"Udah nihh, yukk"
Mereka pun pergi meninggalkan apartemen untuk pergi ke salah satu pusat belanja di kota XX. Sesampainya di sana mereka tidak langsung berbelanja, berkeliling dahulu untuk sekedar melihat-lihat.
"Kan.. aku pengen es cream itu" ujar andin saat melewati salah satu stand es cream.
Arkan menoleh, tapi di lihatnya antriannya panjang sekali. Dan rata-rata yang mengantri di sana adalah anak-anak.
"Serius kamu mau itu? panjang lho antrinya. Nanti kamu lama nunggunya"
"Jadi kamu gak mau nihh ngantri?"
"Bukan gitu sayang, aku malah mikirin kamu. Nanti kamu capek kelamaan nunggu"
"Gak kok" lalu andin mengedarkan pandangan ke sekitar tempat itu. Melihat tidak jauh dari sana ada tempat duduk yang memang khusus di buat untuk beristirahat sejenak bagi pelanggan yang lelah berkeliling mall ini. "Aku tunggu di sana ya?" andin menunjuk tempat duduk itu.
"Eemmm iya deh, mau rasa apa?"
"Stobery topping coklat ya"
"Oke tapi aku pasti lama lho ini. Kamu jangan bosan"
"Iya, cepat gih sana ngantri" andin pergi meninggalkan arkan dan duduk di tempat yang ia sebutkan tadi. Sambil menunggu arkan ia memainkan ponselnya. Membuka whatshapp dan menchat talia.
"Lia, ngpain loe hari minggu gini?"
"Gak ada, gue di rumah aja. kenapa?"
"Gak jalan sama kaab?"
"Gak, Hp nya gak bisa di hubungi, padahal kemaren dia baru dari rumah gue"
"Nahh loe hati-hati ntar malah jalan sama yang lain"
"Gak mungkin ach, gue percaya sama kaab. loe sendiri ngapain?"
"Gue lagi belanja sama arkan"
"Ciye.. jalan aja sama calon imam, hihihi"
Arkan datang membawa 2 es cream di tangannya. Yang satu strobery dengan topping coklat milik andin, dan yang satunya lagi coklat full miliknya. Melihat itu andin menyudahi chatnya bersama talia, dan langsung mengambi es cream di tangan arkan. Memakannya dengan lahap.
"Pelan-pelan din, aku juga gak bakal minta punyamu kok"
"Ntar keburu cair Kan kalo gak cepat-cepat. Gak enak kalo udah meleleh gitu"
Arkan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah andin yang kaya orang gak pernah makan es cream itu.
Es cream milik arkan masih tersisa setengah tapi milik andin sudah tandas tak tersisa. Andin menatap arkan dengan wajah puppy eyesnya. Arkan yang mengerti maksud tatapan itu memberikan es creamnya kepada andin.
Dengan semringah andin menerima itu"hehehehe kamu tau aja deh Kan, coba tadi belinya 3"
"Tangan aku cuma 2, gak bisa bawanya kalo 3 din"
"Iya juga sih"
"Yaudah habisin gih, baru kita belanja keperluan kamu"
Tak butuh waktu lama andin menghabiskan es cream di tangannya. Setelah itu mereka beranjak ke pusat perbelanjaan hy***mart.
Puas memilih semua kebutuhannya selama beberapa hari, dan juga tak lupa membeli susu hamil untuknya, mereka memutuskan untuk pulang. Padahal andin masih ingin berjalan-jalan lagi, tapi arkan melarangnya, gak boleh capek katanya.
Jadilah andin menurut saja. Mereka berjalan kearah parkiran mobil. Saat sudah sampai di dekat mobil mereka, andin melihat seorang pria sedang berjalan menuju mall bersama seorang wanita, wanita itu mengenakan pakaian minim. Seperti kekurangan bahan, dengan belahan dada rendah. Andin memicingkan matanya, mencoba fokus, sepertinya ia kenal dengan pria itu. Mencoba menajamkan penglihatannya, tapi tangannya keburu di tarik oleh arkan untuk masuk ke dalam mobil.
Penasaran gak siapa?
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Alya lii
othore ngajak tebak-tebakan bikin penasaran 🤭
salam WHAT I THINK ❤
2021-12-27
2
🧭 Wong Deso
lanjut lagi
2021-10-12
1
Dewi Masitoh
smgt kk
2021-10-09
1