Merasa puas jalan-jalan dengan Andin, Talita menghubungi Kaab untuk menjemputnya di apartement Andin.
Dering ponsel Kaab berbunyi saat ia sedang bersantai di dalam kamarnya sembari mendengarkan lagu favoritnya. "Hallo sayang, gimana jadi kan nanti aku jemput?"
"Iya sayang, jemput di tempat biasa ya? Di apartement Andin"
"Oke, samapai ketemu nanti, bye.."
"bye.."
Sebelumnya Talia sudah menghubungi mama kalau akan pulang terlambat karena merayakan ulang tahunnya bersama sahabatnya Andin. Mama sangat mengenal Andin, jadi mama memberi izin kepada Talia. Ya, Talia sedikit berbohong. Memang benar ia dengan Andin merayakan ulang tahunnya, tapi itu tadi sore. Malamnya ia gunakan untuk bertemu dengan Kaab.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 19.00 Wita. Seharusnya Kaab sebentar lagi datang. Talia sudah bersiap-siap, sudah mandi dan dandan yang cantik. Di apartement Andin selalu tersedia baju ganti Talia karena memang ia sesekali menginap di situ untuk menemani Andin.
Berbalut dress selutut berwarna biru laut dengan pita di bagian pinggang. Rambut panjangnya yang diurai rapi. Talia terlihat begitu cantik dan menawan.
Ting tong.. Ting tong..
Bel berbunyi, Talia sudah tau siapa yang datang. Bergegas dia bepamitan ke Andin. "Din, gue jalan dulu ya? Sepertinya Kaab uda di depan tuhh"
"Oke Lia, ingat pesan gue jangan balik terlalu malam, ntar kalau di telpon sama mama Lusi gue yang bingung mau jawab apaan"
"iya.. iya.. selalu bawel.. daahhh.." Talia melambaikan tangannya kepada Andin. Kemudian ia segera membuka pintu, terlihat Kaab yang sudah rapi di sana. Menggunakan kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana jins panjang. Menambahkan kesan cool pada lelaki itu.
"Yukk langsung jalan" ujar Talita.
Mereka berjalan menuju lift apartement itu, yang letaknya tidak jauh. Sesampainya di parkiran mereka menggunakan mobil Kaab.
Chevrolet Camaro yang sangat identik dengan mobil yang ada pada film Transformers. Body berwarna kuning dikombinasikan warna hitam, desain sangat sporty sangat cocok dengan Kaab.
Kaab melajukan mobilnya di tengah hiru pikuk kota XX yang sangat ramai.
"Sebetulnya kita mau kemana Kaab" tanya Talia yang penasaran, karena Kaab dari tadi belum memberi tahunya arah dan tujuan mereka.
"Tenang aja sayang kamu pasti suka tempatnya"
Talia menurut saja tanpa bertanya lagi.
Tidak membutuhkan waktu lama mobil yang mereka kendarai sampai di sebuah kafe area perbukitan. Pemandangan di sana sangat indah. Gemerlab lampu kota XX terlihat dengan jelas. Udara di sini juga sangat sejuk, terlihat taman bunga yang dihiasi cahaya lampu. Sungguh indah.
Talia di buat takjub akan pemandangan sekitarnya. "Wahh Kaab.. aku tidak tau kalo di kota kita ada kafe sebagus ini, sungguh indah"
Kaab tersenyum, dia senang melihat Talia bahagia. Mereka turun dari mobil, menggandeng erat tangan kekasihnya menuju tempat yang sudah dia persiapkan.
Sebelumnya Kaab sudah memesan privat tempat ini hanya untuk mereka berdua. Menyiapkan makan malam romantis untuk Talia. Meja makan disusun dengan rapi, bernuansa putih. Cahaya lilin menghiasi sekitarnya.
Talia tidak menyangka Kaab mempersiapkan semua ini hanya untuknya. "Kaab kenapa kamu mempersiapkan hal semanis ini?"
"Kenapa? kamu gak suka sayang?"
"Bukan begitu, ini sangat indah. Aku bahagia sekali. Beruntung aku menjadi kekasihmu Kaab"
"Kamu salah Talia, aku yang beruntung bisa bersamamu. Aku harap hubungan kita serius sampai ke pernikahan"
"Kamu tidak sedang melamarku kan Kaab?"
"Hahahahaha" lelaki itu tertawa mendengar pertanyaan polos dari kekasihnya. "Tidak sayang, tapi kalau kamu beranggapan seperti itu baiklah sekalian saja aku melamarmu". Segera ia berlutut di hadapan Talia.
"Gak lucu Kaab, kita masih kuliah. Aku baru lulus tahun depan. Dan kamu, baru akan melaksanakan sidang akhir bulan depan"
Kaab berdiri dari posisi berlututnya. "Iya sayang aku tau, tapi bagiku hubungan ini sangat berarti. Aku sangat mencintaimu". Mendekatkan dirinya ke pada Talia. Kaab memeluk erat pinggang Talia yang ramping. Mulai ******* bibir seksi gadisnya dengan lembut. Talia tak tinggal diam, dia membalas ******* Kaab. Merasa ada balasan, Kaab memperdalam lumatannya pada bibir seksi Talia. Agar ia bisa menikmati bibir indah ciptaan tuhan itu.
"Kruukkkk... krruuukkkk... "
Kaab menghentikan lumatannya dan tertawa. "Hahahaha kamu lapar sayang? Ya sudah makan dulu yuk"
Pipi talia merona merah, bagaimana bisa disaat-saat yang tidak tepat perutnya berdemo minta di isi. "Maaf sayang" jawab Talia dengan kepala tertunduk malu.
Kaab tersenyum "Gak papa, kita makan dulu yuk keburu makanannya dingin"
Mereka menuju meja makan, disana sudah tersedia berbagai hidangan khas indonesia. Ada sate ayam, soto, gulai kambing, nasi goreng, dan masih banyak lagi.
Talia heran ini beneran makan berdua, apa makan untuk orang satu kampung. Banyak banget hidangannya.
"Ini gak salah? Buat kita berdua aja kan?"
"Iya buat berdua aja sayang, kamu pilih aja yang kamu suka. Maaf aku gak tau makanan favoritmu." Merasa bersalah Kaab yang belum begitu tau tentang Talia. Hanya sedikit hal-hal yang Kaab tau tentang kebiasaan gadis itu, begitu juga sebaliknya. Mereka hanya sering bertemu di kampus, menghabiskan waktu di kampus bersama. sangat jarang ada moment dimana bisa jalan bersama. Paling-paling sebulan hanya sekali atau dua kali mereka jalan bersama.
"Gak papa sayang, semua aku suka kok. Aku gak pilih-pilih soal makanan. Apa yang tersaji ya aku makan. Tapi kalo sebanyak ini, aku gak sanggup. Sisanya kita berikan ke para staf kafe aja ya?". Talia selalu memperdulikan orang sekitarnya, dipikirnya dari pada mubazir, lebih baik di berikan ke pada orang.
"Iya sayang terserah kamu aja"
Selanjutnya mereka makan bersama sambil bercerita tentang kebiasaan masing-masing. Biar lebih dekat satu sama lain. Selesai makan Kaab mengajak Talia ke taman bunga, dihiasi lampu yang tidak begitu terang.
Menggenggam tangan Talia erat, seakan tak mau kehilangannya. Kaab berjalan menyusuri taman bunga.
"Oohh iya gimana kabar papa kamu kaab? apa sudah baik-baik saja?"
"Ya, sudah mendingan setelah oprasinya berjalan lancar waktu itu". Ayah kaab habis menjalani oprasi penambahan ring pada jantungnya. Papanya sudah sakit-sakitan tidak seperti dulu lagi.
Kaab berusaha keras supaya cepat lulus dan mulai membantu perusahaan papanya. Karena Kaab anak lelaki satu-satunya. Jadi hanya lelaki ini harapan papanya. Adik kaab masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
"Titip salam ya buat mama dan papamu Kaab"
"Iya nanti pasti ku sampaikan"
Talia memang pernah diajak Kaab main kerumahnya dua kali, pertama mengenalkannya terhadap orang tuannya, dan yang terakhir menjenguk papa sebelum melakukan oprasi.
Dering ponsel Talia berbunyi, Talia merogoh tas selempang yang ia gunakan. Mencari keberadaan benda pipih itu. Tertera di layar ponsel nama Andin.
"Lia, loe kemana aja sih? uda jam segini belum balik-balik? mama loe nelponin gue nyariin loe"
Gawat, Talia sampai lupa waktu saking asiknya bersama Kaab.
Harus bilang apa ia kepada mama..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ama
😊😊😊😊
2021-12-30
0
~🌹eveliniq🌹~
so sweet 💕💕
#PenaAutoon
2021-12-29
0
Titislia
lanjuuttt
2021-12-29
1