Virgin Blood

Aku melangkah masuk ke dalam kamar, sebuah kamar hotel tipe Presiden Suite yang tentunya sangat mahal. Perasaanku semakin tak menentu karena suasana kamar yang begitu sepi, membuatku semakin bertanya-tanya. 'Benarkah William sudah ada di kamar ini? ataukah resepsionis hotel telah membohongiku?' batinku dalam hati.

Akhirnya aku melihat sebuah siluet seseorang tampak berdiri di balkon kamar. Aku pun menghampirinya.

"Tuan William?"

Di lalu membalikkan tubuhnya. Sesosok laki-laki bertubuh tinggi yang mengenakan stelan jas berwarna biru tua, dan kemeja abu-abu. Garis wajahnya tegas dan begitu sempurna, hidungnya yang mancung serta tatapan mata yang tajam. Tubuhnya yang begitu atletis membuatku semakin terpesona dan tak sabar ingin bermesraan dengannya. 'Sangat tampan.' gumamku dalam hati sambil menelan ludah.

"Senang bisa bertemu dengan anda." katanya sambil mengulurkan tangan padaku.

"Sama-sama Tuan."

"Mau menemaniku makan malam?"

"Tentu."

Akhirnya aku menemaninya makan malam terlebih dahulu di dalam kamar hotel, sebuah hidangan yang begitu istimewa untuk jamuan makan malam. Awalnya aku berpikir aku akan melewati suasana yang romantis bersamanya, tapi dugaanku salah, ternyata William orang yang sangat dingin, aku benar-benar dibuat bosan olehnya. Selama makan malam hanya ada keheningan yang tercipta.

Selesai makan, dia lalu mengajakku untuk melihat pemandangan di balkon kamar. 'Apa-apaan ini? Apakah aku hanya sekedar menemaninya untuk melakukan semua hal yang tidak penting ini?'

Akhirnya aku pun mencoba berbasa-basi dengannya. "Darimana anda mengenal saya Tuan?"

"Siapa yang tidak mengenalmu Nona Kanaya?"

Aku hanya bisa tersenyum mendengar kata-katanya. "Apa yang kau inginkan dariku?

"Bukankah kita sudah berkencan?"

'S**t.' batinku dalam hati.

"Ada yang salah dengan caraku mengajakmu berkencan Nona Kanaya?"

Aku hanya tersenyum. "Apakah kita sudah selesai berkencan Tuan? Jika sudah, aku akan pulang."

"Menurut anda?"

'Apa-apaan ini? Dia mau ngerjain gue?'

"Maaf Tuan, saya tidak tahu kita sudah selesai atau belum karena anda yang mengajak saya, jika anda sudah mendapatkan apa yang anda inginkan dari saya, maka saya bisa pulang sekarang juga."

"Kenapa anda tampak begitu terburu-buru Nona Kanaya?"

"Saya tidak terburu-buru Tuan, apa kita hanya akan menghabiskan malam ini dengan berbicang-bincang seperti ini?"

"Lalu menurut anda, kita harus berbuat apa?"

'Benar-benar psiko nih cowok.' batinku dalam hati. Akhirnya aku hanya diam karena akan membuatku semakin dongkol.

"Baik jika anda diam saja, tubuh saya rasanya begitu lelah, saya pamit tidur Nona."

"Baik saya pamit pulang Tuan William."

"Heiiii saya sudah membayar anda begitu mahal dan anda akan meninggalkan saya begitu saja malam ini?"

"Lalu apa yang harus saya lakukan? Saya baru pernah berkencan dengan orang seperti anda."

"Hati-hati dengan perkataan anda Nona, aku bisa saja berbuat yang aku mau jika kamu berani menantangku."

Aku semakin kesal mendengar kata-katanya. Perasaanku yang sudah dipenuhi rasa emosi lalu menghampirinya kemudian mendekatkan wajahku padanya. Perlahan aku mulai menempelkan bi*irku pada bibirnya, awalnya dia hanya diam namun lama-lama dia pun tak kuasa menahan pesonaku, bahkan kini dia yang lebih menguasai c*uman ini.

Aku lalu melepaskan b*birnya. "Apakah sudah selesai Tuan William? Saya akan pulang sekarang juga." kataku sambil berlalu meninggalkannya. Dia lalu mengejarku dan memeluk tubuhku. "Sial, akhirnya kamu yang menang." katanya sambil berbisik di telingaku.

Aku pun tertawa. "Anda sekarang tahu siapa Kanaya bukan?"

Dia hanya tersenyum kecil padaku. "Aku tahu semuanya tentangmu. Berapa hargamu?"

"Bukankah anda sudah mentransfer saya? kenapa anda menanyakan harga saya lagi?"

"Aku tahu kamu masih p*ra*an, berapa harganya Nona Kanaya? Satu milyar? biasanya itu kan yang anda tawarkan? Bagaimana kalau sekarang aku membayar dua miliar untuk semua itu. Tapi dengan satu catatan."

"Apa itu?"

"Aku akan melakukan perjalanan bisnis ke Eropa bersama teman-temanku, aku ingin kau berpura-pura menjadi pacarku selama satu minggu."

'Benar-benar tawaran yang menggiurkan, angka yang cukup besar untuk nilai sebuah kehormatan dan berjalan-jalan di luar negeri, benar-benar sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.' batiku dalam hati.

"Bagaimana Nona Kanaya?" tanya William lagi.

"Baik, itu tidak sulit Tuan."kataku sambil menghampirinya. Aku sebenarnya tidak menyangka jika malam ini adalah akhir perjalananku mempertahankan kehormatan yang kumiliki. Sedari dulu sebenarnya aku mau melepasnya namun belum ada yang berani seperti William.

'Dua miliar angka yang cukup besar.' batinku dalam hati.

Dia lalu mulai kembali memeluk tubuhku, dan mendekatkan bi*irnya pada bibirku lalu menc**m bibi*ku dengan begitu lembut. Aku yang sudah tak kuasa menahan hasrat di hati semenjak awal bertemu dengannya membalas ci*mannya dengan begitu bergairah.

Kami lalu ber**uman sambil menjatuhkan tubuh kami ke atas tempat tidur, lalu dia mulai menanggalkan pakaianku satu per satu sampai akhirnya darah mengalir membasahi seprei di atas tempat tidur hotel ini.

"Kau adalah milikku." bisik Willian di telingaku. Setelah itu, kami melakukannya beberapa kali sampai kelelahan dan akhirnya tertidur. Mata kami mulai terbuka saat sinar matahari mulai masuk melewati celah jendela.

"Tuan saya pamit pulang." kataku sambil mengenakan pakaian.

"Baik, kita bertemu nanti sore di Bandara."

"Baik Tuan, terimakasih untuk malam ini."

Aku lalu pulang ke apartemenku dengan menaiki taksi online. Saat kubuka pintu kamar di apartemenku, aku melihat Tania tengah tidur di atas tempat tidurku. Spontan aku melemparkan tasku ke tubuhnya. "Woyyy bangun udah siang." kataku sambil tertawa, saat melihatnya bangun.

"Kanayaaa loe ganggu tidur gue aja, loe tau ga semalaman gue nungguin kabar dari loe sampai gue ga tidur, gue cemas sama keadaan loe."

"Ups soriiii Tan, gue semalam tidur sama William."

"Tuh kan jahat banget, loe ga bilang bakal habisin waktu semalaman sama William, ponsel loe juga ga aktif waktu gue telpon, ngrepotin gue mulu loe Nay! Eh ngomong-ngomong hebat juga lo Nay bisa taklukin laki-laki batu kaya dia!"

"Jangan pernah main-main sama Kanaya kalau masalah menaklukin laki-laki hahhaha, tapi gue minta maaf deh Tan udah bikin loe cemas, habis ini gue janji bakal bayarin loe belanja deh."

"Nahhh gitu dong!" kata Tania sambil tertawa.

"Gue jadi penasaran nih, semalaman loe ngapain aja Nay sama William?"

"Kepo banget sih loe, rahasia!"

"Jadi loe mau main rahasia-rahasiaan sama gue."

Aku hanya bisa tertawa melihat Tania yang menatapku dengan tatapan penuh curiga.

"Jangan-jangan loe udah lakuin itu ya sama William?"

"Apaan sih? gue ga ngerti gue mau mandi dulu ya." kataku sambil berlalu menuju ke kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Miss_Queen

Miss_Queen

luar biasa

2021-10-02

0

Afid Setiawan

Afid Setiawan

uwow

2021-09-30

1

Polaris

Polaris

pecah ,😂

2021-09-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!