Hari ini talia ke kampus hanya untuk menghadiri satu mata kuliah. Talia berjalan gontai di koridor kampus, karena ia sungguh malas sekali hari ini, PMS membuatnya malas menjalani aktifitas.
"Haii lia, di tekuk aja tu muka"
"Haii din, lagi PMS gue. Males banget sebetulnya ke kampus, tapi takut ketinggalan mata kuliah"
"Harus semangat lia, kaya gue" kata andin yang entah mengapa ia mendapatkan energi lebih hari ini.
"Loe kenapa din? kayanya ceria banget hari nie? habis dapat doorprise loe semalam?"
Yang di tanya malah senyum-senyum
"Din apaan sih?? penasaran gue?" tambah talia, ada yang aneh dengan sikap andin, seperti orang yang sedang mabuk cinta.
"Kasih tau ga ya?" andin memancing rasa penasaran talia.
"Ohhh gitu sekarang, oke" talia pura-pura ngambek dan akan pergi meninggalkan andin
"Iya.. iya deh gue cerita, gitu aja ngambek loe" langsung andin mencegah dan menarik tangan talia. "Kemaren arkan datang ke apartemen gue"
"Serius loe? ngapain dia kesana?" tanya talia penasaran.
"Kayanya cuma mau jengukin gue, liat keadaan gue uda sembuh apa belum. Terus dia bawain gue nasi padang juga"
"Nahh benerkan, loe sama dokter arkan pasti ada sesuatu"
"Emang bener lia, gue dulu pacaran sama arkan. Itu dulu waktu gue masih di kota Y. Gue pergi gitu aja tanpa kabarin dia, jadi kita lost kontak. Nahh pas gue pingsan itu pertemuan pertama kita lagi"
"Wahh parah sih loe din, pindah gak ngasi kabar ke pacar sendiri. Tega bener loe"
"Bukan gitu lia, mama tiba-tiba aja ngajak pindah hari itu juga. Terus HP gue dibuangnya ke laut, katanya biar gak usah ingat kenangan di kota Y"
"Terus, terus?? loe balikan sama dokter arkan? dia tau loe hamil?"
"Nihh anak gak sabaran ya, nanyanya satu-satu dong"
"Iya, iya cepat lanjut ceritanya"
Andin menceritakan semua hal yang terjadi kemarin, kecuali pada saat arkan menciumnya. Tentu andin tidak akan menceritakannya, itu privasinya, dia juga malu bila menceritakan hal seperti itu.
"Gila.. parah.. baik bener tuhh dokter arkan. Masih ada ya cowok sebaik dan sesetia dia di bumi ini" seru talia saat andin selesai menceritakan semuanya.
"Iya lia, gue juga gak nyangka dia menyimpan rasa cintanya selama itu buat gue. Setelah ketemu gue kecewain dia dengan keadaan gue begini, dia masih mau nerima gue apa adanya"
"Loe ingat apa gue bilang kemaren waktu kita di kantin bareng brilin, cowok baik itu masih ada din walau 1000 banding 1. Loe harus bersyukur din, jangan sampai loe kecewain hati dokter arkan"
"Iya lia, gue akan berusaha yang terbaik. Tapi terkadang gue masih ngerasa gak pantas bersama arkan"
"Udah din, loe pantas kok dapatin yang terbaik. Yang bisa bimbing loe"
"Makasih ya lia"
"Din gue mau ke toilet dulu ya, loe duluan aja ke kelas. Nitip tas gue ya" talia menyerahkan tasnya kepada andin
"Oke deh, bye"
Di sisi lain tidak jauh dari jarak talia dan andin berbicara tadi, ada 3 pasang mata yang memperhatikan mereka dari tadi.
Mata itu memancarkan kebencian, saat melihat talia pergi ke 3 pasang mata itu mengikutinya.
Mereka mengikuti talia sampai ke toilet. Begitu talia masuk toilet, mereka yang memang sudah merencanakan hal jahat segera melancarkan aksinya.
Di kuncinya pintu toilet tempat talia berada. Lalu mereka pergi begitu saja dan tertawa puas
"Rasain tuh cewek ganjen, hahahaha" kata wanita pemimpin mereka, ia sangat puas akan aksinya
"Biar nginap tuhh di toilet, cepat pasang tulisan itu" gadis berambut ikal memerintah memasang tulisan 'Sedang di renovasi' di depan toilet.
"Biar mampus tuhh cewek di temanin dedemit dalam toilet" temannya yang satunya lagi berkata dengan muka liciknya.
Merekapun pergi meninggalkan talia yang sendirian berada di toilet.
"Tolong... tolong... ada orang di luar, bukain pintunya dong" talia berteriak sambil menggedor-gedor pintu toilet.
"Siapa sih yang iseng ngerjain gue? aduh mana gak bawa HP lagi" talia panik, sedangkan kuliah sebentar lagi akan di mulai.
Tetap berusaha menggedor pintu serta berteriak, berharap ada yang mendengarnya. Lama talia melakukan itu, tapi tak ada hasilnya. Akhirnya ia menyerah dan hanya bisa duduk menunggu ada yang menemukannya.
Andin dari tadi menunggu talia di kelas, tapi yang di tunggu tidak muncul-muncul. Kelas sudah dimulai dari 15 menit yang lalu, andin mulai gusar. Saat akan meminta izin ke luar kelas HP talia bergetar. Dengan cepat andin meraihnya, tertera nama kaab di layar HP.
"Hallo kaab, ini andin" andin mengangkatnya sambil berbisik, takut kalau dosen di depan kelas mendengarnya.
"Kok HP talia ada sama kamu din? Talianya mana?"
"Nahh itu, tadi sebelum kelas dimulai dia bilang mau ke toilet, tapi ini uda 20 menit dia gak balik-balik, loe bisa tolongin gue cari talia? Ini gue masih ada dosen di kelas, kalau pun keluar bisanya bentar aja"
"Oke oke gue langsung cari talia. Nanti gue kabarin loe lagi kalau sudah ketemu talia"
"Thanks ya kaab"
Telpon terputus, kaab segera berlari mencari talia. Tempat pertama yang menjadi tujuannya adalah toilet yang paling dekat dengan kelas talia.
Saat sampai di sana kaab melihat ada tulisan 'Sedang direnovasi' di depan toilet.
Gak mungkin talia di sini pikir kaab
Saat hendak berbalik kaab melihat kebawah seperti jepit rambut talia terjatuh di lantai. Ia ingat betul itu jepit rambut yang sering talia pakai.
"Talia.. talia.. apa kamu di dalam?" kaab berteriak, ia tidak bisa masuk begitu saja karena itu adalah toilet wanita.
Talia yang sudah lemas karena dari tadi tidak berenti berteriak mendengar suara itu.
Langsung saja ia menjawabnya dengan suara keras" Tolong.. tolong aku, aku terkunci di sini"
Mendengar itu kaab langsung masuk, mencoba membuka pintu, tapi pintu terkunci. Kaab mencoba mendobraknya, sekali, dua kali, dan yang ke tiga kalinya pintu terbuka. Talia keluar, langsung memeluk kaab. Dia betul-betul ketakutan di dalam toliet dari tadi.
"Sudah.. sudah gak papa" kata kaab sambil membalas pelukan kekasihnya.
Talia melepaskan pelukannya "Untung kamu datang kaab, aku sudah lama di dalam teriak-teriak gak ada orang yang dengar"
"Kok bisa kamu terkunci sayang? dan lagi toiletnya sedang di renovasi, kenapa kamu masuk ke dalam?"
"Renovasi? gak kok, toiletnya baik-baik aja"
Kaab mengajak talia keluar, menunjukkan tulisan itu.
"Tadi pas aku masuk, gak ada tulisan ini kaab"
Kaab berpikir sejenak lalu berkata " Berarti ada yang ngerjain kamu? siapa?"
Talia langsung terpikir 3 orang yang mungkin saja mengerjainya. Tapi ia tidak punya bukti, dia tidak bisa menuduh orang begitu saja tanpa bukti.
Jadi apa boleh buat talia hanya diam tak memberitahukannya kepada kaab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
~🌹eveliniq🌹~
lanjut baca nih keren lanjut
2022-01-06
0
Yukity
Mampir lagi Thor,
Salam dari
CINTA UNTUK YULIA
2021-12-30
0
Alya lii
next lagi thor👍👍
#penaautoon
2021-12-27
1