keputusan

Seperti biasa, hari ini Talia pergi ke kampus. Semalam Talia sudah memutuskan akan mencari Kaab hari ini dan meminta maaf lagi. Semoga Kaab sudah tidak marah, batin gadis itu.

"Haaiii Lia" Brilin teman sekelas Talia menyapa saat bertemu di parkiran.

"Oh, Haaii Brilin. Bareng yuk ke kelas"

"Loe uda gak dianteri bokap lagi Lia?"

"Iya uda gak, papa uda percaya gue bisa berangkat sendiri."

"Bagus deh kalo gitu, waktunya loe lebih mandiri. Gak tergantung bokap lagi"

"Dari dulu memang mau gue gitu, cuma papa aja yang terlalu khawatir"

"Ohh iya.. Loe masih berhubungan sama Kaab? "

"Ya, masih. kenapa Lin?"

"Gak, kepo aja gue, hehehe.. Soalnya.." Brilin terlihat menimang-nimang akan mengatakannya atau tidak.

"Soalnya apa?" tanya Talia penasaran

"Ach gak, gak papa kok Lia. Loe duan aja ke kelas gue ada barang yang ke tinggalan di mobil." Brilin beralasan, tidak seharusnya ia mencampuri hubungan orang pikirnya.

"Oke kalau gitu, gue duluan ya? Jangan lama-lama entar keburu masuk"

"Oke siap"

Jam pertama telah selesai, hari ini Andin tidak masuk. Tadi sempat mengabari Talia lewat whatsapp katanya sedang tidak enak badan. Rencananya nanti sepulang kuliah Talia akan mampir ke apartemen Andin. Kasian dia tidak ada yang mengurus kalau sedang sakit begini.

Masih ada waktu 1 jam lagi untuk masuk di kuliah selanjutnya. Waktu itu dipergunakan Talia untuk mencari meberadaan Kaab.

Talia coba menghubungi Kaab. "Nomer yang anda tuju sedang sibuk silahkan meninggalkan pesan"

Malah mba Feronika yang jawab, sepertinya ia sedang berada di panggilan lain.

Talia memutuskan mencari saja, barang kali ketemu. Tidak lama mencari kesana kemari akhirnya sosok Kaab terlihat sedang menelpon seseorang di koridor kampus. Samar-samar Talia mendengar

"Iya, gak segampang itu. Aku sudah turuti apa yang papa mau, aku masih berusaha. Bersabarlah sedikit lagi pa, aku pasti membantu papa membalaskan dendam itu."

"Kaab?"

Kaab berbalik, "Ta.. Talia? sedang apa di sini?" karena terkejut Kaab memutuskan panggilan sepihak.

"Ini tempat umum Kaab semua juga bisa ke sini?"

"Aahh maksudku apa kamu ada perlu denganku?"

"Ya, tapi lanjutkan aja dulu menelponnya, aku bisa nunggu."

Kaab melihat layar hand phonenya "sepertinya sudah terputus" dia berbohong.

"Papa kamu?"

"Iya, kamu dengar pembicaraanku ya?"

"Gak, aku baru saja sampai."

Kaab bernafas lega, syukurlah batinnya.

"Ohh iya Kaab apa kamu masih marah sama aku?"

"Sudah lah Talia, kita lupakan saja. Aku udah gak mau berdebat masalah itu lagi. Mungkin hanya aku saja yang serius dengan hubungan ini."

"Jangan bilang gitu Kaab, nanti tunggu papa pulang dari luar kota kita ke rumahku ya?"

"Yang bener kamu?" tanya Kaab tidak percaya.

"Menurutmu apa aku terlihat sedang bercanda?"

Senyum merekah terihat "Terimakasih sayang, kamu uda makan? ngantin yuk?"

"Belum, tapi aku ada kuliah sebentar lagi"

"Jam berapa kuliahnya?"

"Jam 12, keburu gak ya? soalnya yang masuk pak Reno. Kamu tau sendiri kilernya kaya apa"

"Emmm, masih ada waktu 30 menit lagi, sempat lah. Yukkk?" ucap Kaab langsung menarik tangan Talia menuju kantin.

Mereka memesan makanan, sambil menunggu pesanan datang, mereka mengobrol dan berseda gurau.

"Lia ada sesuatu tuh di rambut kamu" kata Kaab.

"Ehh, apa? mana?" sambil sibuk meraba rambutnya.

Kaab mendekat seraya mengambil sesuatu di kepala Talia "Nihhh.." ujarnya sambil menyilangkan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk sarang haeyo.

Talia tersipu malu, tersenyum membuang pandangan ke sembarang arah.

"Pinter kamu ya ngegombal"

"Gemes deh aku liat kamu malu-malu gitu" tambah Kaab sambil mencubit hidung Talia.

"Sakit tau Kaab, jangan kencang-kencang"

"Tambah cantik kalo pipinya merah gitu"

Di sisi lain kantin, ada beberapa pasang mata yang melihat kemesraan itu.

"Wahhh, mulai pamer kemesraan tuhh si cewe ganjen" ujar Bella wanita berambut pendek dan ikal.

"Iya, gue sebagai fens beratnya Kaab gak terima. Mel gak bisa di biarin ini mah, ngelunjak lama-lama" Anis menimpali.

"Selama ini gue cukup sabar, gue kira si kaab cuma manfaatin si ganjen itu doank, bosen di tinggal. Tapi gue tunggu-tunggu kok mereka ga bubar. Kalo gini gak bisa di biarin. Enaknya kita apakan dia?" Melisa mengatakannya dengan amarah yang terpancar di matannya. Pasalnya Melisa tergila-gila kepada Kaab. Dia sangat mengagumi gestur tubuh dan wajah tampan Kaab.

Anis terlihat akan membisikan sesuatu, Melisa dan Bella pun mendekat. Mereka adalah genk di kampus yang suka bikin onar dan terkenal bar-bar. Tak jarang banyak yang takut bila berurusan sama mereka.

Terlihat dua orang laki-laki menghampiri Kaab dan Talia.

"Haii broo, berduaan aja. Ntar kesambet lho? geser-geser gue mau duduk" ujar Doni salah satu sahabat Kaab.

"Ya elu setannya kali!!! Lagian datang-datang resek aja sih loe Don. Tempat duduk banyak.. noh.. nohh disana masih kosong" Kaab menunjuk ke arah salah satu tempat.

"Yaa elaaa Don kita ganggu kayanya nihh, dari pada jadi obat nyamuk di sini. Entar kebakar bahaya" kali ini Asep yang berbicara. "Kebakar panasnya asmara, hahahahaha" sambungnya.

"Gak, ganggu kok. Nih gue uda mau balik. Ada kelas lagi soalnya. Gue duluan ya, duluan ya Kaab" Kebetulan saat itu Talia sudah menyelesaikan makannya.

"Kamu hati-hati, ntar biar aku aja yang bayar."

Loe pada gak bisa liat orang senang dikit ya, ganggu aja" kesal Kaab saat Talia sudah tak terlihat.

"Lha dia marah Don, kan Talia emang mau balik kali. bukan salah kita yang datang. Sekalian ya bayarin punya kita? Mang.. baksonya dua ya gak pake lama" Asep memesan makanannya kepada tukang bakso di kantin kampus.

"Loe pepet terus tuhh Talia, uda dapat apa aja?" tanya Asep sambil nyomot gorengan di depannya.

"Apaan sih sep? di otak loe adanya cewek cuma buat di tidurin gitu?" Kaab merasa sedikit kesal mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut sahabatnya. Sampai sekarang hubungannya dengan Talia hanya sebatas orang pacaran normal lainnya.

"Tapi kali ini pake hati kan loe bro? asal jangan makan ati aja ntar"

"Hati ayam enak kali Don, gue juga suka." jawab Kaab asal

"Nihh anak di tanya bener-bener, gue kenal loe udah lama Kaab, biasa juga pacaran bentar uda dapat enaknya loe tinggal. Lha ini sama Talia sampe 1 tahun loe bucin, apa sih istimewanya dia ketimbang mantan-mantab loe dulu?"

"Nahh bener itu, gue juga penasaran. Emang sih Talia cantik, putih, body juga lumayan. Tapi Loe kan petualang cinta. seksian juga Farin mantan loe yang kaya gitar spayol semok depan belakang itu. Terus cantikan juga Manda kaya artis korea IU" tanya Doni yang juga ikut penasaran sama sahabatnya itu yang memilih Talia.

"Ada deh, loe nie kepo aja kaya emak-emak komplek. udah makan nohh bakso loe, keburu dingin. Ngoceh mulu"

Terpopuler

Comments

Taurus Garangan

Taurus Garangan

nyici kk

2021-12-31

0

Ama

Ama

semangat kka😊😊😊

2021-12-30

0

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

nyicil baca lg

#PenaAutoon

2021-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!